Sejengkal Pulau di Indonesia yang Pernah Lebih Berharga dari Manhattan, New York
Tahukah Anda bahwa dahulu terdapat sebuah pulau di wilayah timur Indonesia yang ditukar dengan wilayah Manhattan di New York?
Tahukah Anda bahwa dahulu terdapat sebuah pulau di wilayah timur Indonesia yang ditukar dengan wilayah Manhattan di New York? Pulau yang ditukar ini adalah sebuah pulau penghasil rempah bernama pulau Run.
-
Kenapa Penjara Koblen dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda? Penjara Koblen atau Penjara Bubutan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1930.
-
Bagaimana cara Soeratin menentang kolonialisme Belanda? Soeratin dan rekan-rekannya ingin mengimplementasikan amanat Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Dia sendiri punya keinginan menyemai nasionalisme di kalangan pemuda melalui sepak bola. Hal ini sekaligus menjadi bentuk menentang kolonialisme Belanda.
-
Apa tujuan utama Indische Partij dalam melawan kolonial Belanda? Tujuan Indische Partij secara umum adalah melawan diskriminasi dan ketidakadilan yang dilakukan kolonial Belanda.
-
Kenapa anjing di masa kolonial Belanda dikenakan pajak? "Didenda uang sebanyak-banyaknya Rp15 bagi orang yang memelihara anjing jikalau anjingnya terdapat di jalan raya atau di tanah lapang dengan tiada memakai medali yang masih laku menurut aturan tersebut," Pemerintah kolonial Belanda saat itu berargumen adanya pajak terhadap anjing bertujuan demi mencegah bahaya penyakit anjing gila.
-
Mengapa Radin Intan II berjuang melawan kolonial Belanda? Sejak lahir, ia tidak pernah melihat ayahnya secara langsung karena telah dibawa ke pengasingan oleh Belanda. Selama hidup, sang ibu kerap bercerita kepada Radin Intan II tentang sosok ayahnya itu. Sejak saat itu semangat juang dan keinginan untuk mempertahankan tanah kelahiran sudah terbentuk di dalam diri Radin Intan II.
-
Kenapa Depati Amir melawan kolonial Belanda di Bangka? Dengan tekad yang kuat dan penuh keberanian untuk menentang dan melawan pihak kolonial, Depati Amir mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Bangka. Ia merupakan pejuang yang gigih melawan kolonialisme Belanda terutama dalam aktivitas pertambangan timah.
Sejengkal Pulau di Indonesia yang Pernah Lebih Berharga dari Manhattan, New York
Nilai sebuah daerah atau pulau sebenarnya tidak bisa ditentukan dengan mudah. Namun, di masa lalu, kolonialisme bisa membuat sebuah bangsa menilai seberapa berharga sebuah daerah jajahan dan bahkan menukarnya. Hal inilah yang terjadi pada Pulau Run dengan Manhattan di New York pada tahun 1667.
Kisah pertukaran ini dituturkan oleh Giles Milton dalam bukunya berjudul "Pulau Run: Magnet Rempah-rempah Nusantara". Buku ini menyoroti pertukaran tidak setara antara kedua daerah ini. Pada saat itu, Pulau Run merupakan primadona di mata negara penjajah karena komoditas rempah yang diproduksinya.
Pala, Rempah yang Menggoda
Pulau Run, yang terletak di Kepulauan Banda di Indonesia Timur, pada abad ke-17 dikenal sebagai penghasil pala terbaik di dunia. Pala merupakan rempah yang sangat berharga karena aromanya yang harum dan khasiat obatnya. Harga pala di pasar Eropa bahkan bisa sepuluh kali lipat harga emas.
- Momen Kembalikan Baliku Pukau Warga New York, Tampilkan Legong Kraton
- Teduhnya Waduk Kebon Melati, Tempat Menyendiri yang Nyaman di Ibu Kota, Tampilkan Jakarta Serasa New York
- FOTO: Momen Kota New York Akhirnya Diguyur Hujan Salju Pertama Setelah 700 Hari
- FOTO: Penampakan Gunung Es Terbesar Dunia Terombang-ambing di Lautan Antartika, Luasnya 3 Kali Kota New York
Belanda, sebagai kekuatan kolonial utama pada masa itu, sangat menginginkan kendali atas perdagangan pala. Mereka berupaya menguasai Kepulauan Banda, termasuk Pulau Run, melalui serangkaian peperangan dan perjanjian dengan penguasa lokal.
Di sisi lain, Inggris, pesaing utama Belanda dalam perdagangan rempah-rempah, juga mengincar Pulau Run. Pada tahun 1624, Inggris berhasil merebut pulau tersebut dari Belanda, yang tentu saja membuat Belanda geram.
Perjanjian Breda
Ketegangan antara Belanda dan Inggris terus meningkat, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di Eropa. Akibatnya, kedua pihak memutuskan untuk bernegosiasi demi meredakan konflik.
Pada tahun 1667, Belanda dan Inggris mengadakan perjanjian damai di Breda, Belanda. Salah satu poin kesepakatan yang paling mengejutkan adalah pertukaran Pulau Run dengan Pulau Manhattan.
Mengapa Belanda Rela Melepas Manhattan?
Keputusan Belanda untuk melepaskan Manhattan mungkin tampak membingungkan pada pandangan pertama terutama melihat bagaimana strategisnya daerah itu saat ini. Namun, pada saat itu, Manhattan hanyalah sebuah pemukiman kecil bernama Nieuw Amsterdam. Bagi Belanda, Manhattan belum menunjukkan potensi ekonomi yang besar.
Sebaliknya, Belanda terobsesi dengan pala. Mereka rela melepaskan wilayah yang luas dan belum berkembang di Amerika demi mendapatkan kendali penuh atas perdagangan pala di Pulau Run.
Dalam jangka pendek, Belanda tampaknya diuntungkan oleh pertukaran tersebut. Mereka berhasil memonopoli perdagangan pala dan menikmati keuntungan besar.
Namun, keuntungan tersebut tidak bertahan lama. Negara-negara lain seperti Prancis dan Inggris mulai menanam pohon pala di wilayah mereka, sehingga harga pala akhirnya menurun drastis.
Sementara itu, Manhattan, yang awalnya dianggap tidak begitu berharga, berkembang pesat di bawah kepemimpinan Inggris. Lokasinya yang strategis di muara Sungai Hudson menjadikannya sebagai pelabuhan penting dan pusat perdagangan. Kota New York, yang didirikan di Manhattan, akhirnya menjelma menjadi salah satu kota paling makmur di dunia.
Pertukaran Pulau Run dengan Manhattan menjadi salah satu keputusan kolonial yang paling terkenal dan ironis. Belanda memprioritaskan keuntungan jangka pendek dengan memperdagangkan rempah-rempah yang nilainya akan menurun.
Inggris, sebaliknya, tanpa disadari, memperoleh wilayah yang bernilai tak terkira. Manhattan saat ini merupakan pusat keuangan dan budaya global, sedangkan Pulau Run hanya dikenal sebagai penghasil pala dalam jumlah terbatas.