Israel Cegah 1,3 Juta Dosis Vaksin Polio Masuk ke Gaza
Jutaan warga Gaza terancam penyakit menular termasuk polio, akibat perang genosida Israel di wilayah tersebut.
Sejumlah penyakit menular menyebar dengan cepat di seluruh Jalur Gaza, Palestina, yang dipicu perang genosida Israel dan pengungsian internal hampir 2 juta warga Palestina di wilayah yang terkepung tersebut.
Salah satu penyakit yang menginfeksi banyak orang adalah polio. Namun Israel mencegah masuknya 1,3 juta dosis vaksin polio ke Gaza, padahal jutaan orang membutuhkan vaksin tersebut. Hal ini disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza pada Rabu (7/8).
- Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar Bagi Siapapun yang Bebaskan Tawanan Israel di Gaza
- Israel Lakukan Pembersihan Etnis di Jalur Gaza, Usir 100.000 Warga Palestina dalam 24 Jam
- Tega Bombardir Anak-Anak Gaza Lagi Vaksinasi Polio, Israel Malah Tidak Mengaku
- Gaza Dilanda Wabah Polio, Dampak Perang Israel Kian Memperburuk Kondisi Kesehatan Warga Palestina
"Jalur Gaza butuh 1,3 juta dosis vaksin polio. Israel masih menolak mengizinkan vaksin masuk ke Jalur (Gaza)," helas Direktur Perawatan Kesehatan Kementerian Kesehatan Gaza, Musa Abed, dikutip dari The Cradle, Kamis (8/8).
Abed mengatakan, risiko penyebaran polio di Jalur Gaza masih ada karena agresi Israel yang masih berlangsung dan perampasan alat kebersihan umum untuk warga Gaza.
"Penundaan pasokan vaksin akan memperburuk kondisi kesehatan yang sudah buruk ini dan mempunyai dampak serius terhadap kesehatan anak-anak dan kelompok rentan seperti orang lanjut usia dan orang sakit," kata Abed.
Wabah Epidemi Polio
Kamis lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan akan mengirim 1 juta vaksin polio ke Gaza.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Palestina, Abu Ramadan memperingatkan pada 4 Agustus, bencana epidemi di Gaza semakin tak terelakkan, disebabkan oleh wabah penyakit yang ditularkan melalui air atau pernafasan.
"Ada lebih dari 100.000 kasus epidemi hepatitis, pada tahun sebelum agresi (Israel) hanya ada 85 kasus (hepatitis) di seluruh Jalur Gaza," jelasnya.
"Hal paling berbahaya yang kami derita adalah kemungkinan wabah epidemi polio di Jalur Gaza," lanjutnya.
Pada 18 Juli, Kementerian Kesehatan merilis pernyataan berisi peringatan tentang virus polio di Gaza, yang ditemukan dalam sampel uji saluran pembuangan yang dilakukan atas koordinasi dengan UNICEF. Kementerian mengatakan, penemuan dan penyebaran virus polio ini disebabkan besarnya jumlah pengungsi, hancurnya infrastruktur kesehatan dan sanitasi, dan kekurangan peralatan medis dan kebersihan. Kondisi ini mengancam ribuan warga Gaza dan menyerukan perang harus segera diakhiri, penyediaan air bersih, dan perbaikan saluran pembuangan yang dihancurkan pasukan penjajah Israel.
Beberapa hari kemudian, tentara Israel mengumumkan kampanye vaksinasi polio terhadap anggotanya di Gaza, sedangkan warga Palestina dibiarkan berisiko terkena penyakit tersebut.