Mirip manusia, empat hewan ini depresi lalu bunuh diri
Hewan ini bunuh diri lantaran depresi dan tak punya gairah hidup.
Bunuh diri biasanya dilakukan manusia lantaran tidak sanggup melanjutkan hidup. Alasannya beragam, mulai dari stres sampai takut. Biasanya juga manusia melakukan bunuh diri dengan menenggak obat-obatan, menenggak racun, lompat dari ketinggian, menggores urat nadi di lengan, menggantung diri, dan lain-lain.
Namun rupanya yang bisa mengalami depresi atau tak punya semangat hidup tak hanya manusia, hewan juga bisa mengalaminya. Para hewan ini memiliki perasaan layaknya manusia. Mereka pun bisa dengan leluasa melakukan bunuh diri karena tidak bisa mengatasi stres mereka. Tak hanya sendiri, biasa para hewan yang sering hidup bergerombol ini melakukan aksi bunuh diri secara massal. Mulai dari hewan darat, hingga air bisa melakukan aksi bunuh diri ini. Berikut hewan-hewan yang mengakhiri hidupnya yang dilansir dari situs oddee:
-
Apa yang ditulis di leher guci tersebut? Tulisan dalam leher guci itu berbunyi "ladanum 5", mengacu pada labdanum (Cistus ladanifer), sebuah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa, menurut pernyataan Universitas Ibrani Yerusalem.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Hewan apa yang paling sering disebut dalam tebakan lucu Jawa yang kamu berikan? Hewan opo sing iso sugih? He wan to be milionare.2. Siput opo sek kuat nggowo omah nengdi-ngendi? Siputa dari gua hantu.3. Hewan opo sing ra tau salah? Kucing ga wrong.
-
Hewan apa yang meniru ular berbisa? Gurita peniru mampu menyerupai ular laut berbisa atau ikan singa berbisa, memberikan perlindungan lebih lanjut dari ancaman predator.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Lumba-lumba yang berhenti bernapas
Pada 1960an, seorang pelatih lumba-lumba, Richard O'Barry menyaksikan lumba-lumba yang dilatihnya membunuh dirinya. Kathy, nama lumba-lumba tersebut, diperkirakan depresi.
"Ia (lumba) terlihat depresi. Anda tentu tahu jika lumba-lumba bernapas melalui paru-paru seperti kita. Setiap napas yang mereka hirup dan hembuskan sangatlah berarti," ujar O'Barry. Menurut sang pelatih, Kathy sempat kembali ke atas, mengambil napas sembari melihat mata pelatihnya, dan kemudian mengambil napas, lalu kembali ke dalam air. Setelah itu, dia tidak pernah mengambil napas lagi, dan diketahui mati. Â Sudah lebih dari 40 tahun kejadian tersebut terjadi. Kematian lumba-lumba ini terjadi pada saat sedang melakukan pertunjukkan di sebuah acara televisi Flipper.
450 domba lompat dari tebing
Ketika para penggembala sedang sarapan, tiba-tiba saja seekor domba melompat dari tebing yang tinggi dan langsung diikuti 1.500 domba lainnya. Kejadian ini terjadi di Istanbul Turki.
Terhitung 450 domba yang tewas akibat aksi mereka tersebut, sedangkan yang lainnya selamat lantaran tubuhnya dihalangi oleh domba lainnya. Domba-domba ini sepertinya hanya mengikuti apa yang dilakukan si domba yang pertama terjun. "Tak ada yang bisa kami lakukan, mereka terjun dan tak sedikit yang mati," ujar Nevzat Bayhan, salah satu dari 26 penggembala yang kehilangan dombanya. Â Dikatakan setiap keluarga rata-rata memiliki 20 ekor domba di Turki. "Namun kini, hanya beberapa keluarga yang memiliki domba. Hal ini sangat menyusahkan buat kami, lantaran kami hidup bergantung pada domba-domba itu," ujar salah satu warga, Abdullah Hazar.
43 paus mati massal di Selandia Baru
Pada 2011, sebuah kejadian menggemparkan Selandia Baru. 61 ekor paus 'berjemur' di sebuah pantai di sana. Dari 61 ekor, hanya 18 ekor yang masih hidup.
Tidak diketahui apa penyebab hewan besar tersebut terdampar, tapi ada kemungkinan mereka mengalami ketidakmampuan untuk bertahan hidup di lautan. Sebuah situs menyebutkan "para paus ini seperti tidak punya semangat hidup." Rupanya banyak hewan yang bisa merasakan tak punya semangat hidup, primata salah satunya. Keinginan mereka untuk menghabisi nyawanya disebut-sebut sebagai sebuah penyakit. Dari hasil penelitian, beberapa mengatakan 'bunuh diri' pada hewan dipengaruhi oleh bagaimana mereka bertahan hidup, tak hanya secara individu, namun juga dengan koloninya.
Sapi dan banteng bunuh diri bersama di Pegunungan Alpen
Sebanyak 28 sapi dan banteng melakukan aksi bunuh diri selama tiga hari berturut-turut di wilayah Pegunungan Alpen. Hal tersebut termasuk yang jarang terjadi di wilayah tersebut.
Menurut laporan lokal, mereka terjun karena takut mendengar suara petir di wilayah tersebut. Memang pada saat itu, daerah Pegunungan Alpen sedang mengalami cuaca buruk. Â tubuh ke-28 hewan tersebut diangkut menggunakan helikopter oleh penduduk. Hal ini dilakukan lantaran warga lokal takut tubuh-tubuh hewan yang mati ini mencemari tanah lokal.
(mdk/din)