Berladang Jauh di Dalam Hutan, Petani Pangandaran Makan Ini Demi Bertahan Hidup
Di sini tidak banyak pilihan untuk dimakan selain daun-daunan dan kacang-kacangan dari hutan.
Di sini tidak banyak pilihan untuk dimakan selain daun-daunan dan kacang-kacangan dari hutan.
Berladang Jauh di Dalam Hutan, Petani Pangandaran Makan Ini Demi Bertahan Hidup
Selain bercocok tanam di lahan sekitar rumah, para petani di Kampung Cigaleong, Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, juga terbiasa memanfaatkan tanah di dalam hutan untuk budi daya sayuran.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.
-
Apa isi pesan yang disampaikan dalam sisindiran Sunda "Aya roda na tanjakan Katinggang ku pangpung jengkol Aya randa gogoakan Katinggang ku pohpor banpol."? "Aya roda na tanjakanKatinggang ku pangpung jengkolAya randa gogoakanKatinggang ku pohpor banpol." Sisindiran Sunda ini menggambarkan sebuah nasihat. Seseorang yang sedang dalam kesulitan, atau melewati masa-masa sulit, pasti akan melewati fase tersebut dan mendapatkan kebahagiaan di kemudian hari, seperti halnya roda yang bisa menanjak meskipun terhalang oleh batu.
-
Di mana lokasi Curug Panetean? Curug ini dijamin bikin siapapun terpukau. Sudah kenal dengan Curug Panetean yang ada di Desa Pangliaran, Kecamatan Pancatengah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat?
Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
Seperti terlihat di kanal YouTube Petualangan Alam Desaku, Jumat (1/12), beberapa petani asal kampung tersebut tengah mencari bahan makanan untuk bertahan hidup di sana. Mereka cukup memanfaatkan alam sekitar demi mendapat bahan makanan.
Kira-kira bahan pangan apa saja yang mereka gunakan untuk sekedar mengisi perut? Yuk simak informasi selengkapnya.
Memanfaatkan lahan reuma
Seperti disampaikan oleh Jerry, selaku kreator video, para petani ini harus berkeliling hutan untuk mencari bahan makanan. Namun, petani-petani tangguh ini akan menggunakan tanaman yang sudah dibudidayakan di area bernama reuma.
Menurut warga setempat, reuma adalah lahan perbukitan bekas menanam padi yang digunakan untuk budidaya sayur mayur dan buah.
Di reuma ini, segala jenis tanaman bisa tumbuh, bahkan beberapa di antaranya liar. Mereka pun akan berburu sayur dan tanaman yang layak konsumsi.
Memasak nasi di saung
Jam makan mereka sendiri akan dilaksanakan setelah beraktivitas di lahan mereka. Reuma sendiri ditanami berbagai jenis sayuran hingga buah, mulai dari singkong, papaya hutan, terung dan yang lainnya.
Setelah selesai, para petani ini kembali ke saung untuk ngaliwet atau memasak nasi menggunakan hawu atau tungku tradisional berbahan bakar kayu bakar.
Selama memasak nasi, berbagai keperluan untuk makan siang mereka persiapkan dengan mencari di sekeliling hutan.
Memakan daun-daunan dan papaya hutan
Menurut seorang petani setempat, Syarif mereka akan memanfaatkan berbagai tumbuhan yang ada di dalam hutan.
Beberapa yang biasa digunakan untuk lauk makan adalah daun-daunan seperti singkong, papaya, kacang-kacangan sampai terubuk. Terubuk sendiri adalah bunga tebu muda yang punya rasa khas dan nikmat disantap saat sudah direbus.
“Biasanya kang Syarif ini memanfaatkan yang ada di hutan ya kayak papaya hutan, kacang-kacangan juga,” kata kreator video, Jerry saat mengikuti Syarif berburu makan siang.
- ABG Hilang Selama Sepekan di Hutan Lubuklinggau, Belasan Dukun Dikerahkan Bantu Menerawang
- Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
- Suasana Kehidupan Kampung di Pedalaman Hutan Jati Grobogan, Hidup Tanpa Listrik
- KKB Bakar Hunian Baru buat Nakes di Ilaga Kabupaten Puncak, Satu Terkapar Ditembak Petugas
Mencocolnya dengan sambal
Secara sederahana, mereka hanya mengolah daun-daun tersebut dengan cara direbus di hawu yang terletak di saung.
Mereka pun mengkonsumsi sayur-sayuran tersebut, dan hanya mencocolnya dengan sambal terasi yang mereka buat secara mendadak.
Bahan-bahannya sendiri menggunakan cabai, garam, terasi udang dan bawang-bawangan yang ditumbuk halus di batok kelapa.
“Ini daun-daunnya direbus, terus dicoel sambel buat dimakan,” kata Syarif, petani di Kampung Cigaleong.
Memakan ikan dan hasil laut
Dikarenakan kawasan tersebut tak jauh dari pesisir selatan Kabupaten Pangandaran, tak jarang para petani tersebut ikut mencari ikan dan kerang di sana.
Ikan-ikan dan kerang itu kemudian diolah dengan cara dibakar ataupun direbus, dengan tambahan bumbu-bumbu yang sudah mereka siapkan sebelumnya.
Namun memakan ikan ataupun kerang-kerangan tak sering mereka lakukan, karena menunggu musim yang tepat.
“Jadi seadanya di hutan ya seperti ini kawan-kawan,” kata kreator video, Jerry