WHO Akhirnya Nyatakan Negara Ini Bebas Malaria Setelah Berjuang 100 Tahun
Malaria terjadi akibat infeksi parasit yang kompleks, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Mesir telah mendapatkan sertifikasi sebagai negara bebas malaria dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merupakan pencapaian luar biasa dan sangat dihargai oleh WHO.
"Malaria adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman peradaban Mesir, namun kini penyakit yang pernah menginfeksi para firaun ini telah menjadi bagian dari sejarah," ungkap Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti yang dilaporkan oleh BBC pada Senin (21/10/2024).
-
Siapa yang menyebarkan penyakit malaria? Diketahui, nyamuk Anopheles betina dikenal luas sebagai nyamuk pembawa parasit plasmodium. Parasit ini adalah penyebab penyakit malaria.
-
Bagaimana pemanasan global bisa meningkatkan risiko penyakit menular seperti malaria dan demam berdarah? Pemanasan global juga meningkatkan suhu udara dan curah hujan, yang berkaitan dengan peningkatan jumlah dan perluasan penyebaran hewan pembawa penyakit, seperti nyamuk. Ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan kaki gajah.
-
Bagaimana penyebaran malaria di Amerika oleh bangsa Eropa? Plasmodium vivax, salah satu jenis malaria kronis, diperkenalkan ketika bangsa Eropa menjajah Amerika Selatan dan Utara pada awal abad ke-15. Dan Plasmodium falciparum, jenis malaria mematikan yang merupakan "salah satu patogen manusia yang paling bermasalah yang diketahui saat ini," kata Krause, ini disebarkan oleh perdagangan budak. Para budak dan orang-orang yang diperbudak kemungkinan besar jatuh sakit dengan malaria sebelum perjalanan mereka atau di atas kapal, dan kemudian nyamuk-nyamuk di Amerika dapat mengambil patogen dengan menggigit orang yang terinfeksi, lalu menularkannya ke korban berikutnya.
-
Kapan biasanya gejala malaria muncul? Gejala malaria biasanya muncul 10-15 hari setelah seseorang digigit oleh nyamuk yang terinfeksi.
-
Di mana malaria umumnya tersebar? Malaria umumnya tersebar di daerah-daerah dengan iklim hangat dan lembab.
-
Kenapa penyakit Malaria masih menjadi ancaman di Afrika Sub-Sahara? Malaria tetap menjadi penyebab utama penyakit dan kematian di Afrika Sub-Sahara, di mana nyamuk Anopheles menjadi vektor utama penyebaran penyakit ini.
Pemerintah Mesir memulai upaya pertama mereka untuk memberantas penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk ini hampir satu abad yang lalu. Sertifikasi ini diberikan setelah suatu negara berhasil memutus rantai penularan malaria selama minimal tiga tahun berturut-turut.
Setiap tahun, malaria menyebabkan kematian lebih dari 600.000 orang, sebagian besar di benua Afrika. Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Minggu (20/10), WHO memberikan pujian kepada pemerintah dan rakyat Mesir atas usaha mereka dalam "mengakhiri penyakit yang telah melanda negara itu sejak zaman kuno."
Dimulai sejak 1920-an
WHO juga mencatat bahwa Mesir menjadi negara ketiga di kawasan Mediterania Timur yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini, setelah Uni Emirat Arab dan Maroko. Secara keseluruhan, sebanyak 44 negara dan satu wilayah di dunia telah mencapai pencapaian ini, meskipun WHO menekankan bahwa sertifikasi ini hanyalah "awal dari fase baru."
WHO juga mengingatkan Mesir untuk tetap waspada agar status bebas malaria dapat dipertahankan.Untuk memperoleh sertifikasi dari WHO, suatu negara perlu menunjukkan kemampuannya dalam mencegah penularan kembali malaria.
Upaya awal untuk mengurangi kontak antara manusia dan nyamuk di Mesir dimulai pada tahun 1920-an, di mana larangan penanaman padi dan tanaman pertanian di sekitar pemukiman diterapkan. Saat ini, vaksin telah digunakan di beberapa lokasi, tetapi pemantauan penyakit dan pencegahan gigitan nyamuk tetap menjadi metode yang paling efektif dalam mencegah penyebaran malaria.