Pegawai Kereta Api Temukan Gudang Bawah Tanah Berusia 5.000 Tahun, Berisi Perkakas Batu dan Tembikar
Temuan ini mengubah narasi yang menyatakan bahwa masyarakat Zaman Batu itu primitif.
Seorang pegawai kereta api menemukan bangunan kuno berusia 5.000 tahun saat sedang mempersiapkan proyek perpanjangan rel di Denmark. Bangunan berukuran sekitar 2 meter x 1,5 meter ini merupakan gudang bawah tanah berlapis batu, ditemukan hanya sekitar 30 cm di bawah permukaan tanah.
Struktur kuno ini ditemukan di situs arkeologi Nygårdsvej 3 di pulau Falster dan berasal dari zaman Neolitikum Tengah, sekitar 5.000 tahun lalu, seperti dikutip dari Popular Mechanics, Selasa (8/10).
- Arkeolog Temukan Kuburan Berusia Hampir 4.000 Tahun di Bukit Terpencil, Ada Kotak Batu Berisi Benda Misterius
- Menilik Uniknya Kotta mara, Benteng Apung Milik Orang Kalimantan yang Digunakan saat Perang Banjar
- Begini Cara Kereta Api Isi Bahan Bakar, Harus Dilakukan Petugas Khusus
- Menguak Jejak Kejayaan Perkebunan Kapuk di Tanah Jawa, Dulu Mampu Memenuhi 85 Persen Kebutuhan Kapuk Dunia
Penemuan ini mengubah pemahaman sebelumnya tentang pengetahuan konstruksi dan kecanggihan sosial dari zaman tersebut. Orang-orang yang membangun struktur ini disebut memiliki pengetahuan konstruksi yang cukup canggih.
“Susunan dan bentuk fitur tersebut dengan jelas menunjukkan asal usul antropogenik dan dipahami sebagai bagian dari salah satu fase rumah,” tulis para penulis, yang dipimpin oleh Marie Brinch dari Museum Lolland-Falster, dalam penelitian yang diterbitkan Radiocarbon.
“Akibatnya, ini ditafsirkan sebagai gudang bawah tanah.”
Tim menemukan dua tahap pembangunan perumahan yang terkait dengan Budaya Beaker Corong di dekat awal periode Neolitikum, dan ruang bawah tanah, yang dilapisi dengan batu kerikil untuk pengerasan jalan, berada di bawah salah satunya.
“Kehadiran ruang bawah tanah berbatu ini menantang pemahaman kita tentang kemampuan konstruksi masyarakat Neolitikum,” tulis para penulis.
“Hal ini memaksa kita untuk mempertimbangkan kembali kompleksitas struktur domestik mereka dan, lebih jauh lagi, organisasi sosial mereka.”
Perkakas Batu dan Tembikar
Tim juga menemukan lubang-lubang dan tiang-tiang, serta bukti tambahan bahwa struktur pagar memberikan petunjuk lain yang mengejutkan tentang kecanggihan pengorganisasian masyarakat yang tinggal di wilayah yang mungkin merupakan wilayah yang dibentengi.
Studi tersebut melaporkan bahwa tim tidak dapat memberikan jawaban pasti apakah area tersebut merupakan bagian dari benteng yang lebih besar, namun mereka yakin gudang bawah tanah tersebut berada di lokasi pusat. Jika diperkuat, hal ini menunjukkan bahwa pemukiman tersebut merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang bisa bertukar barang, membentuk aliansi, dan menciptakan hubungan.
Tim juga menemukan banyak artefak seperti perkakas batu dan tembikar di sekitar ruang bawah tanah, yang menunjukkan pentingnya area tersebut bagi penghuninya. Penanggalan radiokarbon dari sampel arang yang dikumpulkan dari berbagai lapisan situs dan artefak yang ditemukan di dekat ruang bawah tanah menunjukkan penggunaan situs tersebut pada periode Neolitik Tengah, sekitar 3500 hingga 3000 SM.
Ubah Narasi
Pada masa ketika masyarakat masih dianggap sangat primitif, temuan baru ini mengubah narasi tersebut. “Penemuan ini memaksa kita untuk mengevaluasi kembali asumsi kita tentang kemampuan teknologi masyarakat Neolitikum,” tulis para peneliti.
“Kehadiran ruang bawah tanah beraspal tidak hanya menyiratkan keterampilan konstruksi tingkat lanjut tetapi juga perencanaan jangka panjang dan pemahaman canggih tentang penyimpanan dan pengawetan makanan.”
Wawasan ini dapat mendefinisikan kembali tatanan sosial Zaman Batu.
“Pemukiman ini akan menjadi titik fokus bagi penduduk di wilayah tersebut dan mungkin juga bagi wisatawan dari jauh,” tulis para peneliti.
“Apakah situs Nygårdsvej 3 harus dipertimbangkan dalam konteks ini, atau jika interpretasi yang sama sekali berbeda diperlukan, perlu ditentukan melalui penelitian lebih lanjut.”