Cara Warga Sumedang Budayakan Ramah Lingkungan saat Kurban, Gunakan Wadah Tahu untuk Daging
Cara warga di Kabupaten Sumedang ini patut ditiru, karena menggunakan wadah tahu ramah lingkungan untuk mendistribusikan daging kurban.
Cara warga di Kabupaten Sumedang ini patut ditiru, karena menggunakan wadah tahu ramah lingkungan untuk mendistribusikan daging kurban.
Warga Sumedang Budayakan Ramah Lingkungan saat Kurban, Gunakan Wadah Tahu untuk Daging.
Mengurangi sampah plastik saat Iduladha jadi fokus warga Talun Kidul. Uniknya wadah tahu bernama bongsang digunakan untuk mengganti plastik. Terlihat ibu-ibu memasukkan daging ke dalam bongsang. Setelahnya daging langsung dibagikan ke penerima yang berhak.
-
Bagaimana cara Masjid Jogokariyan mendistribusikan daging kurban? Daging kurban didistribusikan untuk warga Jogokariyan dan sekitar 50-an desa binaan yang berada di sekitar Jogja dan Jawa Tengah.
-
Kenapa masyarakat di Gunung Slamet memilih daun nyangku untuk membungkus daging kurban? Cara ini dinilai dapat menjaga lingkungan dan salah satu bentuk dari kearifan lokal
-
Apa yang boleh dilakukan dengan daging kurban? Dalam ajaran Islam, kurban merupakan ibadah yang dilakukan pada hari raya Idul Adha. Setelah hewan kurban disembelih, dagingnya dibagi-bagikan kepada tiga golongan, yaitu bagi yang berkurban, penerima zakat, dan para fakir miskin.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk memasak daging kurban di Gunungkidul? Sedangkan kaum hawa bertugas memasak.
-
Bagaimana aturan menjual daging kurban untuk penerima kurban? Namun demikian, dalam menjual daging kurban bagi penerima, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan.
-
Apa makna kurban dalam konteks kebangsaan? Semangat kolaborasi dalam berkurban tentunya menjadi modal penting dalam memperkuat kembali pranata sosial yang mulai menipis dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
Upaya Menjaga Lingkungan
Dikonfirmasi Ketua DKM Masjid Al Barokah, Talun Kidul, Hendra Purnama, menggunakan bongsang tahu sebagai wadah daging saat pembagian dilakukan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Penggunaan bongsang dianggap lebih ramah lingkungan karena terbuat dari anyaman bambu yang mudah diurai. "Salah satu upaya menjaga lingkungan dari sampah plastik, jadi kami gunakan bongsang tahu untuk wadah daging kurban, yang nantinya dibagikan ke masyarakat sekitar," katanya, Kamis (29/6) mengutip laman Pemkab Sumedang.
Bantu UMKM
Menurut Hendra, alasan lain menggunakan bongsang adalah untuk membangkitkan geliat UMKM perajin wadah makanan khas tahu Sumedang itu. Seperti diketahui selama ini, bongsang jadi wadah khas saat konsumen membeli tahu Sumedang di outlet-outlet. Ini juga sebagai upaya membangkitkan tradisi buhun (nenek moyang) yang kerap menggunakan bongsang sebagai wadah makanan. "Kami juga ingin menjaga tradisi buhun. Karena scara tradisi sejak dulu leluhur untuk ciri khas makanan Sumedang itu menggunakan bongsang yang terbuat dari bambu, seperti tahu Sumedang dan ubi Cilembu," beber Hendra.
Apa itu Bongsang?
Dikutip dari kanal YouTube Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, bongsang merupakan wadah makanan berbentuk keranjang. Bongsang dibuat dari potongan bambu yang dianyam, dengan rongga-rongga besar. Biasanya bongsang digunakan pada penjual tahu Sumedang untuk membungkus tahu yang dibeli pelanggan. Wadah ini cukup kokoh untuk membungkus berbagai makanan, termasuk daging. Bongsang juga mudah dibawa ke mana-mana karena bisa dijinjing, dan bisa ditutup dengan cara diikat pada bagian atasnya. Bongsang merupakan kearifan lokal masyarakat di Kabupaten Sumedang.
Bongsang jadi wadah berbentuk anyaman bambu yang biasa digunakan warga Sumedang untuk bungkus tahu.
Bongsang atau wadah dari anyaman bambu.
Warga Depok juga gunakan wadah daging ramah lingkungan
Selain Sumedang, warga di Kampung Rawageni, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung juga berupaya menerapkan budaya ramah lingkungan dengan mengganti plastik sebagai pembungkus daging kurban. Warga yang tinggal di RW 07 itu menggunakan wadah besek yang juga terbuat dari anyaman bambu. Informasi ini disampaikan oleh Ketua RW 07 Kampung Rawageni, Sanusi. "Panitia sudah sepakat untuk tidak menggunakan kantong plastik. Jadi, sebagai gantinya, kami menggunakan besek bambu dan daun jati. Kegiatan ini sudah berjalan selama empat tahun," katanya, mengutip laman Pemkot Depok.
- Unik, Masyarakat Gunung Slamet Manfaatkan Daun Nyangku untuk Bungkus Daging Kurban
- Guyub Rukun, Begini Suasana Penyembelihan Sapi Kurban di Gunungkidul
- Pemkab Bantul Anjurkan Anyaman Bambu Untuk Wadah Daging Kurban, Ramah Lingkungan
- Mengenal Bargola, Sapi Kurban Jumbo Satu Ton Asal Lembur Pakuan Subang
Ada yang Pakai Daun Jati
Selain besek, panitia juga menyiapkan wadah lain berupa daun jati untuk membungkus daging. "Jumlah warga di wilayah kami dari RT 01 hingga RT 06 terdapat 895 KK. Seluruh warga akan kami distribusikan daging kurban," terang Sanusi. Langkah ini turut diapresiasi Camat Cipayung, karena warga serius mengurangi penggunaan kresek sekali pakai. "Mudah-mudahan ke depan, bukan hanya digunakan saat Iduladha (kurban) tapi juga dalam setiap kesempatan,” kata Camat Cipayung, Hasan Nurdin.
Warga di RW 07, Kampung Rawageni, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung menerapkan budaya ramah lingkungan di hari raya Iduladha. Mereka mengganti kantong plastik sekali pakai dengan besek bambu.
Warga Depok gunakan besek bambu untuk bagikan daging kurban.
Hindari Kantong Kresek yang Berbahaya
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan jika menggunakan wadah alternatif yang mudah terurai bisa mencegah pencemaran lingkungan di hari raya Iduladha. Menurutnya, kantong plastik memerlukan waktu bertahun tahun untuk bisa terurai di tanah. Selain itu, plastik berwarna hitam merupakan hasil daur ulang plastik-plastik sebelumnya dan berbahaya bagi kesehatan. “Dalam pembuatannya juga ditambahkan berbagai kimia yang berdampak ke kesehatan, dan kita juga tidak bisa mengetahui penggunaan plastik hitam itu sebelum didaur ulang, ” terangnya mengutip ANTARA.
Daun-daunan bisa jadi alternatif lain
Menurut dia, selain bongsang dan besek bambu, terdapat bahan lainnya yang bisa digunakan sebagai alternatif penggunaan plasti dalam pendistribusian daging kurban seperti daun-daun lebar. Beberapa yang layak digunakan di antaranya daun pisang, daun talas, daun jati, daun kelapa dan daun pandan. “Banyak alternatif pengganti plastik atau kresek sekali pakai,” katanya.