Mengulik Bir Jawa, Minuman ala Keraton yang Punya Peran Diplomatis dalam Sejarah
Bir jawa, minuman favorit Sultan yang tidak memabukkan.
Bir Khas Keraton yang Nggak Memabukkan
Kalau ngobrolin soal bir, yang terlintas dalam pikiran umumnya adalah minuman yang mengandung alkohol. Tapi, beda lagi dengan Bir Jawa yang merupakan minuman khas Keraton Yogyakarta yang satu ini. Bukannya mengandung alkohol, Bir Jawa malah terbuat dari rempah-rempah khas Indonesia!
Kalau menelusuri sejarahnya, Bir Jawa khas Keraton Yogyakarta diperkirakan mulai muncul dalam era pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Kabarnya saat itu Sri Sultan melihat tentara Belanda yang sering minum bir. Dari situ, ia pun mulai terinspirasi untuk membuat racikan bir sendiri yang nggak mengandung alkohol sama sekali.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Apa saja yang diciptakan oleh KRT Wiroguno untuk Keraton Yogyakarta? Sebagai seorang seniman, KRT Wiroguno telah berjasa besar bagi Keraton Yogyakarta. Semasa hidupnya ia menciptakan lebih dari seratusan gending, merancang kostum Langendriya, menggeluti foto painting hitam putih, dan berbagai kesenian lainnya. Berkat berbagai hal tersebut, layak rasanya apabila ia disebut sebagai salah satu seniman besar Keraton Yogyakarta.
-
Kenapa Sate Tukangan di Yogyakarta menarik perhatian pecinta kuliner? Menu sate yang dijual di kedai pinggir jalan sate Tukangan juga dijamin tak ditemukan di banyak kedai sate di kota pelajar itu. Pasalnya, Ainun masih mempertahankan menu andalan dari sang kakek yakni daging dan jeroan ayam.
-
Apa yang menjadi fakta unik dari Keraton Kasepuhan Cirebon yang jarang diketahui? Keramik ini tersebar di bagian dinding pada bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon Keraton Kasepuhan selama ini identik sebagai pusat penyebaran Islam di Cirebon. Di sini nuansa Timur Tengah cukup terasa, terutama di kompleks Siti Inggil yang berisi ornamen rukun Iman dan rukun Islam.Keraton ini dahulu pernah dipegang penuh oleh pemerintahan Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. Namun terdapat fakta yang jarang diketahui dari keraton tertua di Cirebon itu, yakni adanya beberapa hiasan keramik yang berisi kisah dari Al Kitab.
-
Apa yang membuat Sate Tukangan di Yogyakarta begitu istimewa? Sate Tukangan wajib dicicipi saat berburu kuliner pinggir jalan di Kota Yogyakarta. Sate yang satu ini menjadi buruan banyak pecinta kuliner di Kota Yogyakarta. Rasanya diklaim otentik, karena resepnya asli dari Madura.
-
Di mana makanan unik 'Ketela Bajingan' berasal? Ketela Bajingan berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.
Kok Bisa Sih Ada Bir yang Nggak Mengandung Alkohol?
Inilah yang jadi awal cerita bagaimana Bir Jawa bisa jadi minuman khas Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga saat ini.
Racikan Khas yang Dibuat Sedemikian Rupa hingga Menyerupai Bir
Ada sederet rempah yang digunakan sebagai 'ramuan' buat menciptakan Bir Jawa ini. Mulai dari bunga cengkeh, kayu manis, serutan kayu secang, jahe, kapulaga, daun serai, daun pandan, jeruk nipis, gula pasir dan gula batu. Bahan-bahan ini nantinya dicampur dalam air dan direbus sampai warnanya kemerahan.
Karena berwarna merah, akhirnya racikan Bir Jawa pun ditambahkan jeruk nipis. Selanjutnya minuman tersebut dikocok sampai berbuih yang bikin makin mirip dengan bir pada umumnya.
Tambahan Jeruk Nipis, Bikin Makin Mirip Bir pada Umumnya
Begini proses pembuatan Bir Jawa
'Ritual' Minum Bir Jawa ala Sultan
Dulunya, Bir Jawa dianggap sebagai minuman kaum 'sultan', karena cuma bisa dikonsumsi oleh kaum priyayi di keraton. Bahkan, Sri Sultan punya 'ritual' tersendiri dalam menikmati minuman yang satu ini. Biasanya Bir Jawa disajikan dari gogok atau sejenis kendi yang terbuat dari kaca atau kristal dengan tutup teko terbuat dari emas 28 karat.
Nggak hanya itu, gelas yang dibuat untuk minum Bir Jawa ini juga terbuat dari emas 18 karat. Nggak heran kalau jadi minuman ala 'sultan' di masanya.
Nah, Sri Sultan sendiri biasanya mulai menikmati Bir Jawa di sore hari sekitar jam 18.00 setelah mandi dan mengenakan busana adat Jawa.
- Mengenal Sosok LN Palar, Tokoh Penting Perjuangan Kemerdekaan Indonesia di Jalur Diplomasi
- Jadi Kudapan Favorit Sultan Banten, Ini Fakta Menarik Apem Putih yang Melegenda di Pandeglang
- Potret Diplomat Perempuan Pertama Indonesia Laili Roesad Saat Tiba di Belgia, 'Sangat Anggun di Zaman Dulu'
- Mahasiwa UI Tewas Dibunuh Senior Dikenal Penurut dan Bercita-cita Jadi Diplomat
Bagian dari Kuliner Diplomasi Keraton Yogyakarta dan Belanda
Kehadiran Bir Jawa ternyata nggak cuma buat dinikmati oleh keluarga Kesultanan Yogyakarta saja. Minuman yang satu ini punya peranan penting, yaitu bagian dari kuliner diplomasi antara Keraton Yogyakarta dan Belanda. Apa itu?
Dari Makanan Menuju Kesepahaman
Makanan sudah sering digunakan untuk mencapai misi-misi politik raja-raja di Nusantara, termasuk ketika melakukan diplomasi dengan pihak asing dan penjajah. Hal ini dikenal dengan istilah gastrodiplomasi, yaitu bentuk diplomasi lewat makanan atau tata boga yang dapat menciptakan pemahaman lintas budaya.
Nggak hanya dilakukan di Yogyakarta, sebuah catatan sejarah juga menunjukkan bahwa diplomasi di meja makan juga terjadi ketika VOC berkunjung ke Keraton Mataram Islam. Saat itu, pihak keraton menyiapkan kembul bujono, tradisi pesta makan besar untuk menyambut tamu asing.
Sebagai bentuk totalitas, pihak keraton juga menyediakan dapur khusus dengan koki orang Eropa.
Bir Jawa Jadi Kunci Diplomasi Keraton Yogyakarta
Bir jadi salah satu minuman penting dalam diplomasi bagi budaya barat. Namun, harganya yang mahal membuat minuman tersebut susah untuk didapatkan. Surprisingly, rasa yang unik dan khas dari Bir Jawa membuatnya disukai oleh tentara Belanda.