ISIS ingin bantai anak-anak dengan es krim beracun
ISIS ingin bantai anak-anak dengan es krim beracun. Rencana itu terungkap dalam persidangan dua pelaku pengeboman di Kota Essen, Jerman. Keduanya adalah anggota kelompok radikal pendukung ISIS yang membentuk gangnya lewat WhatsApp.
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diketahui berencana melancarkan pembunuhan terhadap anak-anak sekolah taman kanak-kanak di Jerman dengan es krim beracun. Tak hanya itu ISIS juga akan meledakkan bom di lapangan parkir sekolah TK itu.
Rencana mengerikan itu terungkap dalam persidangan dua pendukung fanatik ISIS yang meledakkan kuil Sikh di Kota Essen Jerman saat pesta pernikahan pada April lalu, seperti dilansir koran the Daily Mail, Kamis (1/12). Pada saat itu empat orang terluka.
Muhammad O, 17 tahun, salah satu pengebom, berencana menjual es krim di sekolah TK itu sebelum meledakkan dirinya di tengah kerumunan anak-anak. Pelaku kedua, Yusuf T, 17 tahun, adalah pemimpin dari kelompok yang menyebut dirinya Pengebom Kuil.
Mereka bersama kaum radikal lainnya membentuk kelompok lewat aplikasi pesan singkat di ponsel, WhatsApp, lalu membuat bom dari bahan-bahan yang dibeli lewat daring.
Dalam sebuah surat yang dia tulis kepada Yusuf T. setelah ditangkap selepas pengeboman, Muhammad O menanyakan kepada rekannya apakah dia bisa menargetkan anak-anak buat dibunuh. Surat itu kemudian berhasil diketahui oleh petugas.
"Saya penjual es krim yang berjualan dengan mobil van kepada anak-anak. Bolehkah saya, menurut syariat, memakai arsenik atau warfarin atau strycnine buat membunuh anak-anak?" tanya dia kepada Yusuf T.
Dalam surat yang ditulis dua halaman kertas ukuran A4 itu, Muhammad O juga menanyakan apakah dia juga bisa menabrakkan mobil van ke sekolah TK itu. Dia juga ternyata kemudian menanyakan apakah dia dibolehkan memperkosa gadis-gadis yang menjadi musuh Nabi Muhammad.
Kedua pelaku penyerangan itu kini masih dalam penahanan hingga sidang selanjutnya yang akan digelar beberapa pekan lagi.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Bagaimana peneliti mengungkap jimat di dalam mumi 'Anak Emas'? Melalui pemindaian CT sekelompok peneliti mengungkap mumi Mesir Kuno berusia 2.300 tahun memiliki 49 jimat di dalam jasadnya.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
Baca juga:
Buru pejuang ISIS, pasukan khusus Irak geledah warga Mosul
Sangarnya tank Libya berburu militan ISIS di Sirte
Keji, bom truk ISIS tewaskan 80 orang di Irak
Semangat hidup Jasim, bocah kehilangan satu kaki akibat perang Irak
Makin miskin, ISIS curi organ tubuh militan dan jual ke pasar gelap