Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
Ilmuwan mempelajari cara gajah berkomunikasi dengan sesamanya.
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Apa yang dimaksud dengan "Gacong"? Mengutip Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Gacong merupakan petani dadakan yang datang tanpa diminta. Mereka biasanya warga di sekitar sawah atau kebun dan sudah mengetahui jadwal panen. Pelaku gacong ini akan dengan sukarela membantu petani utama dan pemilik sawah untuk memanen tanamannya yang luas.
-
Apa itu Geplak Gula Jawa? Geplak Gula Jawa merupakan varian geplak yang memiliki ciri khas bentuk serta cita rasa yang berbeda dari geplak pada umumnya. Penampilannya sangat sederhana, warnanya cokelat tua, dan bentuknya lonjong dengan garis-garis di sisinya. Makanan ini biasanya ditaburi dengan tepung ketan sangrai.
-
Kapan hujan paling bikin galau? Sedangkan, menurut ilmu penelitian ketika suhu lebih panas, dapat membawa seseorang keluar dari depresi untuk sementara waktu.
-
Di mana Gajah Mada sering memandikan kerbau? Sendang Krapyak Di tempat ini dulu Gajah Mada sering memandikan kerbau-kerbaunya. Bahkan diduga di dasar sendang terdapat bekas tapak kaki di atas batu.
-
Kenapa Waduk Gajah Mungkur dibangun? Waduk ini dibangun pada tahun 1978 dengan maksud untuk menyediakan sumber daya air bagi irigasi, perikanan, dan energi listrik.
Seperti Manusia, Gajah Memanggil Kawanan Mereka dengan Nama Masing-Masing
Penelitian terbaru mengungkapkan gajah mungkin memiliki kemampuan mengejutkan, yaitu memanggil satu sama lain dengan menggunakan nama masing-masing.
Ilmuwan mempelajari 469 panggilan gajah, yang dikenal sebagai "gemuruh," dari gajah liar Afrika di Kenya.
Peneliti menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu analisis, karena panggilan yang digunakan gajah sulit dipahami oleh manusia.
Gajah tampaknya memiliki "seperti nama" dalam panggilan mereka. Ketika panggilan tersebut diulang, masing-masing gajah dapat mengenali dan merespons dengan tepat.
Studi ini dipublikasikan di Jurnal Ekologi dan Evolusi Alam.
Mickey Pardo, peneliti utama studi ini, menjelaskan gajah menggunakan simbol yang dibuat-buat untuk membicarakan satu sama lain.
Penemuan ini menunjukkan gajah memahami hubungan antara suara yang mereka buat dengan gajah tertentu yang mereka maksud.
- Ilmuwan Penasaran Bagaimana Manusia Purba Bisa Jelajahi Gua Penuh Jurang Berbahaya 8.000 Tahun Lalu
- Mengapa Manusia dan Mamalia Lain Punya Lima Jari? Ini Kata Ilmuwan
- Usia Alam Semesta Ternyata Dua Kali Lebih Tua Dari Dugaan Sebelumnya, Begini Cara Ilmuwan Menghitungnya
- Ilmuwan Akhirnya Temukan Jawaban Mengapa Manusia Tidak Punya Ekor
Hewan lain seperti lumba-lumba dan burung parkit juga
berkomunikasi satu sama lain. Berbeda dengan lumba-lumba dan burung parkit, gajah tidak meniru suara lawan bicaranya. Sebaliknya, nama mereka lebih mirip nama manusia, seperti "Emily" atau "John".
Para peneliti, termasuk ahli dari Universitas Negara Bagian Colorado serta organisasi Save the Elephants dan ElephantVoices, mengamati gajah bereaksi berbeda ketika mendengar "nama" mereka sendiri.
Gajah mendekat lebih cepat, mengeluarkan suara lebih sering, dan berkomunikasi lebih banyak ketika mendengar nama mereka dibandingkan dengan nama gajah lain. Hal ini menunjukkan gajah dapat mengenali dan merespons nama mereka sendiri.
Peneliti belum bisa menentukan nama spesifik untuk masing-masing gajah, dan mereka juga belum memastikan apakah gajah yang berbeda menggunakan nama yang sama untuk satu sama lain.
Tahap selanjutnya dari penelitian ini adalah mengumpulkan lebih banyak data untuk memahami bagaimana nama gajah dibentuk dan digunakan.
Para ahli kognisi hewan percaya pemberian nama menunjukkan tingkat kecerdasan yang tinggi. Caitlin O’Connell-Rodwell, seorang peneliti di Harvard Medical School dengan pengalaman tiga puluh tahun mempelajari gajah, melihat temuan ini sebagai bukti kemampuan gajah untuk membayangkan dan berbicara dengan gajah lain meskipun mereka tidak dapat melihatnya.
Dia berpendapat gajah mungkin memiliki kemampuan yang lebih luas dalam menggunakan bahasa.
Pardo, yang kini menjadi mahasiswa pascadoktoral di Universitas Cornell, menekankan temuan ini menggarisbawahi pentingnya hubungan sosial gajah.
Dia berpendapat gajah hanya perlu mempelajari nama satu sama lain jika mereka benar-benar peduli dan perlu berinteraksi.
Para ahli telah lama mengakui kemampuan kognitif dan kapasitas empati gajah yang luar biasa.
Hewan besar yang ditemukan di sebagian Afrika dan Asia ini dapat hidup hingga 70 tahun di alam liar. Gajah juga terlihat berduka atas kehilangan anggota komunitasnya dan menunjukkan kegembiraan saat berkumpul kembali dengan teman-temannya setelah berpisah.