Misteri Kalimat Berusia 1.400 Tahun di Dinding Makam Akhirnya Terungkap, Isinya Justru Bernada Bahagia
Misteri Kalimat Berusia 1.400 Tahun di Dinding Makam Akhirnya Terungkap, Isinya Justru Bernada Bahagia
Sekitar 1.400 tahun lalu seseorang yang tidak diketahui menulis kalimat di dalam pemakaman bangsa Yahudi di wilayah Beit She’arim, Israel utara.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
-
Apa itu Mata Maling? Kuliner legendaris dari Solo ini terbuat dari kulit melinjo dengan sensasi rasa pedas manis yang menggoyang lidah.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Apa makna dari kalimat Tarji? Kalimat tarji memiliki makna yang mendalam dan hikmah yang besar bagi kita. Apa saja makna dari kalimat tarji ini? Bagaimana kalimat ini dapat menenangkan hati kita di tengah duka?
-
Kenapa Mata Maling dinamakan Mata Maling? Meski namanya unik dan terkesan buruk, makanan berbahan kulit melinjo ini justru menghadirkan cita rasa yang lezat dan menjadi kudapan favorit masyarakat Solo.
-
Di mana Mata Maling bisa ditemukan? Banyak Dijual Jika ingin mencicipi kuliner legendaris dari Solo ini tetapi tidak ingin repot membuatnya, kamu bisa mencari di beberapa sudut Kota Solo.
Misteri Kalimat Berusia 1.400 Tahun di Dinding Makam Akhirnya Terungkap, Isinya Justru Bernada Bahagia
Kalimat berusia ribuan tahun yang baru ditemukan pada 1950-an lalu menjadi salah satu kalimat yang penuh misteri.
Beberapa dasawarsa telah berlalu namun para ahli belum dapat menjelaskan apa isi kalimat yang ditulis di dinding pemakaman itu.
Hingga akhirnya kalimat itu dapat diketahui setelah dua ahli sejarah Iran melihat tulisan itu.
Dua ahli itu mengungkap kalimat berusia ribuan tahun itu ditulis menggunakan aksara kuno Pahlavi yang dahulu dikembangkan untuk
urusan pemerintahan, mata uang, dan prasasti kerajaan Kekaisaran Persia Sassanid.
Kalimat lain dari huruf Ibrani dan Aram juga ditemukan dalam tulisan itu.
Meski telah mengetahui bahasa yang digunakan dalam kalimat, namun dua ahli itu mengungkap masih ada misteri lain yang harus dipecahkan dalam tulisan itu.
- Peneliti Pecahkan Misteri Tulisan Aksara Paku Pada Prasasti Tanah Liat Berusia 4.000 Tahun, Isinya Ramalan Masa Depan Mengerikan
- Menguak Misteri Makam Tunggal di Pekarangan Warga Salatiga, Bentuknya Mirip Makam Yahudi di Semarang
- Kalimat Tertua di Dunia Ditemukan Pada Sisir dari Gading Binatang, Isi Tulisannya Kocak
- 8 Misteri Sejarah Dunia yang Tak Terpecahkan Sampai Detik Ini
“Ketika saya melihatnya, saya langsung mengira itu adalah (aksara) Pahlavi, tetapi kemudian ketika saya terus membaca, saya menyadari meskipun abjadnya adalah Persia Pertengahan, bahasanya bukan. Saya tercengang,” jelas Domenico Agostini, profesor sejarah kuno di Universitas Tel Aviv, dikutip dari Haaretz.
Melalui analisis, tujuh kata kalimat itu tertulis dalam bahasa Aram yang ditransliterasikan ke dalam abjad bahasa Persia Pertengahan.
Dalam kalimat itu tertulis kata ‘Shalom’ (bahasa Ibrani untuk ‘damai sejahtera’) dan kata ‘Haaretz’ yang ditulis dalam bahasa Latin berarti ‘tanah’.
Kalimat itu membuat Agostini bertanya-tanya, terutama bagaimana bahasa Persia Pertengahan dapat ditemukan di wilayah Beit She’arim.
Penemuan itu sangat mengejutkan karena sang penulis kata menggunakan transliterasi linguistik unik yang tidak pernah terdengar sebelumnya.
Sebelumnya Beit She’arim adalah pusat budaya dan pembelajaran
bagi orang-orang Yahudi setelah pengepungan dan penghancuran Kota Yerusalem pada 70 Masehi.
Banyak orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain datang ke wilayah itu. Beit She’arim pun menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa.
Bukan hanya menjadi tempat tinggal, namun wilayah itu juga menjadi pemakaman. Karena berfungsi sebagai pemakaman, wilayah itu juga menjadi tempat ziarah orang-orang dari berbagai bangsa.
Profesor Jonathan Price dari Universitas Tel Aviv menjelaskan orang-orang dari wilayah Palestina, Suriah, Turkiye, dan beberapa wilayah di Arab Saudi datang ke Beit She’arim untuk berziarah.
Kala itu bahasa Yunani menjadi bahasa yang sering digunakan penduduk wilayah Beit She’arim. Bahasa-bahasa lain seperti Ibrani, Aram, dan Suriah juga digunakan penduduk sekitar.
Namun temuan bahasa Persia dalam kalimat berusia 1.400 tahun adalah bukti pertama penggunaan bahasa Persia di wilayah Beit She’arim.
Kini setelah puluhan tahun menjadi misteri, akhirnya beberapa kalimat itu berhasil dipecahkan Price beserta Profesor Shaul Shaked dari Hebrew University Jerusalem.
Beberapa kalimat itu adalah “Kediaman seorang raja (?) untuk Yanur... di antara Rasam dan Našna (di) rumah Panutas (?) ... dan bendahara kegembiraan baru dan permuliaan mulutku (?) ... segel”.
Kalimat itu berbentuk kalimat bahagia dan pemujaan. Kalimat itu diyakini ditulis seorang peziarah di Beit She’arim yang memohon pelimpahan berkah dan kebahagiaan bagi para peziarah yang telah mencapai situs pemakaman.
Sedangkan kata ‘Yanur’ diyakini sebagai nama dari seorang warga yang baru saja diberikan rumah atau perkebunan dari Raja Persia yang terletak di wilayah Rasam dan Nasna.
Yanur sendiri diyakini Profesor Agostini menjabat sebagai bendahara atau termasuk dalam bagian keluarga penting kerajaan.
Tulisan itu diyakini Profesor Price sebagai cara Yanur menjelaskan dirinya, asalnya, apa jabatannya, dan betapa bahagianya dia melihat apa yang dilihatnya.
Yanur sendiri diyakini Price sebagai pejabat di pemerintahan Persia yang menulis dengan Aksara Pahlavi. Tetapi Yanur juga mungkin seorang Yahudi dan penutur asli bahasa Aram.
“Mungkin dia ingin meninggalkan pesan rahasia yang hanya bisa dipahami oleh sedikit orang, atau mungkin dia menulisnya sebagai semacam latihan, untuk meninggalkan sesuatu yang unik yang menggabungkan bahasa ibunya dengan pengetahuannya tentang bahasa Persia Pertengahan,” jelas Price.
Price mengatakan transliterasi bahasa sering digunakan masyarakat kala itu. Bahasa Persia dapat digunakan orang Yahudi, sedangkan bahasa Ibrani dan Aram dapat digunakan bangsa lain.
Tetapi inti dari kalimat itu adalah pesan penulis kepada para pembaca. Kalimat itu juga menunjukkan pentingnya Beit She’arim bagi orang Yahudi kala itu.
“Prasasti ini merupakan indikasi unik lain dari ketenaran internasional utama situs tersebut pada saat itu,” kata Price.