Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Terbunuh, Joe Biden Sebut Sudah Waktunya Perang di Gaza Dihentikan
Israel menginformasikan Yahya Sinwar terbunuh pada Rabu (16/10) saat bertempur dengan tentara penjajah di Rafah, Gaza selatan.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyatakan kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, merupakan momen yang baik bagi dunia, serta sebuah kesempatan untuk membebaskan tawanan dan mengakhiri konflik di Jalur Gaza.
"Sekarang saatnya untuk melangkah maju. ... Bergerak menuju gencatan senjata di Gaza, pastikan bahwa kita bergerak ke arah yang memungkinkan kita membuat segalanya lebih baik bagi seluruh dunia," kata Biden kepada wartawan saat tiba di Berlin untuk kunjungan singkat, seperti dilaporkan AP, Jumat (18/10).
- Joe Biden Umumkan Kapan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Mulai Berlaku
- Hamas Konfirmasi Kematian Yahya Sinwar, Tegas Tak Akan Bebaskan Tawanan Israel Kecuali Dengan Syarat Ini
- Israel Klaim Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas di Gaza, Bertempur Sampai Titik Darah Penghabisan
- Joe Biden Janjikan Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Terjadi Pekan Depan, Truk Bantuan Kemanusiaan Akan Segera Masuk ke Gaza
"Sudah waktunya perang ini berakhir dan membawa pulang para sandera ini. Itulah yang siap kami lakukan," lanjutnya.
Pejabat Amerika Serikat (AS) menunjukkan optimisme yang hati-hati bahwa kematian Sinwar, yang diungkapkan oleh penasihat keamanan nasional Jake Sullivan sebagai "hambatan besar bagi perdamaian," dapat membuka jalan bagi pembicaraan gencatan senjata yang sebelumnya terhenti.
"Selama beberapa pekan terakhir, tidak ada negosiasi untuk mengakhiri perang karena Sinwar menolak untuk bernegosiasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller.
"Kami sekarang melihat peluang dengan disingkirkannya dia dari medan perang, disingkirkannya dia dari kepemimpinan Hamas, dan kami ingin memanfaatkan peluang itu."
Biden melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mengucapkan selamat atas keberhasilan misi yang menewaskan Sinwar. Dalam pembicaraan tersebut, mereka membahas strategi untuk memanfaatkan situasi ini dalam upaya membawa pulang para tawanan dan mengakhiri perang, dengan keamanan Israel tetap terjaga dan mencegah Hamas dari mengendalikan Jalur Gaza lagi.
Namun, Netanyahu menegaskan pada Kamis, perang ini belum berakhir. Dia menekankan pentingnya Israel mempertahankan kendali jangka panjang atas Jalur Gaza agar Hamas tidak dapat mempersenjatai diri kembali, yang berpotensi menyebabkan pertempuran berlanjut. Biden juga mengumumkan rencananya untuk mengirim Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke Israel dalam beberapa hari ke depan.
Tanggapan Kamala Harris
Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, memberikan tanggapan atas kematian Sinwar. Menurutnya, kematian Sinwar dapat menciptakan peluang untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.
Harris, yang juga merupakan calon presiden dari Partai Demokrat, menegaskan perang harus dihentikan agar Israel dapat merasa aman, tawanan dapat dibebaskan, penderitaan di Jalur Gaza dapat diakhiri, dan rakyat Palestina dapat menjalankan hak mereka untuk martabat, keamanan, kebebasan, dan penentuan nasib sendiri.
"Sudah waktunya untuk memulai hari berikutnya," ujar Harris saat berbicara di Universitas Wisconsin-Milwaukee di tengah kampanyenya.
Pernyataan ini menunjukkan komitmennya untuk mencari solusi damai dan berkelanjutan bagi konflik yang berkepanjangan, serta menekankan pentingnya menciptakan kondisi yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat. Dengan demikian, harapan akan perdamaian di kawasan tersebut dapat terwujud jika semua pihak bersedia untuk berkompromi dan bekerja sama.