PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Gender
Indonesia Peringkat 87 di Dunia dalam Hal Diskriminasi Gender
Indonesia Peringkat 87 di Dunia dalam Hal Diskriminasi Gender.
- Penyelidikan PBB Ungkap Israel Sengaja Serang Warga Sipil di Gaza dengan Senjata Berat, Masuk Kategori Kejahatan Kemanusiaan
- Ilmuwan Penasaran Bagaimana Manusia Purba Bisa Jelajahi Gua Penuh Jurang Berbahaya 8.000 Tahun Lalu
- Peringati Hari Perempuan Internasional, Pemerintah dan PBB Soroti Peran Penting Perempuan dalam Solusi Konflik
- Perempuan Ini Ngobrol dengan Ibunya yang Sudah Meninggal Pakai AI, Pengalamannya Menyeramkan
PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Gender
PBB Ungkap Tantangan Terbesar Indonesia dalam Isu Kesetaraan Perempuan
Jelang Hari Perempuan Sedunia atau Internasional Women's Day yang jatuh pada 8 Maret mendatang, PBB Indonesia hari ini menggelar briefing dengan topik utama memberantas diskriminasi gender dan mendukung kesetaraan perempuan.
Briefing yang dilaksanakan di kantor PBB, Jakarta Pusat ini membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan diskriminasi dan kesetaraan gender Dunia terutama di Indonesia.
Dwi Faiz selaku Kepala Program UN Women Indonesia mengungkapkan, indeks kesenjangan gender global menurut WEF 2023 menyebut Indonesia berada di peringkat 87 dari 146 negara di dunia. Artinya Indonesia masih termasuk dalam level yang rendah.
Dwi Faiz menuturkan, investasi perempuan sangat dibutuhkan untuk kesetaraan gender terutama mengurangi diskriminasi. Program ini mengajak perempuan di seluruh dunia untuk menyadari kelebihan dirinya.
“Salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan,” ujar Dwi.
“Tantangan terbesar utama saat ini adalah perubahan iklim, lebih berdampak untuk memiskinkan perempuan,” sambungnya.
“Investing in women will benefit all”. Kalimat yang disampaikan oleh Dwi Faiz tersebut mengartikan keberadaan perempuan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Saat ini, banyak perempuan di Indonesia lebih memperhatikan aspek ekonomi terlihat dari hadirnya UMKM yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan.
Kendala yang dihadapi Perempuan pelaku UMKM tidak hanya dukungan finansial saja, tetapi akses yang sulit untuk berniaga ketika mereka ingin menjangkau pasar yang lebih besar.
Penghambat lainnya yaitu ketidaktahuan perempuan pengusaha mengenai proses menjadi bagian pelaku rantai pasokan rumit dan karena kurangnya pengalaman sebelumnya.
Peran perempuan dalam bidang perekonomian terutama degan kehadiran UMKM yang sebagian besar dioperasikan oleh perempuan, cukup membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga sehingga berdampak pada lingkungan dan masyarakat.
Namun, saat ini masih ada norma-norma sosial yang menghambat perempuan dalam melakukan pekerjaan yang setara.