Israel Bagikan Selebaran Berisi Foto Jenazah Yahya Sinwar ke Warga Gaza, Ini Isi Pesannya
Selebaran yang dijatuhkan menyatakan bahwa Hamas tidak akan lagi menguasai Gaza.
Pesawat-pesawat Israel kemarin menjatuhkan selebaran yang menampilkan foto jenazah Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang tewas dalam pertempuran di Rafah Rabu lalu. Dalam selebaran tersebut terdapat pesan yang menyatakan bahwa "Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza," seperti yang dikutip dari laman Alarabiya pada Minggu (20/10/2024).
"Siapa pun yang menurunkan senjata dan menyerahkan tawanan akan dibiarkan pergi dan hidup damai," bunyi tulisan berbahasa Arab dalam selebaran itu, seperti dituturkan warga di Kota Khan Younis.
- Tentara Israel Akui Sengaja Bantai Warga Sipil di Gaza, Dari 200 yang Dibunuh Hanya 10 Mayat Terkonfirmasi Hamas
- Hamas Rekrut Ribuan Pejuang Baru di Gaza, Pasukan Penjajah Israel Makin Terpojok dan Banyak Menderita Stres
- Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas di Gaza, Bertempur Sampai Titik Darah Penghabisan
- FOTO: Ratusan Mayat Warga Jalur Gaza yang Dicuri Israel Akhirnya Dikembalikan, Ada yang Tak Lagi Utuh
Pernyataan itu merujuk pada ucapan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang disampaikan pada Kamis (17/10) setelah Sinwar dilaporkan tewas oleh tentara Israel. Hamas mengonfirmasi kematian Yahya Sinwar pada Jumat (18/10) melalui pernyataan yang disampaikan oleh kepala biro politik kelompok tersebut.
Dalam sebuah tayangan televisi, pejabat Hamas, Khalil al-Hayya, menggambarkan Sinwar sebagai "pahlawan yang berjuang melawan pasukan Israel hingga napas terakhirnya." Hayya juga menyatakan bahwa sandera Israel tidak akan dibebaskan sampai serangan Israel di Jalur Gaza benar-benar dihentikan, tahanan Palestina dibebaskan, dan pasukan Israel ditarik sepenuhnya dari Gaza.
Melalui pernyataan Hayya, Hamas menegaskan kembali komitmennya untuk terus berjuang hingga terbentuknya negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Sejak 7 Oktober tahun lalu serangan Israel membombardir Gaza, menyebabkan lebih dari 42.500 warga Palestina tewas, dan diperkirakan ada sekitar 10.000 korban lainnya yang masih terjebak di bawah reruntuhan, seperti yang dilaporkan oleh Otoritas Kesehatan Gaza.
Serangan terjadi di Kamp Al-Maghzai
Selebaran yang dijatuhkan Israel itu terjadi di hari yang sama saat 73 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel ke Beit Lahiya di utara Jalur Gaza, kata media Hamas.
Kantor media pemerintah Gaza mengatakan puluhan warga juga terluka dan hilang dalam serangan itu. Petugas medis mengatakan serangan udara menyasar bangunan bertingkat dan sejumlah rumah di dekatnya tempat warga mengungsi.
Sejauh ini belum ada komentar dari pihak Israel atas serangan itu.
Pejabat kesehatan Palestina megatakan operasi penyelamatan terhambat dengan putusnya komunikasi dan layanan Internet di hari kedua.
"Ini adalah perang genosida dan pembersihan etnis. Penjajah melakukan pembantaian mengerikan di Beit Lahiya," kata kantor media Hamas.