Pedang Unik Berbentuk Huruf S Ditemukan di Rawa, Dipakai untuk Ritual Pengorbanan yang Mengerikan 2.500 Tahun Lalu
Seorang detektor logam menemukan pedang unik itu di rawa-rawa di Denmark.
Sebuah pedang yang tidak biasa, telah ditemukan di sebuah rawa di wilayah Denmark oleh seorang detektor logam. Pedang tersebut ditemukan dalam kondisi tertekuk menjadi bentuk S.
Pedang berbentuk S tersebut ditemukan bersama artefak lainya di rawa dekat Vekso sebelah barat laut Konpenhagen yang berasal dari sekitar 2.500 tahun yang lalu. Detektor logam tersebut segera menyerahkan temuannya ke kelompok museum Denmark, ROMU.
-
Di mana tradisi pemakaman unik ini dilakukan? Unik, tradisi di pemakaman Buyut Kuntul, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara ini pun viral di media sosial.
-
Bagaimana bentuk taksi yang unik ini? Dengan bentuk yang unik seperti ini, taksi-taksi ini pasti tidak ada yang serupa di seluruh dunia.
-
Bagaimana bentuk Candi Jabung yang membuat orang terkesan unik? Keunikan lain yang terdapat di Candi Jabung adalah bentuk bangunannya yang silinder. Bahkan candi berbentuk silinder itu merupakan satu-satunya di Pulau Jawa Selain itu, dari jauh bentuk Candi Jabung seperti perpaduan lingga yoni berukuran raksasa.
-
Apa ciri khas unik yang dimiliki kelomang? Kelomang adalah salah satu jenis hewan laut yang memiliki ciri khas berupa tubuh beruas-ruas dan dilindungi oleh cangkang. Mereka memiliki kaki yang berbentuk seperti cakar yang digunakan untuk bergerak di dasar laut.
-
Kapan tradisi mudik Lebaran menjadi momen unik? Salah satunya dilakukan oleh pemudik yang membonceng boneka besar, alih-alih pasangan. Ada-ada saja ya!
-
Apa yang unik dari tradisi menyambut malam takbiran di Cirebon? Uniknya Cara Warga Cirebon Sambut Malam Takbiran, Arak Patung Raksasa Berhiaskan Lampu dan Bendera Tradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk merayakan malam kemenangan.
Para ahli mengungkapkan pedang ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan yang dilakukan pada akhir Zaman Perunggu, meski praktik tersebut tidak lazim digunakan.
Emil Winther Struve, arkeolog pemimpin penggalian sekaligus kurator di ROMU mengatakan bahwa penemuan pedang berbentuk S tersebut sangat langka.
"Itu adalah apa yang saya gambarkan sebagai penemuan yang sangat langka," kata Struve.
Praktik pengorbanan atau pembunuhan orang di rawa seringkali meninggalkan sisa-sisa yang dikenal sebagai "mayat rawa" dan telah berlangsung dalam kurun waktu yang lebih lama, dari Zaman Batu hingga abad ke-19, jelas Struve.
Ritual untuk perang
- Tradisi Unik Perayaan Tahun Baru di Sejumlah Negara, Memakai Pakaian Dalam Warna Merah Sampai Gantung Bawang di Pintu
- Ribuan Tahun Lalu Ratusan Tentara Kuno Kalah Perang dan Sisa Jasad Mereka Ditemukan di Sebuah Danau, Tapi Bukan Tenggelam
- Arkeolog Temukan Senjata dan Perhiasan Berusia 3.600 Tahun Terkubur di Ladang, Ada Cincin dan Kapak Berbentuk Unik
- Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi
Dikutip dari laman Live Science, Kamis (12/12), selama penggalian Struve dan timnya telah menemukan artefak Zaman Perunggu lainnya seperti dua kapak perunggu kecil, beberapa cincin pergelangan kaki perunggu besar dan pecahan jarum.
Tim penelitian itu juga menemukan “cincin leher” perunggu berukuran besar. Cincin leher ini diyakini diimpor dari tempat yang sekarang menjadi pantai Baltik Polandia.
Pedang berbentuk S ini berisi dua paku keling yang mungkin merupakan besi paling awal yang pernah ditemukan di Denmark.
ROMU menyatakan pedang ini bermakna sebagai “perwujudan fisik dari transisi dari Zaman Perunggu ke Zaman Besi.”
Sementara itu, desain pedang itu menunjukkan pedang tersebut tidak dibuat di Denmark melainkan di wilayah Eropa selatan yang didominasi oleh budaya Hallstatt selama Zaman Perunggu.
Budaya Hallstatt berkembang pesat dari sekitar abad kedelapan hingga keenam SM dan dipengaruhi oleh budaya Celtic awal Eropa. Budaya Hallstatt memiliki cita-cita prajurit yang menuntut penaklukan, perang, dan konflik.
"Pedang mungkin merupakan gambaran dari itu," simpul Struve.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti