Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan, Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput dan Makanan Kaleng Kedaluwarsa
Israel Blokir Bantuan Kemanusiaa, Warga Palestina Terpaksa Makan Rumput dan Makanan Kedaluarsa
Militer Israel masih belum mengizinkan truk-truk bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
- Hampir 50.000 Warga Palestina Dilaporkan Tewas dan Hilang di Gaza, Israel Tercatat 3.000 Kali Lakukan Pembantaian
- Menteri Israel Ini Ingin Tinggal di Gaza Setelah Mengusir Warga Palestina
- Israel Bunuh 14.500 Anak Gaza Dalam 3.000 Aksi Pembantaian, Lebih Banyak Ketimbang Konflik Mana pun di Dunia
- Seperti Sudah Diduga, Menteri Israel Sebut Pembebasan Tawanan di Gaza Tak Penting, Militer Punya Tujuan Lain
Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan, Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput dan Makanan Kaleng Kedaluwarsa
Warga Palestina di Gaza terpaksa makan makanan kaleng kedaluwarsa karena kekurangan bahan makanan setelah blokade Israel yang melarang bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Akibatnya, banyak warga Palestina yang dilaporkan keracunan makanan, kelaparan serta penyakit mulai menyebar, sebagian besar yang terdampak adalah anak-anak.
Menurut kantor media pemerintah, anak-anak adalah yang paling terpengaruh oleh krisis kelaparan yang memburuk.
Sedikitnya empat anak meninggal karena kekurangan gizi dalam sepekan terakhir, kata Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Sabtu lalu.
"Penjajah (Israel) memberlakukan kebijakan kelaparan sistematis dan pencegahan pengobatan," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Middle East Eye, Senin (24/6).
"Kelaparan dan penyakit meningkat di antara penduduk Jalur Gaza,
terutama di kalangan anak-anak"
Krisis kelaparan di Gaza memuncak pada Maret, dengan puluhan anak meninggal karena kekurangan gizi dan penduduk dipaksa untuk makan rumput karena pasukan Israel berulang kali membunuh orang-orang yang mencari bantuan.
Di bawah tekanan internasional yang semakin meningkat, Israel hanya "sedikit" memperbaiki akses makanan di beberapa daerah, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setelah pasukannya membunuh beberapa pekerja bantuan asing dan sebuah laporan yang didukung oleh PBB memperingatkan kelaparan akan segera terjadi.
Namun, dalam beberapa pekan terakhir pihak berwenang Israel kembali memperketat pengiriman makanan yang menyebabkan lonjakan kasus malnutrisi, kata para pejabat kesehatan.