Digunjing Miskin, Keluarga di Tapanuli Selatan Ini Pilih Pindah ke Hutan
Usut punya usut, keluarga tersebut merasa malu lantaran para tetangga selalu menyebut keluarganya sebagai keluarga miskin. Mirisnya, keluarga Sila juga tidak menerima bantuan sama sekali dari pemerintah, selama pandemi Covid-19.
Tetangga seharusnya jadi saudara terdekat. Bukannya rukun, tetangga Sila, warga di Tapanuli Selatan ini, malah menggunjing keluarganya. Karena gunjingan itu, Sila bersama suami dan keduanya anaknya terpaksa pindah ke hutan.
Usut punya usut, keluarga tersebut merasa malu lantaran para tetangga selalu menyebut keluarganya sebagai keluarga miskin. Mirisnya, keluarga Sila juga tidak menerima bantuan sama sekali dari pemerintah, selama pandemi Covid-19.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Apa itu Sumur Barhut? Sumur Barhut atau sumur neraka adalah sebuah lubang raksasa yang terletak di Hadramaut, Yaman. Dilansir dari laman Live Science, sumur ini memiliki lubang masuk yang cukup besar dengan diameter 30 meter atau sekitar 98 kaki. Sumur yang ada di tengah gurun ini diselimuti dengan berbagai kisah misteri yang dipercaya warga setempat.
Tanpa pikir panjang, ia bersama keluarganya memilih hutan sebagai tempat tinggal barunya. Hutan ini berada di kawasan Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Saat ditemui wartawan pada akhir tahun 2020 lalu, Sila menceritakan pengalamannya selama tinggal di hutan. Lantas bagaimana kondisi keluarga tersebut setelah pindah? Berikut informasinya seperti dikutip dari Kanal Youtube Cerita di Balik Layar:
Sudah Empat Bulan Tinggal di Hutan
©Kanal Youtube Cerita di Balik Layar
Informasi dari kanal tersebut menceritakan, jika Sila sudah empat bulantinggal di tengah hutan. Walau harus tidur beratapkan gubuk, beralas tikar, dan dikelilingi semak dan pepohonan, dirinya merasa nyaman. Alasannya, karena tak ada lagi warga yang menggunjing keluarganya.
“Kurang lebih empat bulan di sini, merasa nyaman saja tinggal dan menetap di hutan walaupun hanya tidur dengan tikar daripada saya dan keluarga jadi omongan tetangga,” kata Sila.
Tidak Terlalu Berharap Kepada Pemerintah
Dalam kesempatan itu, dirinya mengatakan bahwa sejak awal pandemi Covid-19, keluarganya belum pernah tersentuh bantuan sama sekali. Walau begitu, ia mengaku tak terlalu mengharapkan bantuan tersebut.
“Lebih baik saya di sini, daripada di kampung saya dan keluarga jadi omongan dan tidak mendapat apa-apa. Mudah mudahan pemerintah bisa memberikan bantuan kepada keluarga miskin secara merata,” tambahnya.
Tanggapan Pihak Desa
Fachruddin Harahap selaku Kepala Desa Sipangko membenarkan bahwa keluarga tersebut saat ini mengungsi ke hutan. Menurutnya, keluarga Sila memang belum tercatat sebagai penerima bantuan karena tidak memiliki kartu keluarga.
Kendati demikian, pihaknya akan berupaya memperjuangkan bantuan kepada keluarga Sila agar mendapatkan subsidi Covid-19 di tahun 2021 ini.
(mdk/nrd)