Temuan Air di Asteroid, Benarkah Kehidupan di Bumi Berawal dari Luar Angkasa?
Bukti adanya air ditemukan ketika tim ilmuwan menganalisis sampel debu dan batu asteroid seberat 5.4 gram.
Tim ilmuwan berhasil menemukan bukti air pada asteroid yang berasal dari 300 juta kilometer dari Bumi. Temuan baru ini diyakini dapat memberikan pemahaman baru mengenai dugaan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa.
Bukti adanya air ditemukan ketika tim ilmuwan menganalisis sampel debu dan batu asteroid seberat 5.4 gram.
-
Apa yang sedang direncanakan oleh para ilmuwan tentang asteroid? Rencana ini pada dasarnya sudah dicanangkan lama. Namun tak kunjung terealisasi karena beragam faktor. Ide dasar untuk mengubah asteroid yang berotasi menjadi ‘habitat baru’ di luar angkasa sudah ada sejak lama. Maksud dari habitat baru ini adalah untuk dijadikan stasiun luar angkasa.
-
Mengapa para ilmuwan ingin mengubah asteroid menjadi stasiun luar angkasa? Maksud dari habitat baru ini adalah untuk dijadikan stasiun luar angkasa.
-
Asteroid apa yang baru ditemukan oleh para ilmuwan? Para ilmuwan dari Asteroid Institute (Institut Asteroid) dan Universitas Washington telah menemukan 27.500 benda langit yang baru diidentifikasi menggunakan teknologi canggih.
-
Siapa yang terlibat dalam mempelajari dan membahas asteroid berbahaya? Melansir laporan ScienceAlert, Rabu (29/11), para ilmuwan dan politisi yang mempelajari asteroid telah mengadakan Planetary Defence Conference (PDC) atau Konferensi Pertahanan Planet pada tahun ini, untuk mengkaji semua masalah yang berhubungan dengan asteroid.
-
Apa yang ditemukan oleh para astronom di luar angkasa? Para astronom telah mendeteksi partikel langka dan berenergi sangat besar yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa.
-
Kapan para ilmuwan menemukan asteroid yang dekat dengan Bumi? Dari 27.500 asteroid yang baru ditemukan, 100 di antaranya merupakan asteroid dekat Bumi, yaitu batuan luar angkasa yang melintas di orbit Bumi.
Dalam penelitian yang dipublikasi pada Jurnal Science tersebut, tim ilmuwan menemukan tetesan berupa air berkarbonasi yang mengandung garam dan bahan organik di batu asteroid yang dinamakan Ryugu.
Temuan ini memperkuat teori bahwa asteroid seperti Ryugu atau asteroid induknya yang lebih besar, mampu “menyediakan air, yang mengandung garam dan bahan organik dalam tabrakan dengan Bumi,” kata Tomoki Nakamura, ilmuwan dari Universitas Tohoku, dikutip dari AFP, Jumat (23/9).
“Tetasan air ini memiliki arti besar,” ujar Nakamura.
“Banyak peneliti percaya bahwa air dibawa (dari luar angkasa) tetapi kami benar-benar menemukan air di Ryugu, sebuah asteroid dekat Bumi, untuk pertama kalinya,” lanjutnya.
Sebelumnya debu dan batu yang berasal dari asteroid Ryugu dikumpulkan oleh pesawat tak berawak milik Badan Penjelajahan Antariksa Jepang bernama Hayabusa-2.
Temuan ini menunjukkan bahwa air mampu bertahan di asteroid.
“Fakta bahwa air ditemukan dalam sampel itu sendiri sangat mengejutkan, mengingat kerapuhannya dan kemungkinan hancur di luar angkasa,” jelas ahli astrobiologi dan profesor emeritus Universitas Nasional Yokohama, Kensei Kobayashi.
“Itu menunjukkan bahwa asteroid mengandung air - dalam bentuk cairan dan bukan hanya es - dan bahan organik mungkin telah dihasilkan di air itu,” lanjutnya.
Kini sampel debu dan batu asteroid itu dibagi di antara tim ilmuwan berasal dari Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, dan China untuk memaksimalkan peluang penemuan baru.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Arab Saudi akan Kirim Astronot Perempuan Pertama ke Luar Angkasa
Sudah Siap Meluncur, Roket Artemis I NASA Batal ke Bulan
NASA Tangkap Suara Misterius dari Lubang Hitam
Teleskop James Webb Deteksi Keberadaan C02 di Atmosfer Planet Lain