PBB Sebut Pembersihan Puing-Puing di Gaza Butuh Waktu 15 Tahun, Jumlahnya Capai 40 Juta Ton, Terbanyak Sejak Perang Dunia
PBB Sebut Pembersihan Puing-Puing di Gaza Butuh Waktu 15 Tahun, Jumlah Capai 40 Juta Ton, Terbanyak Sejak Perang Dunia
Puing-puing itu jadi ancaman mematikan karena mengandung bahan peledak yang tidak meledak dan zat-zat berbahaya.
- Jelang Pilkada, Polres Inhil Amankan 21,8 Kg Sabu dari Bandar Besar dan Ringkus Tiga Tersangka
- BMKG Ungkap Penyebab Sebagian Besar Wilayah di Pulau Jawa Dilanda Suhu Dingin
- Bulog Sebut Serapan Beras Dalam Negeri Capai 535 Ribu Ton
- 1,3 Juta Ton Beras Impor Masuk Gudang Bulog, Harga Gabah Petani Aman?
PBB Sebut Pembersihan Puing-Puing di Gaza Butuh Waktu 15 Tahun, Jumlahnya Capai 40 Juta Ton, Terbanyak Sejak Perang Dunia
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)
memperkirakan pembersihan puing-puing akibat bombardir Israel di Jalur Gaza akan memakan waktu 15 tahun.
UNRWA kemarin mengatakan pembersihan tersebut akan memerlukan pengangkatan 40 juta ton puing, mengutip penilaian oleh Program Lingkungan PBB (UNEP).
“Puing-puing tersebut merupakan ancaman mematikan bagi orang-orang di Jalur Gaza karena dapat mengandung bahan peledak yang tidak meledak dan zat-zat berbahaya,” kata UNRWA, seperti dilansir Aljazeera, Senin (15/7).
UNRWA menambahkan, pengangkatan puing-puing tersebut akan membutuhkan lebih dari 100 truk dan biaya lebih dari USD 500 juta atau Rp 8 triliun.
UNEP menyebut beberapa puing terkontaminasi dengan asbes, mineral beracun yang menyebabkan penyakit paru-paru, termasuk kanker.
UNEP juga mengatakan sisa-sisa mayat warga Palestina masih terkubur dalam jumlah besar
di bawah puing-puing bangunan.
Sebagai perbandingan, selama perang Israel-Hamas pada 2014 di Gaza, sekitar 2,4 juta ton puing berhasil diangkat.
UNEP memperkirakan jumlah puing di Jalur Gaza “13 kali lebih banyak daripada jumlah gabungan semua puing yang dihasilkan oleh konflik lainnya di Gaza sejak 2008”.
Lebih dari sembilan bulan setelah perang Israel di Gaza, sebagian besar wilayah tersebut berada dalam reruntuhan di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Bulan lalu, Radio Tentara Israel, mengutip pejabat militer, mengatakan sekitar 50.000 bom dijatuhkan di Gaza oleh pesawat tempur Israel sejak 7 Oktober. Sekitar 2.000 hingga 3.000 bom itu tidak meledak.
Pada bulan Mei, Program Pembangunan PBB (UNDP) memperkirakan pembangunan kembali rumah-rumah di Gaza bisa memakan waktu hingga tahun 2040.
“Secara keseluruhan, rekonstruksi Gaza hari ini, menurut perkiraan kami, akan menelan biaya antara USD 40 miliar dan USD 50 miliar setidaknya,” kata Abdallah al-Dardari, direktur Biro Regional untuk Negara-negara Arab di UNDP, pada saat itu.
“Kami belum pernah melihat hal seperti ini sejak tahun 1945,” kata al-Dardari.
Secara keseluruhan, tingkat kehancuran sedemikian rupa sehingga UNDP memperkirakan indeks pembangunan manusia di Gaza telah mundur selama 40 tahun.
Indeks tersebut menilai faktor-faktor termasuk bertahun-tahun pencapaian dalam pendidikan, pencapaian pendidikan, kesehatan dan harapan hidup saat lahir.
“Semua investasi dalam pembangunan manusia … selama 40 tahun terakhir di Gaza telah lenyap,” kata al-Dardari. “Kami hampir kembali ke tahun 80-an.”