Bisakah Kita Buang Sampah ke Luar Angkasa atau ke Matahari? Begini Kata Ilmuwan
Elon Musk bisa mengirimkan ribuan satelit ke orbit rendah Bumi. Wajar jika pertanyaan itu muncul.
Setelah melihat Elon Musk, pemilik Space X, mengirim ribuan satelit ke orbit rendah Bumi, wajar saja jika muncul pertanyaan, mengapa kita tidak bisa meluncurkan semua sampah di Bumi ke luar angkasa? Atau bahkan langsung ke Matahari?
John L. Crassidis, profesor Teknik Mesin dan Kedirgantaraan di Universitas Negeri New York mengatakan kepada Popular Science, "Sama sekali tidak layak dari segi biaya. Anda memerlukan banyak dorongan dan banyak bahan bakar untuk meluncurkan sampah-sampah itu," kata dia.
-
Di mana sampah luar angkasa berada? Melansir dari situs BGR, Minggu, (2/9), menurut Badan Antariksa Eropa, Bumi ini dikelilingi oleh 26.500 keping puing dengan lebar 4 inci.
-
Di mana sampah luar angkasa itu berada? Jarak sampah luar angkasa ini beragam, dimulai dari 700 hingga 360.000 kilometer di atas permukaan Bumi.
-
Mengapa sampah luar angkasa berbahaya? Meskipun sampah luar angkasa telah diawasi oleh Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD) agar tidak saling bertabrakan, bukan berarti kemungkinan itu tidak akan terjadi. Potongan roket atau satelit yang sudah tidak terpakai lagi ini dapat menyebabkan terhambatnya penelitian serta eksperimen luar angkasa.
-
Dimana sampah luar angkasa itu jatuh? Benda logam seberat 0,7 kg itu membuat lubang di atap melalui dua lapisan langit-langit di rumah Alejandro Otero di Naples, Maret lalu.
-
Kapan buah angkung matang? Buah angkung memiliki warna biru tua dan daging berwarna merah keunguan saat sudah matang.
-
Bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi? Sebenarnya, ada tiga pemicu bagaimana sampah luar angkasa bisa terjadi. Bisa jadi ada tabrakan antara satelit dengan satelit lainnya. Adanya puing-puing angkasa atau satelit mati yang terabaikan juga bisa menjadi penyebab lainnya. Terakhir, adanya asteroid atau meteorit mikro yang tanpa diprediksi menghantam satelit juga bisa menjadi penyebab.
Profesor Crassidis menjelaskan, seandainya sampah akan dibuang ke Matahari. Pertama, Anda harus mengumpulkan semua sampah dan menaruhnya di lokasi pusat. Kemudian menaruh sampah sebanyak itu ke roket untuk mengirim muatan itu ke Matahari.
Bertabrakan dengan satelit
Dia menegaskan hal itu membutuhkan triliunan dolar karena roket hanya dapat meluncurkan sejumlah barang tertentu dalam satu waktu.
Selain itu, tantangan lainnya adalah bahwa sampah di Bumi tidak dapat dibuang ke sembarang tempat, meskipun nyatanya hal itu terjadi di Bumi.
Namun, jika bisa mengumpulkan semua sampah dan membawanya keluar angkasa. Profesor Carradis memperingatkan “Anda harus menjauhkannya dari pengaruh Bumi, setidaknya 35.405,6 kilometer dari permukaan. Jika tidak, sampah akan bertabrakan dengan satelit,” jelasnya.
Untungnya, jika sampah tersebut kembali ke Bumi, sebagian besar dari sampah tersebut akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan masih ada bagian yang tersisa dari sampah itu untuk jatuh ke Bumi.
- Ramai-ramai Ilmuwan Minta Elon Musk Hentikan Peluncuran Starlink, Ada Apa?
- Elon Musk Pernah Menguji Mitos Kesuksesan Roket Falcon 1, Hasilnya Benar-benar Jadi Kenyataan
- Elon Musk Girang Dapat Proyek Rp 13,8 Triliun dari NASA Buat Pesawat Luar Angkasa yang Bisa Hancurkan ISS
- Ilmuwan Ungkap Ribuan Satelit Elon Musk Ganggu Pengamatan Astronomi
Lalu, bagaimana jika sampah langsung dibuang ke Bulan? "Anda tentu tidak ingin membuangnya ke sekitar Bulan, karena sampah itu bisa jatuh ke Bulan, kan? Anda ingin sampah kita menumpuk di Bulan?” kata Crassidis.
Crassidis mengatakan jika 200 tahun dari sekarang bisa jadi umat manusia akan menjelajah Mars dan tentunya kita tidak ingin ada sampah di sana. Selain itu, hal tersebut bisa menjadi bumerang untuk manusia suatu hari nanti.
Meski begitu, profesor Crassidis yakin ide untuk meluncurkan sampah ke Matahari suatu hari nanti dapat berhasil dengan asumsi perkembangan teknologi di masa depan akan memungkinkan hal tersebut.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti