Kasus Pembunuhan Tertua di Dunia Terjadi 430.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya
Peneliti menemukan bukti pembunuhan tertua di dunia.
Peneliti berhasil menemukan Sima de los Huesos, sebuah kuburan massal di Spanyol. Kuburan ini diketahui sebagai bukti kasus pembunuhan tertua di dunia.
Kuburan yang juga dikenal sebagai "lubang tulang belulang" ini menyimpan 53 fragmen tengkorak yang hancur. Ketika fragmen tersebut direkonstruksi ulang, terdapat indikasi yang menandakan tengkorak tersebut merupakan tengkorak dari seseorang yang dibunuh.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana manusia purba di Sangiran berdiri tegak? Di lokasi ini ditemukan puluhan fosil manusia purba, termasuk Pithecanthropus erectus, manusia purba berdiri tegak yang disimpulkan nenek moyang manusia modern.
-
Bagaimana singa berburu mangsa? Mereka cenderung berburu dengan cara mengejar mangsa dari jarak jauh dan melompat langsung ke arahnya.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
-
Di mana tanda "like" purba ditemukan? Para arkeolog menemukan simbol "suka" ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
Peneliti menyimpulkan bahwa alasan logis kematian dari tengkorak tersebut disebabkan oleh serangan antarmuka dari orang lain. Kesimpulan ini diambil dari hasil perbandingan karakteristik tengkorak dari orang yang mati akibat jatuh dari ketinggian dan akibat kasus kekerasan.
Tidak terdapat bukti bahwa tulang-tulang tersebut sempat berproses sembuh, yang artinya tengkorak tersebut tewas seketika setelah mengalami benturan.
Terdapat lubang-luang dengan ukuran yang sama pada tengkorak-tengkorak di kuburan massal tersebut. Ini menyebabkan peneliti untuk percaya penyebab kematian mereka disebabkan oleh pukulan menggunakan objek yang sama.
Nohemi Sala beserta koleganya berhasil mengidentifikasikan tulang tersebut sebagai bagian dari Homo heidelbergensis. Homo heidelbergensis merupakan leluhur dari Homo neanderthals.
Lebih lanjut, Sala juga menambahkan hipotesis lain mengenai kuburan massal ini. Ia menyampaikan bahwa kuburan massal tersebut tampak seperti situs kuburan seremonial untuk manusia yang tewas pada masa Homo heidelbergensis.
Tidak diketahui jenis kelamin atau karakteristik dari tengkorak ini, tetapi tengkorak ini diyakini berusia 430.000 tahun. Oleh karena itu, kuburan massal tersebut diduga merupakan kuburan pembunuhan tertua di dunia.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)