Heroik, 5 orang ini tewas pasang badan demi selamatkan orang lain
Heroik, 5 orang ini tewas pasang badan demi selamatkan orang lain. Perbuatan baik terhadap orang lain niscaya akan membuat kita juga ditolong orang lain ketika membutuhkan. Sebagai sesama manusia, sudah selayaknya kita saling tolong-menolong.
Sebagai sesama manusia, sudah selayaknya kita saling tolong-menolong. Terlebih lagi ketika ada orang yang mendapat musibah. Perbuatan baik terhadap orang lain niscaya akan membuat kita juga ditolong orang lain ketika membutuhkan.
Dalam peristiwa serangan teror atau bencana alam, misalnya, kita pernah mendengar ada orang-orang yang rela mengorbankan nyawa mereka demi menyelamatkan orang yang dikasihi. Perbuatan mereka tentu sungguh mulia dan membuat orang lain kagum.
-
Di mana pemukiman orang Austronesia ditemukan di China? Arkeolog China baru-baru ini menemukan pemukiman orang Austronesia yang berasal dari 7.300 tahun yang lalu di Pulau Pingtan, Provinsi Fujian.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang sedang dirancang oleh China di luar angkasa? China sedang Merancang Teleskop Luar Angkasa yang Tujuannya Bisa Kalahkan Hubble, Begini Spesifikasinya Demi menglahkan Hubble, China membuat teleskop yang punya spesifikasi tinggi.
-
Siapa yang memuji ambisi China di luar angkasa? Ambisi China itu ternyata diapresiasi oleh Elon Musk.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa saja yang sudah dicapai China dalam ambisinya di luar angkasa? Lab Wentian, atau "Quest for the Heavens", diharapkan dapat melakukan penelitian biologi dan ilmu kehidupan.
Di bawah ini ada lima kisah pengorbanan nyawa yang luar biasa. Para pelaku rela mengorbankan nyawa, pasang badan demi menyelamatkan orang lain. Siapa saja mereka? Simak ulasannya berikut ini versi merdeka.com:
Pria ini korbankan nyawa demi lindungi istri dari gempa Taiwan
Tim penyelamat berhasil menarik keluar Tsao Wei-ling, 45 tahun, dari timbunan reruntuhan gempa di Kota Tainan, Taiwan, yang terjadi dua hari lalu.
Dia ditemukan berada di balik tubuh suaminya yang sudah tewas tertimpa bongkahan tembok apartemen yang roboh akibat gempa berkekuatan 6,4 skala Richter, seperti dilansir koran the Daily Mail, Senin (8/2). Rupanya sang suami nekat pasang badan demi melindungi istrinya dari reruntuhan bangunan.
Dalam peristiwa itu sedikitnya 37 orang dinyatakan tewas dan ratusan lainnya masih hilang.
Selain suaminya, Tsao juga kehilangan putranya yang baru berumur dua tahun. Anaknya ikut tewas tertimpa reruntuhan. Sedangkan lima anggota keluarganya yang lain belum diketahui nasibnya.
Stasiun televisi Taiwan melaporkan, Tsao sempat berteriak 'Saya di sini' ketika tim penyelamat tengah menggali reruntuhan.
Lebih dari seratus orang diyakini masih terjebak di bawah puing-puing bangunan apartemen di saat liburan keluarga untuk perayaan Tahun Baru Imlek hari ini.
Data menyebutkan ada 260 orang tinggal di gedung apartemen itu tapi Wali Kota William Lai mengatakan saat ini sedikitnya ada 300 orang di dalam sana yang ingin merayakan liburan Tahun Baru Imlek.
Korban tewas sandera Sydney sempat rebut senjata pelaku
Manajer Kafe Lindt Tori Johnson, 34 tahun, yang jadi korban tewas bersama Katrina Dawson, 38 tahun, dalam penyanderaan Sydney, Australia, kemarin, sempat bertindak heroik dengan berusaha merebut senjata pelaku buat melindungi korban sandera lain.
Johnson akhirnya tewas ditembak Man Haron Monis, pelaku penyanderaan selama 16 jam yang mencekam itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (16/12/2014).
Seluruh korban sandera yang berjumlah 17 itu akhirnya berhasil tuntas dikelurkan dari lokasi kejadian pada pukul 02.00 pagi setelah pelaku ditembak mati polisi.
Johnson sudah menjadi manajer di kafe yang juga menjual cokelat itu selama dua tahun.
Kedua orangtuanya menyebut putra mereka sebagai anak manis.
"Kami sangat bangga kepada anak manis kami Tori, dia sudah tiada tapi akan terus dikenang dalam ingatan. Dia adalah sosok yang luar biasa, putra sekaligus kakak terbaik yang pernah kami miliki," kata pernyataan orangtua Johnson dirilis kemarin, Ken dan Rosemary.
Sedangkan Dawson, sudah memiliki tiga anak, semuanya berusia di bawah sepuluh tahun. Dia adalah seorang barista di sebuah kafe di seberang lokasi penyanderaan. Dawson tewas di rumah sakit.
Ibu ini tewas karena lindungi bayinya dari serangan rudal
Alexandra Klimenko pekan lalu berangkat dari rumahnya di Kramatorsk, Ukraina, untuk menjemput anaknya yang berusia tiga tahun dari rumah penitipan anak ketika serangan rudal menghantam jalanan.
Ketika debu dan puing-puing sudah dibersihkan warga, mereka menemukan perempuan 33 tahun itu sedang mendekap bayinya untuk melindunginya dari serangan rudal itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Selasa (17/2/2015).
Dia tewas terkena ledakan rudal yang ditembakkan tentara pro Rusia dari jarak 128 kilometer.
Saat itu dia sedang terburu-buru. Anak laki-laki pertamanya berusia tujuh tahun sedang sakit flu di rumah. Dia ingin segera bisa pulang ke rumah secepat mungkin ketika pergi menjemput bayi tiga tahunnya.
Di Ukraina, serangan rudal bisa menghantam kapan saja ketika orang sedang mengerjakan aktivitas sehari-hari.
Rudal itu menghantam ketika dia hanya berjarak dua langkah dari bangunan tempat menjemput bayinya. Roket itu menghancurkan jendela dan sejumlah mobil.
Para tetangga melihat Alexandra melompat ke atas tubuh bayinya untuk melindungi dari ledakan. Pecahan roket itu mengenai tangan bayinya dan langsung menewaskan Alexandra di tempat.
"Tetangga saya memberitahu untuk menelepon Alexandra ketika kami mendengar suara ledakan. Saya tidak menyangka akan jadi seperti ini," kata bibi Alexandra, Tatyana Alexandrovna Sabtu lalu.
Dokter mengatakan putra Alexandra itu harus diamputasi tangannya untuk menyelamatkan nyawanya.
"Saya ingin mengajak dia (anaknya) melihat jenazah ibunya di dalam peti mati dan memberinya kecupan selamat tinggal. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Dia terus menanyakan ibunya. Saya tidak tahu harus bagaimana," kata Alexander, suami Alexandra yang bekerja di Moskow.
Remaja 15 tahun sergap pelaku bom bunuh diri di sekolah Pakistan
Namanya adalah Aitzaz Hasan, usianya 15 tahun. Dia pelajar kelas tiga SMP Ibrahimzai, asal Distrik Hangu, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Pada saat kejadian, 6 Januari 2014, Hasan dan sepupunya, Musadiq Ali Bangas berangkat sekolah seperti biasa. Di tengah jalan, keduanya bertemu seorang pemuda usia 20-an tahun yang tidak dikenal, menanyakan alamat sekolah mereka. Ketiganya berjalan beriringan karena searah. Sekolah saat itu sedang menggelar upacara bendera, sehingga nyaris 2.000 pelajar berada di halaman.
Seperti dilaporkan Sydney Morning Herald (11/1/2014), lambat laun, Hasan merasa gelagat pemuda itu semakin aneh. Orang asing itu mengaku ke SMP Ibrahimzai untuk ikut ujian masuk.
Sang sepupu lalu membisikkan bahwa di dada pemuda itu ada rompi yang aneh, kemungkinan bom. Saat ketiganya semakin mendekati gerbang sekolah, Hasan memberanikan diri mengejar pemuda itu. Sadar sudah dicurigai, pelaku bom bunuh diri itu mempercepat langkahnya. Hasan berhasil menghentikan dan menjatuhkan orang mencurigakan ini tepat di depan gerbang sekolah. Panik, sang pelaku meledakkan dirinya.
Hasan tewas setelah dilarikan ke rumah sakit, menyelamatkan ribuan nyawa teman-teman sekolahnya.
Pemerintah Pakistan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Hasan. Jamiat Ulama Pakistan telah memfatwakan bahwa Hasan adalah sosok mujahid sesungguhnya. Kisah perjuangan Hasan diliput oleh media massa Pakistan.
"Dia adalah pahlawan kami, keberanian (Hasan) menginspirasi Pakistan hari ini dan di masa depan," kata Jenderal Angkatan Darat Pakistan, Raheel Sharif.
Bocah tiga tahun selamat setelah dilindungi kedua orang tuanya dari reruntuhan
Seorang ayah dan ibu ditemukan dalam posisi melindungi putri mereka berusia tiga tahun dari reruntuhan gedung yang roboh di China.
Ketiga korban kemudian dibawa ke rumah sakit tapi sang ayah dan ibu dilaporkan meninggal setelah tiba di rumah sakit.
Sebanyak 22 orang dinyatakan tewas kemarin setelah bangunan rumah empat lantai roboh di Kota Wenzhou, sebelah timur Provinsi Zhejiang, seperti dilansir koran the Daily Mail, Selasa (11/10). Sejauh ini penyebab bangunan roboh belum diketahui.
Bocah tiga tahun bernama Wu Ningxi itu dilaporkan selamat dengan luka ringan. Petugas penyelamat menemukan keluarga itu terkubur hidup-hidup di ruang tengah rumah.
Menurut laporan, bangunan yang roboh itu dihuni oleh para pekerja migran yang tinggal di kota untuk bekerja.
Bangunan itu roboh dua hari lalu pukul 04.00 di kawasan Lucheng. Tim penyelamat hingga kini masih mencari tahu ada berapa orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Â
(mdk/pan)