Unik, Masyarakat Gunung Slamet Manfaatkan Daun Nyangku untuk Bungkus Daging Kurban
Cara ini dinilai dapat menjaga lingkungan dan salah satu bentuk dari kearifan lokal
Cara ini dinilai dapat menjaga lingkungan dan salah satu bentuk dari kearifan lokal
Unik, Masyarakat Gunung Slamet Manfaatkan Daun Nyangku untuk Bungkus Daging Kurban
Daun ini telah digunakan untuk membungkus nasi, lauk, hingga daging kurban Idul Adha.
-
Dimana warga gunakan bongsang untuk daging kurban? Mengurangi sampah plastik saat Iduladha jadi fokus warga Talun Kidul.
-
Kenapa anyaman bambu dianjurkan untuk wadah daging kurban? “Sebagai antisipasi adanya sampah, dan dari sisi kesehatan kita juga menganjurkan wadah daging hewan kurban memakai besek, pakai sarangan bambu, maupun daun-daunan,“ kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, dikutip dari ANTARA.
-
Bagaimana cara mengolah Daun Sengkubak? Untuk mengolah menjadi penyedap rasa tidak sulit, cukup gunakan beberapa helai daun kemudian bersihkan. Setelah bersih, daun-daun tadi ditumbuk halus kemudian langsung dimasukkan ke dalam masakan. Terkadang, daunnya juga bisa dikeringkan kemudian diolah menjadi kemasan serbuk.
-
Apa saja jenis wadah daging kurban selain anyaman bambu? “Sebagai antisipasi adanya sampah, dan dari sisi kesehatan kita juga menganjurkan wadah daging hewan kurban memakai besek, pakai sarangan bambu, maupun daun-daunan,“ kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, dikutip dari ANTARA.
-
Kenapa Daun Sengkubak digunakan sebagai penyedap rasa? Sebelum masyarakat setempat mengetahui penyedap makanan buatan, mereka sudah menggunakan Daun Sengkubak sebagai bahan penyedap rasa alami. Rasanya tak kalah sedap dengan penyedap buatan seperti yang ada di pasaran.
-
Bagaimana cara Suku Baduy menggunakan daun rane? Selesai mandi, daun rane disiapkan lalu ditumbuk halus. Tidak ada durasi pasti untuk menumbuknya. Namun, semakin halus semakin baik. Kemudian daun tersebut bisa diusapkan ke wajah secara merata, sampai seluruh wajah tertutup dengan daun rane halus itu. 'Ini sampai halus, setelah halus dipakaikan langsung ke muka, sambil digosok-gosok, kayak gini, lalu diamkan selama 10 menit, ' kata Asep.
Masyarakat di sekitar Gunung Slamet di Jateng memanfaatkan daun nyangku sebagai pengganti bungkus plastik.
Karena sering digunakan sebagai pembungkus nasi, masyarakat setempat juga punya kuliner khas yang disebut nasi nyangku. Nama itu diambil dari daun nyangku yang membungkus nasi rames.
Dikutip dari Liputan6.com, cara menggunakan daun nyangku untuk membungkus daging kurban cukup mudah. Daging dibungkus oleh daun, lalu di bagian atas daun ditali dengan nyangku.
Daun nyangku punya bentuk yang lebar dan panjang. Karena cukup panjang, cara membawanya cukup mudah yaitu cukup dengan dijinjing. Selain itu, daun tersebut juga tidak mudah sobek seperti daun pisang. Tak heran kalau daun ini kerap digunakan sebagai pembungkus apa saja.
Daun nyangku banyak tumbuh di sekitar hutan di Dusun Pesawahan Gunung Slamet. Biasanya masyarakat mencari daun nyangku satu hari sebelum digunakan. Hal ini dilakukan karena kadar air pada daun nyangku cukup tinggi.