Luncurkan Pedoman Baru, WHO Sebut Penularan Corona Lewat Udara Perlu Pembuktian Lagi
Pada Kamis (9/7), WHO meluncurkan pedoman baru terkait penularan virus corona yang mengakui beberapa laporan terkait penularan virus lewat udara yang menyebabkan Covid-19. Tapi WHO tak mempertegas virus tersebut juga menyebar melalui udara.
Pada Kamis (9/7), WHO meluncurkan pedoman baru terkait penularan virus corona yang mengakui beberapa laporan terkait penularan virus lewat udara yang menyebabkan Covid-19. Tapi WHO tak mempertegas virus tersebut juga menyebar melalui udara.
Dalam pedoman penularan terbarunya, WHO mengakui beberapa laporan wabah yang berkaitan dengan keramaian di dalam ruangan tertutup yang diperkirakan ada transmisi aerosol, seperti saat latihan paduan suara, di restoran atau di kelas kebugaran atau gym.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Namun menurut lembaga PBB ini, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyelidiki kejadian seperti itu dan menilai signifikansinya terkait transmisi Covid-19. Demikian dikutip dari Reuters, Jumat (10/7).
Laporan ini menyusul surat terbuka dari para ilmuwan spesialis penyebaran penyakit di udara atau ahli aerobiologi - yang mendesak WHO memperbarui pedomannya bagaimana penyakit pernapasan itu menyebar termasuk transmisi aerosol.
Berdasarkan tinjauan sejumlah bukti, WHO mengatakan virus corona yang menyebabkan Covid-19 menyebar melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi yang menyebarkan virus melalui air liur, sekresi pernapasan atau tetesan cairan yang dikeluarkan ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara atau bernyanyi.
Pedoman baru itu menyarankan orang harus menghindari keramaian dan memastikan ventilasi udara yang baik di gedung, selain melakukan jaga jarak sosial, dan memakai masker ketika jaga jarak fisik tidak memungkinkan.
Dalam sebuah konferensi pers pada Kamis, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr Anthony Fauci mengatakan belum ada banyak bukti kuat tentang transmisi SARS-CoV-2 di udara, tetapi menambahkan: "Saya pikir itu adalah asumsi yang masuk akal bahwa itu memang terjadi. "
Meskipun tidak lengkap, Fauci mengatakan bukti sejauh ini adalah "hal mendasar mengapa kita sekarang begitu berniat mendorong orang - terutama orang tanpa gejala - untuk memakai masker. Untuk dapat melihat apakah kita dapat mengurangi itu," jelasnya.
Hanya sejumlah kecil penyakit yang diyakini menyebar melalui aerosol, atau partikel kecil yang mengambang, termasuk campak dan tuberkulosis - dua patogen yang sangat menular yang dapat berlama-lama di udara selama berjam-jam dan membutuhkan tindakan pencegahan ekstrem untuk mencegah penularan.
Pedoman WHO sebelumnya hanya mengakui penularan virus corona baru melalui udara selama prosedur medis tertentu. Linsey Marr, seorang ahli aerosol di Virginia Tech yang ikut bersurat kepada WHO, mengatakan dalam sebuah surel, dia mendorong badan tersebut sekarang mengakui penularan melalui udara mungkin terjadi.
Tetapi dia mengatakan WHO menggunakan "definisi tetesan dan aerosol yang ketinggalan zaman" dan terlalu fokus pada ukuran tetesan dan jarak tempuh.
WHO mendefinisikan ukuran aerosol di bawah 5 mikron karena hanya partikel yang kecil yang dapat mengapung di udara cukup lama untuk dihirup. Namun, Marr mengatakan kisaran ukuran partikel yang jauh lebih besar telah terbukti berkontribusi terhadap infeksi.
Dibandingkan ukuran, Marr mengatakan perbedaan antara tetesan dan aerosol harus didasarkan pada bagaimana infeksi terjadi: Jika seseorang menghirup virus dan menjadi terinfeksi, itu adalah aerosol. Jika infeksi terjadi melalui kontak, itu adalah tetesan.
Meskipun WHO telah fokus pada transmisi melalui udara jarak jauh, Marr mengatakan menghirup aerosol "harus jadi perhatian yang lebih besar pada kontak dekat dan ketika orang berada di ruangan yang sama."
(mdk/bal)