Diduga Ada Bantuan Israel, Begini Kronologi Presiden Suriah Bashar al-Assad yang Digulingkan Pemberontak
Rangkaian peristiwa yang membawa jatuhnya Bashar al-Assad di Suriah dimulai dengan serangan mendadak oleh HTS hingga pengaruh global yang signifikan.
Jatuhnya Bashar al-Assad dari kursi kepresidenan Suriah menjadi salah satu kejadian yang paling mengejutkan tahun ini. Dalam waktu singkat, tepatnya hanya 11 hari, kelompok pemberontak Suriah yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil menguasai ibu kota Damaskus. Konflik yang telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun ini kini memasuki fase yang mengejutkan banyak pihak. Keberhasilan ini dipicu oleh lemahnya dukungan internasional terhadap Assad, terutama dari negara-negara sekutunya seperti Rusia dan Iran.
Serangan cepat yang dilancarkan oleh para pemberontak juga diperkuat oleh kurangnya motivasi di kalangan angkatan bersenjata Suriah, yang telah lama tertekan akibat krisis ekonomi dan moral yang parah. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan adanya keterlibatan Israel dalam momen krusial tersebut. Dalam laporan ini, kami akan membahas secara mendalam mengenai kronologi peristiwa, peran aktor-aktor global, serta dampak signifikan yang menyertai runtuhnya rezim Assad.
- 250 Kali Serangan Udara Israel Hancurkan Fasilitas-Fasilitas Militer Suriah, Tanpa Kecaman dari Pemberontak yang Baru Berkuasa
- Diduga Kabur Setelah Digulingkan Pemberontak, Intip Profil Presiden Suriah Bashar al-Assad
- Kronologi Jatuhnya Kekuasaan Bashar Al-Assad di Suriah, Tumbang dalam 11 Hari
- Sosok Bashar al-Assad, Presiden Suriah yang Dikabarkan Melarikan Diri dari Negaranya
Berikut adalah langkah-langkah penting yang membawa perubahan besar bagi Suriah.
Tindakan Pertama Pemberontak: Serangan di Aleppo
Pada tanggal 27 November, kelompok pemberontak Suriah melancarkan serangan mendadak di Aleppo. Kota ini menjadi lokasi strategis pertama yang berhasil dikuasai oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Langkah ini menandai awal perubahan signifikan dalam dinamika konflik Suriah setelah periode stagnasi yang cukup lama.
HTS, yang sebelumnya memiliki kekuatan besar di daerah Idlib, menunjukkan kemampuan mereka dengan melakukan manuver yang cepat dan terencana. Keberhasilan ini mengindikasikan adanya kelemahan dalam pertahanan militer Assad, yang kini mulai kehilangan kendali atas wilayah-wilayah penting secara signifikan.
Perebutan Kota Strategis: Hama dan Homs
Setelah meraih kemenangan di Aleppo, para pemberontak melanjutkan langkah mereka menuju Hama pada tanggal 3 Desember. Dalam kurun waktu dua hari, kota tersebut berhasil dikuasai oleh HTS, dan selanjutnya, perebutan kota penting Homs terjadi pada 7 Desember.
Menurut para analis, salah satu faktor utama yang menyebabkan kekalahan rezim Assad adalah lemahnya dukungan dari Rusia dan Iran. Selain itu, serangan yang dilakukan secara besar-besaran ini juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak siap menghadapi tekanan militer di berbagai lini.
Puncak Konflik
Damaskus, yang merupakan ibu kota Suriah, kini menjadi pusat perhatian setelah serangan besar yang dilakukan oleh HTS. Pada tanggal 8 Desember, kelompok tersebut mengumumkan pencapaian signifikan setelah berhasil merebut pusat kekuasaan yang dikuasai oleh Assad. Kemenangan ini dirayakan sebagai awal baru bagi Suriah di bawah kendali para pemberontak.
Dalam pidatonya, pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, menyatakan bahwa kemenangan ini adalah momen yang sangat bersejarah. Ia juga menekankan pentingnya adanya rekonsiliasi nasional serta perlunya mengakhiri pengaruh asing, termasuk dari Iran, di Suriah.
Spekulasi Bantuan Israel dalam Konflik
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan pernyataan yang menuai kontroversi terkait dengan jatuhnya rezim Assad. Dalam pernyataannya, ia menyatakan bahwa langkah-langkah yang diambil Israel terhadap Iran dan Hizbullah telah secara tidak langsung memberikan dukungan kepada kelompok pemberontak untuk merebut wilayah dari pemerintah Suriah.
Namun, sejumlah analis meragukan klaim tersebut dan berpendapat bahwa kejatuhan Assad lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor internal di dalam Suriah serta pergeseran fokus Rusia ke konflik yang terjadi di Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa situasi di Suriah jauh lebih kompleks dan tidak dapat disederhanakan hanya pada tindakan luar negeri Israel.
Dampak Kejatuhan Assad: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Jatuhnya Bashar al-Assad menandai dimulainya fase baru dalam sejarah Suriah. Setelah melarikan diri ke Rusia, banyak kalangan yang mempertanyakan apa yang akan terjadi selanjutnya di Suriah, yang kini dikuasai oleh kelompok-kelompok Islamis.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, melihat kejatuhan ini sebagai kesempatan besar untuk melakukan rekonstruksi di Suriah. Namun, tantangan yang signifikan tetap ada, terutama dalam usaha mempertahankan stabilitas di tengah perubahan dinamika politik yang terjadi.
Apa penyebab utama jatuhnya Bashar al-Assad?
Dukungan internasional yang minim dari Rusia dan Iran, serta adanya krisis ekonomi dan moral di dalam tubuh militer Suriah, menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap situasi yang dihadapi. Ketidakstabilan ini mengakibatkan lemahnya kemampuan militer Suriah untuk menghadapi tantangan yang ada.
Siapa yang memimpin pemberontakan kelompok HTS?
HTS merupakan kelompok Islamis Sunni yang dulunya memiliki afiliasi dengan Al-Qaeda. Saat ini, mereka berupaya untuk memperbaiki citra mereka agar dapat memperoleh pengakuan di tingkat internasional.
Apa kontribusi Israel dalam konflik ini?
Israel dilaporkan memberikan tekanan terhadap Iran dan Hizbullah, yang berimbas pada melemahnya posisi Assad secara tidak langsung. Meskipun demikian, ada perdebatan mengenai sejauh mana keterlibatan langsung Israel dalam situasi ini.