Sejarah Nakba, Ketika Orang Palestina Terusir dari Tanah Airnya dan Dimulainya Penjajahan Israel
Sejarah Nakba, Ketika Orang Palestina Terusir dari Tanah Airnya dan Dimulainya Penjajahan Israel
Selain mengusir hampir 1 juta rakyat Palestina dari tanah airnya, Israel juga membakar desa-desa.
- Penyelidikan PBB Ungkap Israel Sengaja Serang Warga Sipil di Gaza dengan Senjata Berat, Masuk Kategori Kejahatan Kemanusiaan
- 10.000 Warga Palestina Masih Terkubur di Bawah Reruntuhan Gaza, Butuh Waktu 3 Tahun untuk Dikumpulkan
- Israel Serang Warga Palestina di Gaza 16 Kali Sehari Sejak 7 Oktober, Jatuhkan 70.000 Ton Bom dalam Enam Bulan
- Tak Hanya di Gaza, lsrael Bunuh Ratusan Anak-Anak Palestina di Tepi Barat
Sejarah Nakba, Ketika Orang Palestina Terusir dari Tanah Airnya dan Dimulainya Penjajahan Israel
Pengusiran paksa warga Palestina dari tanah air mereka pada tahun 1948 menciptakan krisis pengungsi terpanjang yang belum terselesaikan dalam sejarah modern. Setiap tahun pada tanggal 15 Mei, warga Palestina memperingati peristiwa tersebut, yang disebut Nakba atau malapetaka.
Pada 1948, sekitar 750.000 warga Palestina diusir secara paksa dari rumah mereka oleh milisi Zionis untuk memberi jalan bagi pembentukan Israel. Menurut warga Palestina, peristiwa ini terus berlanjut hingga saat ini dalam berbagai bentuk seperti perang, pendudukan, pengepungan, penghancuran rumah, dan perampasan tanah.
Middle East Eye menjelaskan Nakba dalam lima grafik utama. Peristiwa Nakba berawal dari tahun 1917, ketika Inggris melalui "Deklarasi Balfour" berjanji kepada para pemimpin Zionis bahwa mereka akan membantu membangun negara bagi bangsa Yahudi di Palestina.
Setelah merebut Yerusalem dari Kesultanan Utsmaniyah pada akhir Perang Dunia I (1914-1918), Inggris menguasai Palestina antara tahun 1923-1948 di bawah “mandat” Liga Bangsa-Bangsa. Di bawah pemerintahan Inggris selama 25 tahun, warga Palestina mengalami penindasan berulang kali, sementara imigrasi Yahudi Eropa berkembang pesat dan kelompok Zionis dilatih serta dipersenjatai.
Ketika Inggris memutuskan untuk mengakhiri mandatnya atas Palestina pada tahun 1947, dan PBB gagal menerapkan pemerintahan alternatif, kelompok Zionis mulai menyerang warga Palestina sebagai bagian dari kampanye pengusiran paksa yang sistematis. Sekitar 530 desa dan kota mengalami pengurangan populasi, terjadi setidaknya 30 pembantaian, dan 750.000 warga Palestina diusir dari rumah-rumah dan desa mereka.
Sekitar 150.000 warga Palestina tetap berada di dalam wilayah negara Israel yang baru dibentuk, banyak dari mereka menjadi pengungsi internal. Mereka yang diusir pada tahun 1948 dan keturunan mereka kini berjumlah 5,8 juta pengungsi, sebagian besar tinggal di negara-negara Arab tetangga.
Israel tidak pernah mengizinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka, menjadikan penderitaan mereka sebagai krisis pengungsi terpanjang yang belum terselesaikan dalam sejarah modern.
Peristiwa Nakba tidak hanya menjadi sejarah masa lalu.
Nakba juga bagian penting dari identitas dan perjuangan warga Palestina hingga saat ini.