China Akui Efektivitas Vaksin Covid-19 Buatan Negaranya Rendah, Sinovac Hanya 50,4%
Sejauh ini China sudah mendistribusikan ratusan juta vaksin ke berbagai negara.
Direktur Pusat Pengendalian Penyakit China Gao Fu dalam jumpa pers dua hari lalu di Kota Chengdu mengakui vaksin Covid-19 buatan negaranya mempunyai efektivitas yang rendah. Pemerintah China mempertimbangkan mengkombinasikan vaksin untuk memberi perlindungan yang lebih baik.
Sejauh ini China sudah mendistribusikan ratusan juta vaksin ke berbagai negara.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa cecak diekspor ke China? China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Apa yang sedang dirancang oleh China di luar angkasa? China sedang Merancang Teleskop Luar Angkasa yang Tujuannya Bisa Kalahkan Hubble, Begini Spesifikasinya Demi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu.
-
Virus apa yang ditemukan pada bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat di peternakan bulu di China? Peneliti menemukan lebih dari 100 virus ditemukan di bangkai cerpelai, babi guinea, dan muskrat.
"Saat ini sudah dalam pertimbangan apakah kita akan memakai vaksin dari jalur teknis yang berbeda untuk proses imunisasi," kata Gao, seperti dilansir laman Aljazeera, Minggu (11/4).
Efektivitas vaksin Sinovac buatan China dalam mencegah penularan dengan gejala hanya mencapai 50,4 persen, menurut para ahli di Brasil. Sebagai perbandingan, vaksin yang dibuat Pfizer-BioNTech mencapai 97 persen efektivitasnya.
Hingga kini Beijing belum menyetujui vaksin buatan asing untuk digunakan di China.
Gao memang tidak merinci rencana pengubahan strategi pemakaian vaksin lain, namun dia menyebut teknik mRNA yang sudah diuji coba oleh sejumlah produsen vaksin negara Barat, sementara China selama ini membuat vaksin dengan teknologi tradisional.
"Semua harus mempertimbangkan keuntungan vaksin mRNA bagi kemanusiaan," kata Gao. "Kita harus mengikuti ini dengan cermat dan tidak mengabaikannya hanya karena kita sudah punya sejumlah vaksin."
mRNA
Gao sebelumnya pernah mempertanyakan efektivitas vaksin mRNA. Media pemerintah Xinhua sempat mengutip pernyataan Gao pada Desember lalu yang menyebut dia tidak akan mengabaikan efek samping dari vaksin mRNA karena teknik itu baru pertama kali digunakan.
Sejumlah media China dan blog yang membahas kesehatan dan sains juga mempertanyakan keamanan dan efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech yang memakai teknik mRNA.
Gao mengatakan hingga 2 April lalu sudah 34 juta warga China mendapat dua dosis vaksin buatan China dan 65 juta baru mendapat satu dosis.
Para ahli mengatakan menggunakan kombinasi vaksin atau imunisasi sekuensial, bisa meningkatkan efektivitas vaksin. Sejumlah uji coba di seluruh dunia kini tengah mencoba kombinasi vaksin.
Para peneliti di INggris kini tengah meneliti kemungkinan kombinasi vaksin Pfizer-BioNTech dengan AstraZeneca.
Baca juga:
Polisi Denda PM Norwegia Rp34 Juta karena Langgar Aturan Penyekatan
Bhutan Vaksinasi 470.000 Penduduk Hanya dengan 37 Dokter dalam Sembilan Hari
Wali Kota Venezuela Tandai Rumah Pasien Covid-19 dengan Simbol Merah
Ilmuwan Serukan Penyelidikan Baru Asal Usul Virus Corona, Dengan atau Tanpa China
Malaysia Tetap Gunakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Walaupun Ada Laporan Efek Samping
Penelitian: Sepertiga Penyintas Covid-19 Alami Gangguan Mental
Makan Malam di Restoran, Menteri Prancis Diselidiki karena Langgar Pembatasan Covid
Dihukum Squat Jump 300 Kali karena Langgar Lockdown, Pria Filipina Meninggal