Kunjungi Umat Muslim Korban Genosida, Presiden Soeharto Tembus Medan Perang Penuh Sniper
PBB tak mau bertanggung jawab, tapi Soeharto nekat pergi. Tanpa ragu dia berangkat tanpa rompi antipeluru.
PBB tak mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu. Namun Presiden Soeharto bersikeras untuk pergi.
Kunjungi Umat Muslim Korban Genosida, Presiden Soeharto Tembus Medan Perang Penuh Sniper
Tahun 1992-1995, konflik di Balkan memakan korban ribuan Muslim Bosnia.
Tentara Republik Srpska dan pasukan paramiliter Serbia-Bosnia melakukan genosida kepada etnis Muslim Bosnia.
Pembantaian, pemerkosaan dan pemusnahan etnis terjadi di sini.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Bagaimana cara Soeharto memilih wakil presiden di era Orde Baru? Menurut Soeharto, tim ini yang akan memberikan penilaian akhir dari nama-nama yang muncul untuk menjadi wakil presiden Soeharto."Saya tidak sendiri memilih wakil presiden," kata Soeharto.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
Di Tengah Kondisi Pertempuran itulah Presiden Soeharto Memutuskan Berkunjung ke Sarajevo
Anggota rombongan kaget. Baru saja mereka mendengar kabar pesawat yang ditumpangi Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang ke Bosnia.
Namun insiden penambakan itu tidak menyurutkan langkah pemimpin negara Non Blok ini berangkat ke Bosnia.
Setelah berdebat, PBB mengizinkan Soeharto terbang ke Bosnia
Syaratnya, Soeharto harus menandatangani surat pernyataan risiko.
Artinya PBB tak bertanggung jawab jika suatu hal menimpa Presiden RI kedua ini di Sarajevo.
Tanpa Ragu, Soeharto Menandatangani Surat itu
Kolonel Sjafrie Sjamsoeddin, Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden sempat ketar-ketir juga
Apalagi saat Soeharto menolak mengenakan helm baja. Dia juga tak mau menggunakan rompi antipeluru seberat 12 kg yang dikenakan oleh setiap anggota rombongan.
"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie.
Saat mendarat di Sarajevo, Sjafrie melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk menembak jatuh pesawat terbang terus bergerak mengikuti pesawat yang ditumpangi rombongan Presiden Soeharto.
"Pak Harto turun dari pesawat dan berjalan dengan tenang."
"Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan kepercayaan diri kami sebagai pengawalnya pun ikut kuat, tenang dan mantap. Presiden saja berani, mengapa kami harus gelisah," beber Sjafrie.
Setelah mendarat, bukan berarti masalah selesai. Mereka harus melewati Sniper Valley, sebuah lembah yang menjadi medan pertarungan para penembak jitu
- Pelantikan Perwira Akpol di Istana Tahun 1987, Panglima ABRI Dijabat Jenderal Intel Kawal Langsung Presiden Soeharto
- Potret Lawas Bahagianya Presiden Soeharto & BJ Habibie Indonesia Bisa Bikin Pesawat Sendiri, Senyumannya Lebar Sumringah
- Potret Lawas Putri Presiden Soeharto Wisuda Sarjana IPB Tahun 1987, Wajahnya Ramai Disebut Mirip Mendiang Jupe
- Potret Presiden Soeharto Pimpin Sidang Terakhir Kabinet Pembangunan II, Dikawal Ayah Jenderal TNI
Pak Harto naik panser VAB yang sudah disediakan Pasukan PBB. Walau di dalam panser, bukan berarti mereka akan aman 100 persen dari terjangan peluru sniper.
Tapi Presiden Soeharto santai-santai saja.
Mereka sampai di Istana Presiden Bosnia, keadaannya sangat memprihatinkan.
Tidak ada air mengalir, sehingga air bersih harus diambil dengan ember. Pengepungan yang dilakukan milisi Serbia benar-benar meluluh-lantakan kondisi Bosnia.
Presiden Bosnia Herzegovina Alija Izetbegovic menyambut hangat kedatangan Presiden Soeharto. Dia benar-benar bahagia Soeharto tetap mau menemuinya walaupun harus melewati bahaya.
Sjafrie yang Heran Kenapa Presiden Soeharto Nekat Berangkat pun Bertanya
"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok," jawab Pak Harto.
Tapi kan Resikonya Sangat Besar, Pak? Tanya Sjafrie Lagi.
"Ya itu bisa kita kendalikan. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik, mereka jadi tambah semangat," kata Pak Harto.
Kata-kata itu membekas di hati Sjafrie. Bahkan sampai puluhan tahun kemudian, dia masih ingat kata-kata Presiden Soeharto tersebut.
Demikian ditulis dalam buku Pak Harto The Untold Stories.