Hutan Dibabat Sampai ke Akarnya, Virus dari Hewan Liar Merajalela ke Manusia
Penelitian yang menyoroti kontak antara manusia dan primata di sebelah barat Uganda menjadi pelajaran berharga bagi dunia yang kini menghadapi pandemi corona dan strategi untuk mencegah pandemi global berikutnya.
Penelitian Universitas Stanford yang dipublikasi bulan ini mengungkapkan, pembabatan hutan yang merajalela meningkatkan kemungkinan berbagai virus dan patogen lain berpindah dari hewan liar ke manusia.
Penelitian yang menyoroti kontak antara manusia dan primata di sebelah barat Uganda menjadi pelajaran berharga bagi dunia yang kini menghadapi pandemi corona dan strategi untuk mencegah pandemi global berikutnya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Di mana virus-virus kuno itu ditemukan? Ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
"Covid-19 memberi kita pelajaran, ketika pandemi sudah terjadi, sulit bagi kita untuk mengendalikannya," kata Laura Bloomfield, kandidat doktor di Stanford yang memimpin penelitian ini, seperti dilansir laman the New York Times, pekan lalu.
"Jika kita bisa menurunkan potensi manusia berkontak dengan hewan liar makan itu menjadi salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pandemi."
Di Uganda pesatnya pertambahan penduduk membuat orang membabat hutan membuka lahan untuk pertanian dan tempat tinggal keluarganya.
Manusia mendesak habitan hewan liar
Umat manusia hingga kini sudah memakai lebih dari sepertiga daratan di muka bumi untuk keperluan pertanian. Hutan tropis dibabat habis dengan kecepatan yang mencengangkan saban tahun. Di tempat seperti Amazon dan Indonesia, misalnya, hutan yang masih perawan dibakar untuk keperluan perkebunan produk komoditas seperti minyak sawit, kedelai, dan peternakan. Belakangan ini penggundulan hutan di kawasan Amazon Brasil meningkat tajam di bawah pemerintahan Presiden Jair Bolsonaro.
Eric Lambin, profesor ilmu sistem Bumi di Stanford dan salah satu anggota peneliti dalam laporan ini, mengatakan Amerika Serikat punya contoh tersendiri tentang penyakit yang berasal dari hewan yang berpindah ke manusia terkait pembukaan lahan di daerah dekat perkotaan dan masyarakat pedalaman yaitu penyakit Lyme yang menyebar dari hewan liar ke manusia lewat kutu.
"Kita melihat hewan liar menulari kita, tapi gambaran dari penelitian ini dan penelitian lainnya memperlihatkan kitalah yang mendesak habitat hewan-hewan itu," kata Lambin.
Di Uganda para peneliti menggabungkan data satelit dan survei tatap muka terhadap lebih dari 900 orang di dekat Taman Nasional Kibale dan kemudian menganalisis faktor geografi dan kegiatan yang membuat terjadinya kontak interaksi antara manusia dengan primata liar.
Virus mendapat kesempatan berpindah ke manusia
Di antara kasus kontak manusia dengan primata yang tercatat adalah seorang bocah laki-laki yang sedang bermain di halaman rumahnya digigit oleh monyet colobus berbulu hitam-putih. Seorang anak laki-laki yang mencari kayu di hutan berupaya membebaskan seekor monyet dari gigitan anjingnya. Seorang perempuan menemukan seorang monyet vervet di kebun jagungnya dan kemudian membuang bangkainya.
Masing-masing kejadian interaksi itu memungkinkan virus mendapat kesempatan untuk berpindah dari hewan primata ke manusia.
Ketika para peneliti menduga mereka akan mendapatkan banyak kasus kontak antara manusia dengan hewan di lokasi pemukiman padat yang dekat dengan populasi primata, mereka justru menemukan sebaliknya: menyusutnya kawasan hutan karena manusia pindah ke kawasan dekat primata liar, membuat interaksi antara manusia dengan primata menjadi lebih sering terjadi. Manusia masuk ke hutan untuk mencari kayu buat bangunan atau makanan dan monyet, simpanse merangsek ke perkebunan untuk mencari makanan.
Secara umum, habitat yang sehat dan beraneka ragam dengan sedikitnya perbatasan dengan populasi manusia akan membantu memperbaiki keadaan, disertai pembangunan ekonomi supaya keluarga tidak perlu sampai harus membabat hutan untuk membuka lahan pertanian.
Sebuah penelitian lain pada bulan ini yang dipublikasikan di Proceeding of the Royal Society B menyoroti lebih luas penyakit zoonotik (penyakit dari hewan ke manusia) dan mendukung gagasan bahwa penyakit itu bisa menyebar karena ada hubungan interaksi manusia dengan hewan.
Penyakit menular sudah menyerang dan mewabah sejak dulu, kata Bloomfield: "Sungguh disayangkan, sampai perlu terjadi pandemi yang meresahkan untuk akhirnya manusia memberi perhatian."
(mdk/pan)