5 Fakta Kamal Muara, Kampung Bugis di Utara Kota Jakarta
Di pesisir utara Jakarta terdapat kampung nelayan unik yaitu Kampung Kamal Muara. Kampung tersebut terbilang unik karena hampir seluruh warganya merupakan warga asli dari Sulawesi dan bersuku Bugis. Sehingga kampung Kamal Muara lebih dikenal sebagai kampung adat Bugis di utara Jakarta
Di kawasan Utara Kota Jakarta terdapat sebuah kawasan kampung nelayan yang unik yang tidak ditemui di pesisir utara Jakarta lainnya, yaitu Kawasan Kamal Muara. Di kampung nelayan Kamal Muara kita akan sering menjumpai dialek-dialek bahasa Sulawesi yang kental dalam menyambut siapapun yang berkunjung ke sana.
Sejak dahulu kawasan Kamal Muara memang dikenal sebagai kawasan Kampung Bugis yang berada di pesisir utara Kota Jakarta. Banyak keunikan lain yang bisa kita jumpai di kawasan tersebut seperti banyaknya bangunan yang dicat berwarna warni.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Kampung nelayan yang berjarak sejauh 25 KM ke arah utara Jakarta tersebut bisa menjadi salah satu destinasi yang unik dan menarik untuk dikunjungi.
Sejarah Berdirinya Kampung Bugis di Kamal Muara
Rumah Adat Bugis di Kampung Kamal Muara
Jurnal Universitas Muhammadiyah Jakarta 2020 Merdeka.com
Dilansir dari Antara, Sudirman selaku warga setempat sekaligus ketua RW 04, di Kamal Muara, Penjaringan Jakarta Utara mengungkapkan bahwa dahulu tahun 1960an terdapat gelombang pendatang dari Kawasan Sulawesi yang berlayar dengan perahu dan membuka lahan bakau di kawasan tersebut, mengingat pada masa itu Kamal Muara masih merupakan hutan bakau yang lebat.
"Kata orang tua saya, Kamal Muara merupakan Kawasan pantai dengan banyaknya hutan bakau yang menyelimuti sekitar pantai. Dan seperti orang orang Bugis yang merantau lainnya, kami memilih kawasan pantai sebagai tempat untuk ditinggali," ujar Sudirman yang juga keturunan asli Suku Bugis di Kamal Muara.
Semenjak itu jumlahnya semakin padat sehingga komunitas Suku Bugis di kawasan tersebut akhirnya membuat perkampungan adat dengan mendirikan rumah rumah panggung yang menjadi identitas khas dari masyarakat adat Bugis di kawasan Kamal Muara tersebut. Namun menurut Sudirman semenjak pemerintah Kota Jakarta membangun tanggul rob untuk menahan gelombang laut, banyak masyarakat setempat yang mengubah bentuk bangunan mereka.
Tetap Menjalankan Tradisi Adat Bugis
Liputan6 2020 Merdeka.com
Menurut Sudirman, sebagian besar warga di sana walaupun saat ini sudah terdapat beberapa yang campuran dengan suku bangsa lain namun komunitas Bugis masih tetap menjalankan tradisi adat mereka sesuai turun temurun. Ketua RW itu menjelaskan jika ada masyarakat Bugis menikah dan pasangannya memiliki keturunan yang sama perayaan pesta pernikahannya pun tetap mengikuti jejak leluhur mereka.
"Disini masih banyak yang menjalankan tradisi tersebut, terutama jika menikah dan sama sama bersuku bugis maka akan diadakan pesta sesuai kebiasaan leluhur," ujar Sudirman.
90% Merupakan Warga Suku Bugis Asli
Sudirman menjelaskan jika warga yang Ia pimpin 90% dari total 2.000 jiwa penduduk tersebut merupakan warga asli Suku Bugis, dan 10 % sisanya dari Jakarta, Jawa dan Sunda sehingga sukunya tetap dominan.
Bahkan menurut Sudirman suku Bugis di wilayah tersebut terus menyebar hingga ke Kawasan Dadap di Kawasan Kabupaten Tangerang Banten (Wilayah perbatasan di Kawasan Barat Kamal Muara).
Telah Mengantongi Hak Guna Lahan
Liputan6 2020 Merdeka.com
Dilansir dari Antara, total 80% warga di kawasan tersebut telah memiliki sertifikat hak guna lahan sebagai penanda sebagai warga yang sah di kawasan tersebut. Menurutnya warga disana juga memiliki fasilitas pendidikan seperti sekolah dan madrasah.
Selain itu masyarakat disana juga sudah memiliki jaringan listrik yang cukup memadai. Namun yang masih menjadi kendala adalah tidak tersedianya jaringan air bersih di kawasan tersebut. Sehingga terkadang menghambat aktivitas masyarakat sekitar. Dan warga pun harus merogoh kocek untuk membeli air bersih.
Memiliki Gelar "Kampung Pelangi" di Utara Jakarta
Liputan6 2020 Merdeka.com
Dilansir dari Liputan6, Lurah Kamal Muara Dwi Panji berupaya mengubah wajah kampung nelayan tersebut agar lebih hidup dan berwarna. Menurut Dwi awalnya Ia ingin menciptakan kesejahteraan di masyarakat dengan bersosialisasi untuk mewujudkan kampung Kamal Muara sebagai kampung wisata di Utara Jakarta. Masyarakat setempat justru kompak untuk terus berbenah dan mengecat jalan utama di kampung tersebut sehingga terlihat seperti Pelangi.
Menurut Dwi Panji Ia dan masyarakat Kamal Muara ingin mengubah wajah kampung agar bisa terlihat dari atas dan memiliki identitas unik sehingga banyak warga Jakarta yang ingin berkunjung ke kampung Bugis tersebut.