Tradisi Cium Tangan di Indonesia, Asalnya dari Mana Sih?
Jadi kebiasaan sehari-hari, sejak kapan orang Indonesia mulai sering cium tangan?
Sebagai masyarakat Indonesia, dari kecil mungkin sudah terbiasa dengan mencium tangan kepada orang yang lebih tua. Saat pamit mau berangkat ke sekolah, ketika bertemu dengan guru di sekolah, atau bertemu dengan orang yang lebih tua, cium tangan jadi budaya yang nggak pernah dilewatkan. Tapi, dari mana sih munculnya tradisi yang satu ini?
Simbol Sopan Santun
Di Indonesia, tradisi cium tangan ini dianggap sebagai bagian dari sopan santun dan penghormatan dalam hubungan antar manusia. Seringnya dilakukan untuk menghargai orang yang dianggap lebih tua. Nggak hanya dalam konteks formal, cium tangan atau yang sering disebut salim ini juga dilakukan saat suasana santai. Misalnya saat berkumpul dengan keluarga besar di rumah, salim juga sering dilakukan.
-
Apa yang unik dari tradisi Ancakan? Tradisi Ancakan merupakan tradisi yang rutin diadakan masyarakat Demak pada malam Iduladha. Tradisi ini merupakan bentuk sedekah ahli waris kepada para peziarah atau masyarakat luas yang merupakan tradisi sebelum penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga. Kegiatan ancakan berbarengan dengan kegiatan kirab tumpeng sembilan yang dikirab dari Pendopo Kabupaten Demak ke Masjid Agung Demak.
-
Apa itu tradisi Cikibung? Dahulu, tradisi Cikibung lazim dilakukan oleh ayah di Kabupaten Subang, Jawa Barat, untuk melindungi anaknya. Tradisi ini biasanya digelar di kawasan leuwi atau sejenis sungai yang cukup dalam pada sore hari.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa yang dipelajari dari Tradisi Panah Kasumedangan? Belajar dari Tradisi Panah Kasumedangan, Olahraga Tradisional Khas Sumedang Sarat Makna Keunikan lain dari tradisi panahan ini adalah cara membidiknya yang tidak menggunakan mata, melainkan menggunakan hati. Kabupaten Sumedang memiliki julukan sebagai pusat budaya Sunda. Ini karena di kota kecil nan sejuk itu berbagai tradisi buhun atau lama lahir, salah satunya Panah Kasumedangan yang mengajarkan berbagai makna kehidupan.
-
Apa itu Tradisi Adang? Tradisi ini diartikan sebagai memasak bersama yang terkadang diiringi ritus-ritus untuk nenek moyang. Biasanya adang diadakan untuk membantu warga yang tengah melakukan hajatan.
-
Apa yang unik dari tradisi menyambut malam takbiran di Cirebon? Uniknya Cara Warga Cirebon Sambut Malam Takbiran, Arak Patung Raksasa Berhiaskan Lampu dan Bendera Tradisi ini menarik, karena karakter yang diarak merupakan hewan raksasa dan diiringi lampion serta obor bersama gema takbir Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk merayakan malam kemenangan.
Jadi Tradisi di Negara Asia Tenggara Lain
Tahukah kamu kalau ternyata budaya salim atau cium tangan nggak hanya ditemukan di Indonesia saja? Negara Asia Tenggara lainnya seperti di Malaysia, Filipina, dan Brunei juga memiliki tradisi serupa, bahkan jadi kebiasaan umum yang dilakukan saat bertemu dengan orang yang lebih tua.
Akulturasi dengan Agama
Menurut sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Samuel Charlies Mowoka, disebutkan bahwa tradisi cium tangan berasal dari proses akulturasi budaya lokal dengan agama. Di Indonesia sendiri, Islam menjadi agama yang banyak memberikan pengaruh terhadap tradisi tersebut, terlebih dalam konteks cium tangan terhadap guru atau orang yang disegani.
Sementara itu, Kristen juga mengenal budaya mencium tangan untuk pemuka agama atau orang yang disegani.
Namun, kebiasaan ini sendiri sudah mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat Eropa.
Berkembang Menjadi Sungkeman
Dari kebiasaan mencium tangan, kemudian berkembang menjadi sungkeman yang banyak dilakukan saat Lebaran. Tradisi ini dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua sambil mencium tangannya. Biasanya hal ini dilakukan oleh anak kepada orang tuanya sendiri saat Lebaran tiba.
Diperkirakan Berasal dari Solo
Bagi masyarakat Jawa, tradisi sungkeman sudah berlangsung secara turun-temurun. Jika dirunut sejarahnya, ternyata tradisi tersebut berasal dari kota Solo.
Menurut cerita, halal bihalal yang berkembang menjadi budaya di Indonesia awalnya berasal dari tradisi Sungkeman di Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Pura Mangkunegaran. Diperkirakan sungkeman massal terjadi pertama kali di era Kanjeng Gusti Pangeran Agung (KGPA) Sri Mangkunegara I yang dilakukan setelah menggelar salat Ied.
Praktik tradisi sungkeman di Solo
Dianggap Sebagai Praktik Terselubung Melawan Penjajah
Seiring dengan kolonialisme yang terjadi di tanah air, tradisi sungkeman tak bisa leluasa digelar. Hal ini karena adanya kecurigaan bahwa kegiatan tersebut dianggap sebagai pertemuan terselubung dalam melawan penjajah Belanda. Gara-gara hal tersebut, pihak keraton akhirnya membuat prosesi halal bihalal saat Lebaran menjadi open house yang tradisinya bertahan hingga saat ini.
Bentuk Penghormatan kepada yang Lebih Tua
Sungkeman nggak hanya menjadi tradisi yang dilakukan saat Lebaran saja. Banyak momen lain yang juga sering diisi dengan budaya yang satu ini. Misalnya sungkeman anak meminta doa restu orang tua sebelum menikah. Biasanya sosok yang disungkemi adalah orang tua dan mereka memberikan berbagai nasihat baik dan doa untuk sang anak yang menjalani ritual sungkeman.