Soegondo Diojopoespito, Tokoh Lahirnya Sumpah Pemuda
Usaha untuk menyatukan organisasi-organisasi pemuda yang dimulai oleh Kongres Pemuda I terus berlanjut.
Soegondo Diojopoespito adalah ketua Kongres Pemuda II yang melahirkan ikrar Sumpah Pemuda.Sebelum ditunjuk sebagai ketua Kongres Pemuda II, Soegondo merupakan anggota Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) dengan Sigit sebagai ketua, Soewiryo, Gularso, dan Darwis.
Lima anggota inti memiliki tugas khusus, yaitu menjalin komunikasi dengan mahasiswa baru dan para pemimpin perkumpulan pemuda untuk menyadarkan mereka akan pentingnya persatuan Indonesia.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Kenapa Sumpah Pemuda menjadi momentum penting dalam sejarah Indonesia? Sumpah Pemuda memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia. Sebab menjadi momentum penyatuan para pemuda dari berbagai etnis dan latar belakang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
-
Bagaimana peran Sumpah Pemuda dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia? Sumpah pemuda menjadi salah satu peristiwa sejarah penting dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia. Kata-kata Hari Sumpah Pemuda bisa dibagikan kepada sahabat dan orang-orang terdekat.
-
Di mana Soedjatmoko lahir? Pria kelahiran Sawahlunto, Provinsi Sumatra Barat pada 10 Januari 1922 ini merupakan tokoh yang cukup tersohor di kancah diplomasi Indonesia.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa sosok pahlawan nasional dari Sumatra Utara yang terkenal karena semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Sosok Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Doktrer Asal Batak yang Gelorakan Semangat Perjuangan Sebagai tenaga kesehatan, sosoknya begitu dicintai oleh rakyat Sumatra Utara berkat semangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Mereka berlima bahkan pernah membuat pamflet rahasia, yang isinya mengajak para pemimpin untuk menggulingkan pemerintah jajahan,” tulisan dalam Soegondo Diojopoespito: Hasil Karya dan Pengabdiannya.
Pada tahun 1927, Sigit mundur dari posisi ketua PPPI setelah diangkat sebagai ketua Indonesische Clubgebouw (IC). Soegondo ditunjuk untuk menjadi ketua PPPI menggantikan Sigit.
Usaha untuk menyatukan organisasi-organisasi pemuda yang dimulai oleh Kongres Pemuda I terus berlanjut. Wakil organisasi pemuda rutin mengadakan pertemuan untuk mencapai kesepakatan.
Selanjutnya, PPPI mengambil inisiatif melanjutkan pertemuan tersebut.Sejak berdiri pada 1926, PPPI mendorong semua organisasi pemuda untuk bergabung dalam satu perkumpulan berbasis kebangsaan.
Kongres Pemuda
Pada awalnya, Soegondo dan empat anggota inti PPPI menghubungi para pemimpin organisasi pemuda satu per satu, lalu mulai 1927, mereka mengundang wakil-wakil organisasi untuk tujuan yang sama.
- Agus Gumiwang, Anak Menteri Era Soeharto Ditunjuk Prabowo Jadi Menteri Perindustrian
- Sejarah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, Peran Besar Lahirnya Kongres Sumpah Pemuda
- Sosok KRT Wongsonegoro, Gubernur Pertama Jateng Setelah Kemerdekaan yang Pernah Ditunjuk sebagai Menteri Era Soekarno
- Ternyata Ibu Tien Soeharto Cuma Mau Diwawancara Pemuda ini, Sosoknya Kini Jadi Capres 2024
Dalam sebuah pertemuan antara wakil-wakil organisasi pemuda, disepakati untuk membawa isu ini ke dalam kongres. Untuk itu, dibentuklah sebuah panitia yang terdiri dari perwakilan organisasi pemuda.
Pada Juni 1928, panitia tersebut berhasil dibentuk, dengan Soegondo ditunjuk sebagai ketua.
Akhirnya Kongres Pemuda II dilaksanakan pada 27-28 Oktober 1928 dengan tiga kali sidang. Sidang pertama dilaksanakan pada 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongelengen (kini Lapangan Benteng).
Sidang kedua dilaksanakan pada 28 Oktober pukul 08.00 - 14.00 WIB, di Gedung Oost Java Biooscoop, Jalan Medan Merdeka Utara No. 14. Dan sidang ketiga, diadakan pada 28 Oktober pukul 17.30 - 23.30 WIB, di gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya No. 106 (sekarang Gedung Sumpah Pemuda).
Pada rapat ketiga di Gedung Indonesische Clubgebouw pada hari kedua kongres, ketika Soenario membahas pentingnya gerakan kepanduan, nasionalisme, dan demokrasi, Mohammad Yamin mulai merumuskan Sumpah Pemuda agar kongres tidak berakhir tanpa hasil atau keputusan.
Bacakan Sumpah Pemuda
Rumusan tersebut kemudian diserahkan kepada ketua kongres, Soegondo Djojopoespito, dan ia setuju dengan catatan yang diberikan Yamin.
Sebelum penutupan, diperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman. Sebelumnya saat istirahat, Supratman sudah terlebih dahulu mendekati Soegondo untuk meminta izin memperdengarkan lagu ciptaannya, “Indonesia Raya.”
Soegondo merasa khawatir syair lagu tersebut bisa menimbulkan insiden karena kongres dijaga ketat oleh polisi Kolonial Belanda. Ia kemudian mengizinkan W.R. Supratman untuk memperdengarkan lagu tersebut.
Namun meminta agar lagu tersebut dimainkan tanpa lirik. W.R. Supratman menyetujuinya dan memainkan lagu itu dengan biola.
Setelah itu, Soegondo menutup kongres dengan membacakan keputusan hasil rumusan Yamin, termasuk ikrar Sumpah Pemuda.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti