Sejarah Kampung Mati Vietnam di Kramat Jati
Kini, orang-orang menyebutnya Kampung Mati Vietnam.
Di tengah-tengah banyaknya daerah di Jakarta, terdapat perkampungan di Kramat Jati, Jakarta Timur yang dulunya pernah dihuni sebagai penampungan warga Vietnam ketika terjadi perang saudara di negara tersebut.
Kini, orang-orang menyebutnya Kampung Mati Vietnam. Menilik dari sejarahnya, pada tahun 1970-an terjadi Perang Vietnam atau Perang Saudara, di mana banyak warga Vietnam yang mengungsi ketika peperangan semakin pelik, apalagi ketika Amerika Serikat mulai ikut campur.
- Damai dan Tentram, Begini Potret Kampung Sunda Kristen di Lembang Bandung
- Potret Kota Paling Maju di Lamongan Sejak Ratusan Tahun Silam, Banyak Bangunan Megah Kini Terbengkalai
- Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
- Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Salah satu tempat tujuan pengungsiannya adalah Indonesia. Warga Vietnam yang mengungsi tinggal di kawasan Jalan Diklat Depsos, Kecamatan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Seperti tempat penampungan pada umumnya, mereka ditempatkan pada satu hunian di mana mereka tinggal bersama-sama dalam hunian tersebut.
Namun, mereka tidak lama mengungsi di sini, setelah perang usai para pengungsi ada yang dipulangkan ke negara asalnya, Vietnam dan ada pula yang memilih dikirim ke Pulau Bintan dan Australia.
Jadi Panti Jompo
Setelah pengungsi Vietnam meninggalkan kampung ini, pemerintah mengubahnya menjadi panti jompo yang dikelola oleh Dinas Sosial. Panti jompo tersebut beroperasi hingga tahun 2002.
Panti jompo ini pernah dijadikan percontohan untuk panti jompo di seluruh Indonesia karena fasilitasnya yang lengkap dan penataan lingkungannya yang indah.
Pada masa itu, kapasitas panti ini bahkan diperluas untuk menampung hingga 200 lansia, yang awalnya hanya bisa menampung 100 lansia. Namun, karena lokasinya sering terkena banjir, panti tersebut harus dikosongkan saat banjir besar melanda Jakarta pada tahun 2002.
Seluruh penghuni dievakuasi, dan sejak saat itu sebagian besar bangunan dibiarkan terbengkalai. Setelah banjir, hanya pengurus panti yang tinggal di sana, namun karena seringnya terjadi banjir, mereka satu per satu pindah, meninggalkan tempat itu bak kampung mati.
Kini, hanya ada sekitar 13 keluarga yang tinggal di sana. Banyak bangunan yang sudah hancur dan terbengkalai. Jalanannya pun tergenang air karena daerahnya yang memang langganan banjir. Oleh karena itu, kini perkampungan ini dikenal dengan Kampung Mati Vietnam.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti