Mahasiswa Uighur dilarang puasa dan dipaksa makan siang hari
Staf medis muslim Uighur di rumah sakit pemerintah juga dipaksa tanda tangan agar tidak puasa.
Pemerintah China melarang mahasiswa muslim di Provinsi Xinjiang berpuasa Ramadan. Mereka dipaksa makan di siang hari oleh otoritas lokal.
Surat kabar International Business Times melaporkan, Ahad (13/7), menurut sebuah lansiran mahasiswa asal Xinjiang Barat ini juga dipaksa makan oleh pengajar mereka. Para dosen dan profesor itu khawatir akan kesehatan mahasiswanya.
Tak hanya mahasiswa dipaksa makan siang hari, staf medis dan komunitas etnis Uighur di rumah sakit pemerintah juga dipaksa menanda tangani surat tertulis mereka tak akan puasa selama Ramadan. China menuding kelompok ekstrem Uighur berada di balik penyebaran ajaran Islam, termasuk berpuasa, sementara China merupakan negara komunis yang mengikuti prinsip ateisme.
"Jika Anda ingin hidup normal di sini sebaiknya tidak berpuasa," ujar salah seorang mahasiswa.
Ini bukan puasa pertama kali muslim Uighur mendapat tentangan dari pemerintah China. Tahun lalu pun demikian. Lantaran ini mereka menuntut kemerdekaan dari Ibu Kota Beijing.
Selain larangan menjalankan perintah agama, Uighur juga mengeluhkan penindasan terhadap etnis mereka termasuk dilarang menggunakan bahasa Uighur, dan pemerintah China juga menghancurkan banyak situs budaya mereka.