Pejabat Intelijen Israel Akui Gagal Atasi Serangan Hamas pada 7 Oktober, Padahal Sudah Diberitahu Soal Potensi Penyerbuan
Shin Bet telah menerima informasi intelijen penting yang sebenarnya dapat mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Badan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet telah menerima informasi intelijen penting yang sebenarnya dapat mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober, namun diabaikan.
- Tanggung Malu Seumur Hidup, Pejabat Intelijen Israel Mundur Setelah Akui Gagal Cegah Serangan Hamas 7 Oktober
- Semakin Banyak Tentara Israel Bunuh Diri dan Alami Gangguan Mental Setelah Kembali dari Gaza
- Mantan Pimpinan Militer Israel Akui Negaranya Kalah Perang Lawan Hamas, Netanyahu Harus Dilengserkan
- Israel Akui 19 Sipir Penjaranya Pukuli Tahanan Palestina Hingga Tewas
Pejabat Intelijen Israel Akui Gagal Atasi Serangan Hamas pada 7 Oktober, Padahal Sudah Diberitahu Soal Potensi Penyerbuan
Surat kabar berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth melaporkan pada 28 Desember, badan intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet telah menerima informasi intelijen penting yang sebenarnya dapat mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Sumber: The Cradle
"Shin Bet juga menerima sinyal dari Gaza yang tidak diinterpretasikan dengan benar, padahal mungkin saja itu bisa mencegah atau setidaknya mengurangi skala pembantaian," demikian surat kabar Israel tersebut melaporkan.
Menurut laporan itu, Kepala Shin Bet Ronen Bar hadir di markas Shin Bet di Tel Aviv pada malam sebelum Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan Hamas.
"Kepala Shin Bet bergegas ke markas organisasi di Tel Aviv menyusul tanda-tanda dari Jalur Gaza tentang sesuatu yang sedang terjadi, dan mengadakan konsultasi sepanjang malam," tambah laporan tersebut.
Menurut laporan media Israel lain, Shin Bet menerima informasi dari salah satu agen rahasianya di Gaza beberapa bulan sebelum serangan. Informasi ini mengatakan bahwa Hamas merencanakan sesuatu yang besar “seminggu setelah Yom Kippur.”
Informasi itu "tidak dianggap penting ... Asumsinya adalah jika informasi itu benar, informasi intelijen tambahan akan datang untuk mendukungnya. Oleh karena itu, informasi tersebut tidak diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi," tulis surat kabar itu.
Pada 16 Oktober, Ronen Bar menyalahkan dirinya sendiri atas kegagalan mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
"Meski ada serangkaian tindakan, sayangnya, pada hari Sabtu kita tidak dapat menghasilkan peringatan yang cukup untuk menggagalkan serangan itu. Sebagai pimpinan organisasi, tanggung jawab atas ini ada pada saya. Akan ada waktu untuk penyelidikan. Sekarang kita sedang berjuang," kata kepala Shin Bet saat itu.
Menurut Yedioth Ahronoth, "parahnya" kegagalan Shin Bet untuk mencegah serangan tersebut belum bisa ditentukan.
"Berfokus pada satu berita tertentu tidak mencerminkan gambaran intelijen pada saat itu," kata Shin Bet menanggapi laporan surat kabar tersebut.
Menurut laporan yang muncul sejak dimulainya Operasi Badai Al-Aqsa, Israel mengabaikan banyak peringatan akan kemungkinan serangan.
Pada akhir November, Financial Times mengatakan bahwa laporan rinci oleh seorang perwira dikirimkan kepada pejabat senior di militer beberapa minggu sebelum serangan.
Laporan itu mengatakan bahwa Hamas sedang berlatih untuk "meledakkan pos perbatasan di beberapa lokasi, masuk ke wilayah Israel, dan mengambil alih kibbutzim".
Para prajurit juga memperingatkan rekaman video yang menunjukkan Hamas sedang berlatih untuk menangkap tawanan.
Times of Israel melaporkan pada 26 Oktober bahwa peringatan yang diberikan oleh tentara pengintai diabaikan oleh perwira senior selama berbulan-bulan.
Tel Aviv juga dilaporkan mengabaikan peringatan dari Mesir, ungkap pejabat intelijen Mesir pada awal Oktober.