Serangan Israel Kembali Targetkan Keluarga Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, 10 Anggota Keluarganya Tewas Dibom
Pada April lalu, Israel juga membunuh tujuh anak dan cucu Ismail Haniyeh di Gaza.
Pada April lalu, Israel juga membunuh tujuh anak dan cucu Ismail Haniyeh di Gaza.
-
Apa yang terjadi pada Ismail Haniyeh? Haniyeh, pemimpin Hamas yang punya peran penting dalam perundingan gencatan senjata di Gaza tewas bersama pengawalnya, Wasim Abu Shaaban Rabu lalu, beberapa jam setelah upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
-
Apa isi selebaran yang dijatuhkan Israel di Gaza? Selebaran Ramadan yang ditulis dalam bahasa Arab itu berisi seruan agar "memberi makan mereka yang membutuhkan dan berbicaralah yang baik". Di saat yang sama ratusan ribuan penduduk Gaza saat ini sedang kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air bersih.
-
Siapa yang mencatat kebiadaban Israel di Gaza? Ini salah satu kebiadaban Israel yang diungkap Euro-Med Monitor. Kebiadaban dan kekejian Israel selama operasi genosida mereka di Jalur Gaza, Palestina, tak ada habisnya. Baru-baru ini, lembaga pemantau HAM Eropa, Euro-Med Monitor mengungkapkan kebiadaban Israel yang sangat di luar akal manusia.
-
Apa yang dilakukan Israel terkait perang dengan Hamas? Menteri Keamanan Nasional Israel, Itmar Ben-Gvir mengatakan, pemerintah Israel akan membagikan 4.000 pucuk senapan serbu.
-
Bagaimana Ismail Haniyeh tewas? Kamis lalu New York Times, melaporkan Haniyeh tewas karena bom yang diletakkan di kamarnya dua bulan sebelumnya.
-
Apa yang ditemukan oleh para tentara Israel di perbatasan Gaza? Dua tentara cadangan Israel baru-baru ini menemukan sebuah lampu minyak kuno dari zaman Bizantium yang berumur 1.500 tahun di perbatasan Gaza.
Serangan Israel Kembali Targetkan Keluarga Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, 10 Anggota Keluarganya Tewas Dibom
Israel kembali menargetkan keluarga pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Jalur Gaza, Palestina. Serangan udara terbaru Israel menewaskan 10 anggota keluarga Haniyeh di kamp pengungsi Shati, Gaza utara, menurut kelompok Palestina dan badan pertahanan sipil setempat.
Hamas mengonfirmasi serangan ini pada Selasa, menuding pemerintahan Presiden AS Joe Biden bertanggung jawab atas kelanjutan perang "pemusnahan" terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Hamas menyatakan, AS terus memberikan Israel perlindungan politik dan militer serta waktu untuk menyelesaikan misi penghancuran di Jalur Gaza.
Juru bicara badan pertahanan sipil di Gaza, Mahmud Basal mengatakan serangan pada Selasa pagi menargetkan rumah keluarga Haniyeh di Shati.
- Penasihat Netanyahu Prediksi Agresi Israel di Gaza Berlangsung Sampai Akhir 2024
- Bos Mossad Israel Ancam Keluarga Jaksa Mahkamah Internasional Soal Kejahatan Perang di Gaza
- Israel Serang Warga Palestina di Gaza 16 Kali Sehari Sejak 7 Oktober, Jatuhkan 70.000 Ton Bom dalam Enam Bulan
- Israel Bunuh Enam Anak-Cucu Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Hari Idulfitri, Dibom Saat Silaturahmi ke Rumah Keluarga
"Sepuluh orang tewas, termasuk Zahr Haniyeh, saudara perempuan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh," kata Basal, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (26/6).
Ia menambahkan, beberapa jasad mungkin masih terperangkap di bawah reruntuhan karena kurangnya peralatan untuk mengevakuasi mereka. Jasad yang berhasil dievakuasi telah dibawa ke Rumah Sakit al-Ahli di dekat Kota Gaza. Beberapa orang juga dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.
Hamas mendesak komunitas internasional dan PBB untuk bertanggung jawab atas "kejahatan mengerikan yang sedang berlangsung ini" dan meminta tindakan segera untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah. Mereka juga menuntut agar para pemimpin Israel diadili atas kejahatan mereka.
Militer Israel menyatakan, dua bangunan di Shati dan Daraj Tuffah menjadi sasaran serangan, mengklaim bahwa para pejuang yang terlibat dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel bersembunyi di dalamnya. Namun, mereka tidak menyebutkan serangan terhadap rumah keluarga Haniyeh dalam pernyataan resmi mereka di media sosial.
Tim Al Jazeera melaporkan bahwa korban tewas dari keluarga Haniyeh termasuk Zahr Abdel Salam Haniyeh, Nahed Haniyeh Abu Ghazi, Iman Haniyeh Umm Ghazi, Ismail Nahed Haniyeh, Muhammad Nahed Haniyeh, Moamen Nahed Haniyeh, Zahra Nahed Haniyeh, Amal Nahed Haniyeh, Shahad Nahed Haniyeh, dan Sumaya Nahed Haniyeh.
Pada April lalu, serangan udara Israel di Gaza tengah menewaskan tiga putra dan empat cucu Haniyeh, yang dituduh terlibat dalam "kegiatan teroris." Haniyeh menyatakan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya telah tewas sejak perang Israel di Gaza pecah pada 7 Oktober tahun lalu, yang telah menewaskan lebih dari 37.600 orang di wilayah tersebut.