PBB Peringatkan Planet Bumi Menuju Bencana Iklim
Laporan yang dikeluarkan kemarin itu menunjukkan aksi negara-negara di dunia untuk menahan kenaikan suhu masih sangat tidak memadai.
Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menyatakan Bumi sedang berada di jalan menuju bencana iklim. Laporan itu juga menjelaskan negara-negara di dunia masih gagal untuk mengurangi polusi yang mengakibatkan pemanasan global.
Laporan yang dikeluarkan kemarin itu menunjukkan aksi negara-negara di dunia untuk menahan kenaikan suhu masih sangat tidak memadai.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Apa yang dilakukan BPBD Banyumas untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober. "Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho, dikutip dari ANTARA pada Kamis (5/10).
-
Kenapa BPBD Banyumas melakukan apel kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana hidrometeorologi? Selain itu pihaknya juga akan menggelar apel kesiapsiagaan sebagai titik awal dari gerakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di berbagai wilayah Banyumas."Apel tersebut juga sebagai upaya pencegahan ancaman maupun pengurangan risiko bencana pada musim hujan dengan cara membersihkan gorong-gorong, saluran air, dan sebagainya," jelas Budi.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Apa saja langkah penanganan perubahan iklim yang bisa dilakukan? Penanganan perubahan iklim dapat dilakukan melalui beberapa langkah sederhana yang melibatkan aktivitas sehari-hari.
Kalau kebijakan iklim sekarang masih dipertahankan, maka suhu Bumi akan naik sekitar 2.8 derajat Celsius. Tetapi kalau negara-negara di dunia bertekad menanggulangi perubahan iklim, maka aksi itu akan menurunkan suhu Bumi sebesar 2.4 – 2.6 derajat Celsius.
Pemerintah-pemerintah dunia pun akan bertemu di Mesir 6 – 18 November nanti dalam KTT COP 27 Climate Talks untuk membahas cara membatasi pemanasan hingga di bawah 2 hingga 1.5 derajat Celsius.
Sebelumnya berbagai pemerintah di dunia telah bertemu di Glagow, Skotlandia dalam KTT COP 26 untuk membahas isu perubahan iklim.
KTT iklim di Skotlandia menghasilkan komitmen untuk menghilangkan 0.5 gigaton emisi gas rumah kaca setara karbon dioksida (GtCO2e) atau mengurangi 1 persen dari perkiraan emisi gas rumah kaca global pada 2030.
Namun jika negara tetap mengabaikan, maka suhu Bumi diperkirakan akan meningkat 2.8 derajat Celsius. Suhu Bumi pun akan lebih tinggi 0.1 derajat Celsius dibandingkan tahun lalu.
“Kami memiliki kesempatan untuk membuat perubahan bertahap, tetapi waktu telah berakhir. Hanya transformasi akar-dan-cabang ekonomi dan masyarakat kita yang dapat menyelamatkan kita dari percepatan bencana iklim,” jelas direktur eksekutif UNEP, Inger Andersen, dikutip dari Aljazeera, Jumat (28/10).
Laporan itu menyatakan untuk membatasi pemanasan hingga 1.5 derajat Celsius, emisi tahunan harus dikurangi hingga 45 persen. Investasi sebesar USD 4 – 6 triliun atau Rp 62.223 – 93.335 triliun per tahun pun harus dilakukan.
“Ini adalah satu tahun lagi yang disia-siakan dalam hal benar-benar melakukan sesuatu tentang masalah ini. Itu tidak berarti semua negara tidak menganggap ini serius. Tapi dari perspektif global, itu pasti sangat jauh dari memadai,” jelas pemimpin penulisan laporan, Anne Olhoff.
Menurut laporan lain yang dikeluarkan PBB, kalau negara-negara di dunia tidak bertekad mengurangi emisi, maka suhu Bumi di akhir abad akan naik 2.5 derajat Celsius.
“Kami masih jauh dari skala dan kecepatan pengurangan emisi yang diperlukan untuk menempatkan kami di jalur menuju dunia 1,5 derajat Celsius,” jelas Simon Stiell, sekretaris eksekutif Perubahan Iklim PBB.
Sebelumnya, usaha-usaha menanggulangi perubahan iklim telah dilakukan, seperti melalui rencana Nationally Determined Contributions (DNCs) yang dibentuk pada 2015 Paris deal.
Namun UNEP menemukan negara-negara menjalankan NDCs tak bersyarat (tanpa ada bantuan dana internasional), maka pada 2100 suhu Bumi akan naik 2.6 derajat Celsius. Sedangkan jika negara-negara menjalankan NDSc bersyarat (dibantu dana internasional), maka suhu Bumi hanya akan naik 2.4 derajat Celsius.
Sekjen PBB, Antonio Guterres tetap menekan komitmen negara-negara untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman perubahan iklim.
“Komitmen untuk nol bersih bernilai nol tanpa rencana, kebijakan, dan tindakan untuk mendukungnya. Komitmen iklim global dan nasional sangat mengecewakan. Dengan kata lain, kita sedang menuju bencana global,” jelas Guterres.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)