Faktor Penyebab Korupsi Internal dan Eksternal, Begini Penjelasannya
Korupsi adalah ancaman dan permasalahan penting yang dialami oleh banyak negara. Karena dampak dari korupsi tak hanya berpengaruh pada bidang ekonomi saja. Kehidupan masyarakat pun juga ikut terkena imbas dari kejahatan ini.
Korupsi adalah perilaku tidak jujur yang umumnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan, seperti kepala perusahaan atau pejabat pemerintahan. Korupsi dapat mencakup pemberian atau penerimaan suap atau hadiah yang tidak pantas, transaksi ganda, transaksi di bawah meja, manipulasi pemilihan, mengalihkan dana, mencuci uang, dan menipu investor.
Korupsi adalah ancaman dan permasalahan penting yang dialami oleh banyak negara. Karena dampak dari korupsi tak hanya berpengaruh pada bidang ekonomi saja. Kehidupan masyarakat pun juga ikut terkena imbas dari kejahatan ini. Kegagalan proyek, masalah kemiskinan, atau pengangguran adalah beberapa akibat dari sifat rakus para koruptor.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Jumbrek di kukus? Langkah selanjutnya yaitu masukkan adonan yang sudah berbentuk terompet ke dalam dandang untuk mengukus. Kemudian tunggu sampai 30 menit.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan Kesepian Kronis muncul? Peristiwa besar dalam hidup, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau pensiun, dapat menyebabkan kesepian.
Tindak korupsi sendiri dapat terjadi di mana saja dan tak sebatas dalam bisnis atau pemerintahan. Pengadilan, media, dan masyarakat sipil, serta di semua sektor mulai dari kesehatan, pendidikan hingga infrastruktur dan bahkan olahraga dapat terjangkit korupsi.
Faktor penyebab korupsi bisa bermacam-macam, ada yang berasal dari internal dan ada juga yang berasal dari lingkup eksternal. Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal ini perlu diketahui oleh setiap masyarakat. Mengetahui faktor penyebab korupsi internal dan eksternal juga menjadi pengingat untuk masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik korupsi.
Penyebab korupsi secara internal berasal dari diri sendiri atau dorongan keluarga. Sedangkan penyebab korupsi secara eksternal berasal dari luar kehidupan pribadi seseorang. Dalam artikel kali ini, kami akan menguraikan apa saja faktor penyebab korupsi internal dan eksternal dikutip dari liputan6.com.
Sifat Tamak dari Manusia
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang pertama adalah karena sifat tamak yang dimiliki oleh manusia. Sifat tamak ini tergolong penyebab internal. Umumnya, pelaku korupsi adalah pejabat atau para petinggi yang sudah memiliki banyak kekayaan. Namun, sifat tamak dan rakus memunculkan hasrat besar untuk memperkaya diri sendiri.
Gaya Hidup
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang kedua yaitu karena gaya hidup yang konsumtif. Menjalani hidup di kota-kota besar biasanya akan mendorong gaya hidup seseorang menjadi lebih konsumtif.
Sayangnya, gaya hidup ini seringkali tidak seimbang dengan apa yang mereka miliki. Pendapatan yang tidak dapat mendukung gaya hidup konsumtif akan mendorong seseorang melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya. Salah satunya adalah dengan tindakan korupsi.
Moral yang Lemah
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang ketiga yakni karena moral yang dimiliki lemah. Orang yang memiliki moral yang tidak kuat atau lemah, cenderung mudah terpengaruh untuk melakukan tindakan korupsi. Pengaruh-pengaruh ini bisa datang dari atasan, teman kerja, atau pihak mana pun yang memberi kesempatan untuk melakukan korupsi.
Dorongan Keluarga
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal yang keempat adalah karena dorongan keluarga. Sangat disayangkan jika tindakan korupsi seseorang justru karena dorongan dari keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan pada seseorang untuk melakukan korupsi. Dorongan ini bahkan bisa mengalahkan sifat baik dari orang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan yang seharusnya mengarahkan dan membangun moral yang baik, justru mendukung seseorang ketika ia menyalahgunakan kekuasaannya.
Aspek Ekonomi
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal berikutnya masuk pada penyebab eksternal. Yang pertama adalah aspek ekonomi. Dalam perjalanan hidup seseorang, ada kalanya mereka mengalami situasi yang mendesak yang berkaitan dengan ekonomi.
Faktor mendesak tersebut, apalagi jika ditambah dengan moral yang lemah, akan membuat seseorang memikirkan jalan pintas dalam mengatasi masalahnya, di antaranya adalah dengan melakukan korupsi.
Aspek Politis
Menurut Rahardjo (1983), kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol sosial tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat berpotensi untuk menyebabkan perilaku korupsi.
Aspek Organisasi
Faktor penyebab korupsi internal dan eksternal berikutnya adalah karena aspek organisasi. Penyebab aspek organisasi tersebut di antaranya adalah:
- Tidak adanya sikap keteladanan dari pimpinan
- Tidak adanya kultur/budaya organisasi yang benar
- Kurang memadainya sistem akuntabilitas yang benar
- Lemahnya sistem pengendalian manajemen
- Lemahnya pengawasan.
Sikap Masyarakat terhadap Korupsi
Seringkali, jajaran manajemen atau pejabat yang melakukan korupsi akan menutupi aksinya. Akibatnya tindak pelanggaran korupsi dapat terus berjalan bebas dengan berbagai bentuk. Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi di antaranya adalah:
- Masyarakat kurang menyadari bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri.
- Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
- Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan.