6 Misteri identitas Jack the Ripper yang tak terungkap
Jack the Ripper? Seolah menjadi misteri tanpa akhir, inilah 6 identitas yang diyakini sebagai Jack the Ripper.
Tahukah kamu siapa Jack the Ripper? Ya, dia adalah seorang pembunuh berantai legendaris Inggris yang identitasnya masih belum terungkap hingga saat ini. Kasus pembunuhan berantai Jack the Ripper yang dilakukannya pada lima wanita di distrik Whitecepel, London selama musim gugur 1888 telah resmi ditutup tahun 1892.
Namun, hal ini tidak memuaskan rasa penasaran paa sejarawan, kriminolog dan bahkan para detektif untuk mengungkapkan identitas Jack the Ripper yang sesungguhnya. Perjalanan yang cukup panjang untuk mengungkapkan identitas asli dari seorang pembunuh berantai misterius yang setidaknya menghasilkan enam teori yang berbeda-beda.
-
Di mana HBS Bandung terletak? Bandung merupakan sebuah kota besar yang sudah berkembang sejak era penjajahan Belanda. Di kota itu, terdapat sebuah bangunan sekolah tua yang masih berfungsi hingga kini.
-
Kapan trem di Jakarta dihentikan? Operasional trem kemudian dihentikan pada 1959.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kapan HUT Kopassus diperingati? Kopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus!
-
Apa yang menjadi ciri khas bangunan HBS Bandung? Bangunan HBS Bandung terdiri dari dua lantai. Di lantai dua sekolah itu, terdapat sebuah jendela peninggalan Belanda yang harus tetap dibiarkan terbuka. Konon ada seorang noni Belanda yang jatuh cinta kepada pemuda pribumi. Namun percintaannya tidak direstui oleh kedua orang tuanya. Akhirnya noni Belanda bernama Nancy itu bunuh diri dengan melompat dari jendela HBS Bandung.Hingga kini, jendela tempat noni Belanda itu loncat masih dibiarkan terbuka.
-
Kenapa trem di Jakarta dihentikan? Pada 1962, trem benar-benar dipensiunkan di Jakarta. Gerbong-gerbongnya dibiarkan terbengkalai. Demi menghemat anggaran, dan mengalokasikannya untuk bus impor dari Autralia, rel-rel baja dibiarkan dan hanya diuruk menggunakan tanah lalu diaspal. 100 unit awal bus didatangkan pada tahun itu, dan terus ditambah unit-unitnya.
Carl Feigenbaum
Trevor Marriot, seorang mantan anggota skuad pembunuhan di Bedforshire, Inggris berasumsi bahwa Jack adalah seorang pelaut Jerman bernama Carl Feigenbaum yang dieksekusi karena melakukan pembunuhan terhadap seorang wanita di New York tahun 1984. Marriot menunjukkan fakta bahwa dua dermaga pedagang yang beroperasi di dekat Whitecepel. Mereka diketahui sering singgah di rumah bordil yang berada tidak jauh dari dermaga tersebut.
Asumsi berkaitan dengan target pembunuhan Jack yang rata-rata adalah wanita tuna susila. Marriot juga melihat adanya kesamaan antara kejahatan yang dilakukan Jack the Ripper dengan pembunuhan Feigenbaum pada Julianna Hoffman.
Penyelidikan pada arsip yang ada mengungkapkan bahwa Feigenbaum yang memiliki banyak nama samaran adalah seorang pelaut untuk Line Norddetsche. Kapal Line Norddetsche diduga selalu merapat di dermaga tepat pada saat Jack melakukan pembunuhan.
Marriot juga menemukan bahwa satu abad yang lalu pengacara Feigenbaum juga telah menemukan kesimpulan yang sama dengan dirinya. Dia mengatakannya melalui media surat kabar bahwa kliennya (Feigenbaum) mengakui dirinya sebagai pembunuh berantai.
Pangeran Albert Victor
Sebuah pengungkapan yang sensasional dan menarik bahwa identitas asli sang pembantai adalah Pangeran Albert Victor, putra Raja Edward VII sekaligus cucu laki-laki dari Ratu Victoria. Sang pangeran yang akrab disebut Eddy oleh keluarganya adalah pewaris tahta kedua ketika dia meninggal karena influenza pada usia 28 tahun.
Pada tahun 1970, Thomas Stowell yang seorang dokter di Inggris menerbitkan sebuah artikel yang menyiratkan bahwa Eddy telah melakukan pembunuhan selama  mengalami kegilaan yang disebabkan oleh infeksi Sifilis (infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset).Â
Sebuah artikel yang menyebabkan badai kontroversi media internasional. Beberapa teori koinspirasi kontemporer terus melakukan penyelidikan kebenaran akan teori yang mengatakan seorang pria yang akan menjadi raja memiliki sisi gelap sebagai seorang pembunuh berantai. Beberapa catatan resmi menawarkan indikasi kuat bahwa sang pangeran berada di dekat Whitechapel saat korban meninggal.Â
Montague John Druitt
Tangal 9 November 1988, setelah tujuh minggu setelah pembunuhan kelima sekaligus pembunuhan terakhir yang dilakukan oleh Jack, seorang pengacara lulusan Oxford.
Montague John Druitt ditemukan tewas mengambang di sungai Thames dengan kondisi saku yang terisi penuh dengan batu. Peneliti menemukan bahwa penyebab kematian adalah bunuh diri, dan tubuh korban telah berada di dasar sungai selama beberapa minggu.Â
Druitt diduga mengalami beberapa masalah pribadi selama tahun 1880-an, termasuk kasus pemecataannya dari sebuah sekolah asrama. Beberapa penulis mengatakan bahwa dia dipecat karena terbukti sebagai seorang homoseksual. Selain itu Druitt diduga mengalami tekanan karena kasus kematian ayahnya, sekaligus kondisi ibunya yang harus berakhir di rumah sakit jiwa.Â
Meskipun belum ada bukti konkret mengenai keterlibatan dirinya dengan kasus pembunuhan Ripper, namun fakta bahwa pembunuhan berantai tersebut berakhir setelah kematiannya. Hal tersebut  menurut detektif London Melville Leslie dirasa cukup untuk menjadikannya (Druitt) sebagai salah satu tersangka.
Walter Sickert
Dirinya lahir pada tahun 1860 di Jerman dan dibesarkan di Inggris. Sickert adalah seorang pelukis impresionis terkenal yang dihormati karena turut andil pada kemajuan seni di Inggris. Â
Pada awal 1990-an, Ia menciptakan sebuah karya menggemparkan dengan penggambaran sugestif tentang wanita tuna susila tanpa busana di samping seorang pria yang berpakaian lengkap. Salah satu lukisannya juga menggambarkan tangan manusia yang sedang mencekik wanita tersebut.Â
Sickert memiliki ketertarikan khusus pada kasus Ripper, terlebih dia menyewa sebuah ruangan yang diyakini sebagai tempat yang pernah dihuni oleh Jack the Ripper. Hal tersebut mengilhaminya untuk melukis "kamar tidur Jack the Ripper" sekitar tahun 1907.
Meskipun bukan pertama kalinya adanya asumsi keterkaitan antara seniman dan sang pembantai Whitechapel, seorang novelis cerita kriminal Patricia Cornwell menjadi pendukung utama asumsi tersebut dengan menerbitkan bukunya yang berjudul "Portrait of a Killer: Jack the RipperâCase Closed" tahun 2002.Â
Dalam bukunya Patricia menjelaskan bagaimana dirinya dan tim investigasi modern melakukan pembuktian dengan teknik forensik adanya keterlibatan Sicker dalam kasus tersebut. Patricia melakukan pembuktian dengan menganalisis lukisannya dan membandingkan DNA dengan sampel DNA yang ditemukan pada surat-surat yang ditandatangani Jack the Ripper selama pembantaian.
Banyak ahli yang menangani kasus Jack mengatakan bawa surat-surat tersebut hanyalah berita palsu untuk mengalihkan perhatian polisi, dan adanya dugaan bahwa Sicker sedang berada di Perancis saat pembunuhan terjadi.Â
Robert Mann
Pada tahun 2009 seorang sejarawan Inggris, Mei Trow mengumumkan bahwa dengan bantuan forensik modern dan pakar psikologis, dirinya berhasil mengungkap identitas Jack the Ripper. Trow mengarah pada Robert Mann, seorang petugas kamar mayat di mana para korban dibawa masuk dan diperiksa.Â
Berdasarkan pada cara yang dilakukan untuk memutilasi korban, Jack the Ripper diduga memiliki pengetahuan mengenai anatomi tubuh. Kriminolog modern juga menduga bahwa Jack memiliki kesulitan untuk mengenyam pendidikan dan status sosial ekonomi yang rendah dengan menganalisa gambar klasik dari penguntit malam kelas atas yang menggunakan cape olahraga dan topi.Â
Sesuatu yang sangat sesuai dengan profil Mann yang menghabiskan masa kecilnya dalam keluarga miskin dan saat dia dewasa selalu menangani mayat setiap hari. Menurut hasil pemeriksaan atas kasus Polly Nichols (kasus pembunuhan jack yang pertama), Mann melakukan tindakan yang tidak dibutuhkan dengan membuka baju korban. Trow memandang bahwa Mann melakukannya dengan tujuan untuk mengagumi hasil karyanya sendiri.
Jill the Ripper
Selama bertahun-tahun, sejumlah orang termasuk Sir Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes) telah bermain-main dengan gagasan bahwa Jack the Riper bukanlah pria yang haus akan darah, tetapi secara harfiah karena femme fatal (istilah yang digunakan untuk menyebut para wanita yang memiliki daya pikat tinggi).Â
Mary Pearcey adalah satu-satunya tersangka wanita yang diduga sebagai Jack the Ripper. Pearcey adalah seorang wanita Inggris yang dieksekusi karena melakukan pembunuhan pada istri dan anak kekasihnya dengan pisau ukiran. Tahun 2006, studi yang dilakukan oleh Ian Findlay, seorang ilmuan Australia menemukan hasil yang luar biasa pada pembenaran mengenai teori Jill the Ripper.Â
Findlay melakukan perjalanan ke London untuk mengumpulkan sampel air liur dari beberapa surat Jack the Ripper yang dianggap memiliki kredibelitas. Findlay kemudian membuat profil parsial dari ekstraksi sampel DNA yng diambilnya. Temuan sementara menunjukkan bahwa pengirim surat kemungkinan besar adalah seorang wanita.