Pantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta
Bermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Bermula dari memajang kue di status, ibu rumah tangga ini raup cuan hingga puluhan juta rupiah.
Pantang Nyerah Walau Pernah Rugi, Ini Cerita Ibu Rumah Tangga di Bogor Usaha Kue Sederhana Omzetnya Capai Rp 40 Juta
Di tengah-tengah rutinitasnya membuat kue rumahan, seorang ibu rumah tangga asal Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat berbagi perjalanannya merintis usaha.
Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
-
Mengapa quote rumah tangga bahagia bisa menjadi inspirasi bagi pasangan? Quote tentang rumah tangga bahagia sering kali menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi banyak pasangan. Kata-kata bijak tersebut dapat memberikan pandangan baru dan semangat untuk terus memperbaiki hubungan dalam keluarga. Melalui ungkapan-ungkapan sederhana namun penuh makna, quote ini mampu mengingatkan kita akan pentingnya komunikasi yang baik, kesetiaan, serta komitmen untuk selalu mendukung satu sama lain.
-
Kapan Ibu Rumah Tangga ini memulai usaha kulinernya? Dhita, ibu rumah tangga di Tulungagung, Jawa Timur sempat kebingungan karena usaha toko jilbab yang ia jalankan bersama suami sepi akibat pandemi.
Windhy tak menyangka bermula dari coba-coba memposting kue brownies di story whatsapp, pesanannya terus bertambah. Kini dia terus mengembangkan berbagai produk lainnya yang masih dalam kategori kue rumahan.
Dirinya berbagi kunci mengapa usahanya bisa terus bertahan sejak 2019 lalu. Kisahnya kemudian menginspirasi dan layak untuk diikuti oleh siapapun yang ingin berwira usaha.
“Usaha kuliner Cemal-Cemil Khandara ini baru mulai ada di Kota Bogor ini sejak Desember 2019 dan saat ini sudah ada 50 jenis produk kue, yang awalnya brownies,” kata Windhy beberapa waktu lalu, mengutip YouTube Halo Bos, Sabtu (17/2).
Bermula dari Usaha Baju
Diakuinya jika segala jenis usaha sudah ia coba, termasuk bidang fashion.
Di awal-awal merintis produk kue modern dan tradisional, dirinya sempat menjual berbagai jenis pakaian seperti gamis dewasa dan kerudung.
Namun munculnya pandemi Covid-19 membuat usaha pakaiannya anjlok, dan menyisakan usaha kue yang juga menurun drastis dari segi pemesanan.
“Saya sempat galau karena pakaian ini closed, akhirnya saya fokus di brownies untuk teman-teman saya yang sedang isolasi mandiri, ternyata cocok. Awalnya saya hanya melayani 5 sampai 6 pesanan, tapi lama-lama jadi sampai 20 loyang. Akhirnya fokus di bisnis brownies waktu pandemi Covid-19 kemarin,” terangnya.
Manfaatkan Peluang
Masa pandemi Covid-19, ia gunakan betul untuk mengikuti kursus memasak daring.
Berjalannya waktu, Windhy mulai menguasai menu lainnya berupa kue tradisional onde-onde dan lain-lain untuk menambah varian jualannya
“Dulunya saya buat fudge brownies karena musimnya brownies kukus kan, tapi lama lama saya coba inovasi ke lainnya kaya milles crepes, Japanese puff cream pokoknya yang baru-baru, saya pengen tahu dan pengen bisa,” katanya.
- Pantang Menyerah Meski Rugi 6 Bulan Berturut-Turut, Pemuda Asal Bogor Kini Raup Omzet Ratusan Juta Per Bulan
- Tak Mampu Bayar Utang Bangun Rumah Rp200 Juta, Seorang Pria Ajak Teman Bunuh Bos Toko Bangunan
- Bangun Usaha Kayu dari Garasi Rumah, Wanita Ini Raih Omzet Hingga Rp200 Juta per Bulan
- Kreatif, Ibu Rumah Tangga di Tangerang Ini Sulap Kulit Jagung Jadi Wayang, Sukses Kurangi Sampah dan Tambah Penghasilan
Jual Produk Secara Langsung
Ia tak menampik, seiring meredanya Covid-19, tren kebutuhan juga kuliner bergeser.
Ia kemudian melihat peluang, termasuk di sisi penjualan. Dari yang mulanya hanya di whatsapp, kini ia memilih menjualnya langsung.
Tak hanya itu, ia juga terus mencari pameran kuliner dan bazzar untuk mencari jejaring dan menggaet calon pembeli baru.
“Menurut saya, sekarang itu lebih mudah menjual langsung ya, jadi kita bersosialitas gitu, karena tren ibu-ibu hangout mulai ramai,” terangnya.
Raup Cuan Puluhan Juta
Ia pun menyebut bahwa berwirausaha perlu pendalaman dan fokus, sehingga tak boleh bercabang. Windhy mencontoh dirinya, di mana saat ini ia hanya fokus membuat kue dan memasarkannya.
“Jadi memang harus fokus ya, kalau sambil bekerja nanti tidak akan maksimal,” kata dia
Dibantu sejumlah karyawan, ia pun akhirnya berhasil mengembangkan usaha kulinernya dan menjadi produsen kue yang cukup terkemuka.
“Jadi yang awalnya tiga loyang jadi 20 loyang, terus bertambah jadi banyak. Dari oven kecil, kini oven besar. Karena usaha itu kan sebenarnya dari kecil ke gede, dan awalnya omzet sekitar Rp10 juta, kini ada lah Rp35 sampai Rp40 jutaan, omzet ya ini,” katanya
Tak Menyerah Walau Pernah Merugi
Sebagai pengusaha, merugi tentu pernah dialami Windhy. Bahkan dirinya pernah diminta mengembalikan uang konsumen yang tiba-tiba membatalkan pesanannya.
Ketika itu dirinya diminta untuk membuat 4.000 boks untuk perayaan lebaran selama lima hari. Di hari pertama dirinya diminta membuat 800 boks sampai di hari ke-3 tiba-tiba konsumen tersebut membatalkannya.
“Jadi orderannya sudah seminggu sebelum acara masuk, dan saya belum pernah mendapat orderan sebanyak itu. Saya belanja, saya tambah karyawan dan saat mulai produksi berjalan hari pertama lancar dan ketiga baru dia cut. Jahat banget sih memang, dan uangnya diminta kembali,” kata dia.
Walau sempat merugi, namun dirinya menganggap ini sebagai pembelajaran bahwa menerima pesanan perlu perjanjian yang jelas, sehingga kerugian bisa diminimalisir.
“Sebenarnya ini kesalahan sih, ketika ada pesanan harus ada MoU, ada hitam di atas putih,” terangnya.
Ke depan, Windhy akan terus mengembangkan usaha kulinernya sehingga menambah kekayaan kuliner kekinian di Kota Bogor dan sekitarnya.