Militer Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang
Militer Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang
Kepala juru bicara militer Israel kemarin mengatakan siapa pun yang berpikir Hamas dapat dilenyapkan adalah "salah".
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Bagaimana militer Israel menghancurkan terowongan Hamas? Sebagian dari terowongan itu sudah dibom dan yang lainnya dibanjiri dengan air laut.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
-
Bagaimana militer Israel menyerang sekolah di Gaza? Dalam sebuah postingan di X, militer Israel mengatakan sebuah jet tempur Israel telah menggunakan “senjata presisi” untuk menyerang seorang pejuang Hamas, yang terlibat pada tanggal 7 Oktober.
-
Mengapa militer Israel fokus menghancurkan persimpangan di terowongan Hamas? Seorang pejabat senior militer Israel mengatakan kepada the Journal, pasukan mereka fokus untuk menghancurkan persimpangan di dalam terowongan tempat militan Hamas bersembunyi ketimbang menghancurkan keseluruhan terowongan.
-
Mengapa Israel melancarkan serangan ke Gaza? Serangan ini adalah balasan menyusul roket militan Hamas Palestina.
Militer Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang
Komentar publiknya ini semakin menyoroti keretakan yang kian besar antara kepemimpinan militer dan politik Israel atas perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Channel 13, Daniel Hagari mengatakan Hamas "adalah sebuah ide, sebuah partai", yang "berakar di dalam hati rakyat Palestina".
"Siapa pun yang berpikir kami dapat melenyapkan Hamas adalah salah," katanya, seraya menambahkan tujuan perang untuk menghancurkan kelompok bersenjata Palestina tersebut ibarat "melempar pasir ke mata rakyat".
Dilansir Middle East Eye, Kamis (20/6), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama ini kerap mengatakan tujuan perang adalah untuk melenyapkan Hamas. Selama delapan bulan perang di Gaza Israel telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina.
Netanyahu kontan membantah komentar Hagari, dengan mengatakan penghancuran Hamas adalah salah satu tujuan perang kabinet dan militer "berkewajiban" untuk melaksanakannya.
- Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu, Pejabat Tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas
- Militer Israel Sebarkan Selebaran Berisi Ayat Alquran dan Hadits Nabi ke Rafah, Ini Tujuannya
- Militer Israel Diguncang Isu Pembangkangan, Sejumlah Pejabat Tinggi Mengundurkan Diri
- Israel Kaget Hamas Punya Peta Rinci Perbatasan, Termasuk Posisi Tentara dan Pangkalan Militer
Menanggapi Netanyahu, militer Israel merilis sebuah pernyataan
yang menegaskan "tentara berkomitmen untuk mencapai tujuan perang seperti yang telah ditetapkan oleh kabinet."
Selama wawancara, Hagari tampak mengkritik strategi pemerintah Israel secara keseluruhan dalam menghadapi Hamas.
Dia memperingatkan jika pemerintah tidak menemukan alternatif politik bagi kelompok ini di Jalur Gaza, maka kelompok ini akan tetap berada di sana.
"Yang bisa dilakukan adalah mengembangkan sesuatu yang lain untuk menggantikannya. Sesuatu yang akan membuat penduduk menyadari ada orang lain yang mendistribusikan makanan, ada orang lain yang mengurus layanan publik. Untuk benar-benar melemahkan Hamas, inilah caranya," kata Hagari.
Dia menambahkan mengembalikan semua tawanan melalui operasi militer adalah "tidak mungkin" dan hal ini harus dicapai dengan cara lain.
Komentar Hagari muncul di tengah-tengah ketegangan yang terus meningkat antara Netanyahu dan para pejabat militer atas penanganan perdana menteri atas perang di Gaza, seiring dengan berlangsungnya protes anti-pemerintah selama sepekan yang menuntut kesepakatan untuk mengamankan pembebasan para tawanan yang terus berlanjut di seluruh wilayah Israel.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant secara terbuka mengecam Netanyahu karena tidak memiliki rencana yang jelas untuk "pemerintahan pascaperang" di Jalur Gaza.
Dia mengatakan tidak mendukung pemerintahan militer Israel secara terbuka atas wilayah Palestina dan mendesak Netanyahu untuk memberikan alternatif lokal, sebuah opsi yang sejauh ini dihindari oleh Netanyahu.
Minggu lalu, kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, dilaporkan berada di balik bocoran media yang mengkritik pemerintah karena kurangnya solusi politik untuk mengakhiri perang.
Netanyahu menentang tekanan dari militer, dan menyindir kebocoran tersebut dengan mengatakan: "Israel adalah sebuah negara dengan tentara, bukan tentara dengan negara".