Orang Sulu 'mengganas' di Lahad Datu
"Mereka itu mengganas. Mungkin kalau di Indonesia teroris. Mereka kejam, mengganas," ujar warga Lahad Datu Willy Cheng.
Warga Malaysia menyebut para penyusup dari Sulu, Filipina Selatan dengan sebutan 'mengganas'. Aksi para penyusup itu pun disamakan dengan teroris dalam bahasa Indonesia.
"Mereka itu mengganas. Mungkin kalau di Indonesia teroris. Mereka kejam, mengganas," ujar warga Lahad Datu Willy Cheng kepada merdeka.com di Jalan Pasar Rakyat, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, Sabtu (9/3). Demikian dilaporkan reporter merdeka.com Hery H Winarno dari Lahad Datu, Malaysia.
Menurut pria pemandu tur ini, aksi terakhir yang dilakukan para penyusup Sulu adalah membunuh 6 polisi di Wilayah Sampurno. Tak sekedar dibunuh, tubuh mereka juga dipotong-potong.
"Jahat itu mengganas. Kita tak tahu polisi itu dibunuh baru dipotong atau masih hidup terus dipotong. Kejam itu kata orang Indon bilang," terangnya.
Meski begitu, pria 57 tahun ini mengaku tidak semua orang Sulu jahat. Jauh sebelum perang terjadi, sudah banyak orang Sulu yang tinggal dan menetap di Lahad. Mereka hidup dengan mengikuti adat budaya dan aturan dari Malaysia.
"Mereka itu tidak jahat, yang jahat yang penceroboh (penyusup) dan mau ambil ini wilayah. Mereka mau ambil ini Sabah, mau mereka kuasai," terangnya.
Lalu bagaimana dengan orang Indonesia, apakah mereka jahat?
"Orang Indon tidak jahat, tidak membunuh. Kalau nakal, mungkin ada tapi itu wajar. Di jalan berantam itu wajar di mana pun ada, tapi tidak membunuh, tidak mengganas," katanya.