Delapan Demonstran di Myanmar Tewas Saat Polisi Menembak ke Arah Massa Anti-Kudeta
Korban tewas kembali berjatuhan dalam aksi unjuk rasa massal di berbagai kota dan daerah di Myanmar, menentang kudeta militer.
Korban tewas kembali berjatuhan di Myanmar, saat aparat menembak ke arah demonstran. Pada Kamis (11/3), delapan orang dilaporkan tewas ketika pasukan keamanan mengeluarkan tembakan ke arah para pengunjuk rasa penentang kudeta. Demikian disampaikan sejumlah saksi mata.
Amnesty International menuding militer mengadopsi taktik perang terhadap para demonstran.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa moto dari Kepolisian Republik Indonesia? Polri mempunyai moto Rastra Sewakottama yang artinya Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Motto tersebut diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu Rastra (bangsa/rakyat) dan Sevakottama (pelayan terbaik). Jadi, Rastra Sewakottama dapat dimaknai "pelayan terbaik bangsa/rakyat"
-
Siapa yang ditangkap oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan? Iya benar, Pelaku pembunuh Fonda sudah ditangkap. Pelaku tertangkap di daerah Binjai dan kedua kakinya ditembak karena sempat melawan petugas,"
-
Apa yang ditemukan di makam komandan militer Mesir Kuno? Tim arkeolog merasa kecewa ketika mengetahui bahwa penemuan besar ini ternyata sudah dirampok oleh para pencuri makam, dan peti mati tersebut dihancurkan sehingga mumi Wah-Ib-Ra Meri Nate diambil.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
Enam orang tewas di pusat kota Myaing ketika aparat menembak para demonstran. Seorang pria yang ikut berunjuk rasa dan membantu membawa korban ke rumah sakit mengatakan kepada Reuters melalui telepon.
Seorang tenaga kesehatan di sana membenarkan enam kematian ini.
“Kami beraksi secara damai,” kata pria 31 tahun itu, dikutip dari The Straits Times, Jumat (12/3).
“Saya tak bisa percaya mereka melakukannya,” sesalnya.
Satu orang tewas di distrik Dagon Utara di Yangon, kata para saksi mata. Foto yang diunggah di Facebook menunjukkan seorang pria tengkurap di jalan, kepalanya berdarah.
Sementara itu satu kematian dilaporkan di Mandalay.
Amnesty International menuduh tentara menggunakan kekuatan mematikan dalam menghadapi massa pengunjuk rasa dan mengatakan berbagai pembunuhan yang telah didokumentasikan sama dengan eksekusi di luar hukum.
“Ini adalah komandan tanpa penyesalan yang telah terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, mengerahkan pasukan dan metode pembunuhan di tempat terbuka,” jelas Direktur Tanggap Krisis Amnesty International, Joanne Mariner.
Juru bicara junta, Brigjen Zaw Min Tun mengatakan pada konferensi pers, kerusuhan bukanlah situasi yang harus menjadi perhatian komunitas internasional. Dia juga mengatakan Barat membuat asumsi yang tidak benar.
Militer sebelumnya mengatakan mereka bertindak dengan sangat menahan diri dalam menangani apa yang digambarkannya sebagai demonstrasi oleh “pengunjuk rasa huru hara” yang mereka tuduh menyerang polisi dan merusak keamanan dan stabilitas nasional.
(mdk/pan)