Gedung Ini Jadi Tempat Musyawarah Rencana Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Begini Kisahnya
Rencana penculikan sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Masih ingat dengan cerita penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia? Kabarnya, rencana tersebut sudah disusun secara matang di salah satu gedung, Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat.
Di bangunan yang saat ini bernama Gedung Joang 45 itu, para pemuda menyusun ide agar pembacaan proklamasi segera dilaksanakan. Pasalnya, mereka sudah melihat tanda-tanda kekalahan Jepang.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Kapan Ir. Soekarno dan tokoh nasional lainnya diasingkan ke Pesanggrahan Menumbing? Tepat tanggal 22 Desember 1948, Ir. Soekarno, Haji Agus Salim, dan Sutan Syharir dibawa ke Berastagi dan diamankan di Parapat. Sementara itu, Dr. Moh. Hatta, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moh. Roem dan beberapa tokoh lainnya diamankan di Pesanggrahan Menumbing.
-
Kapan Hotel Indonesia diresmikan oleh Presiden Soekarno? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Apa arti dari istilah Jawa kuno "Merdeka iku yen Soekarno mbe Hatta baris rapi ning njero dompet. Yen sing baris Pattimura, berarti isih perjuangan."? "Merdeka iku yen Soekarno mbe Hatta baris rapi ning njero dompet. Yen sing baris Pattimura, berarti isih perjuangan."(Merdeka itu kalau Soekarno dan Hatta baris rapi di dalam dompet. Kalau yang baris Pattimura, berarti masih perjuangan)
-
Apa yang dilakukan Presiden Soekarno di Pesanggrahan Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Mengapa Soekarno harus dirawat giginya di Istana Merdeka? Saat itu, Soekarno sedang diperlakukan sebagai tahanan politik pasca peristiwa G30S yang di mana ia dicurigai ikut berperan dalam peristiwa tersebut.
Selain itu, upaya penyerangan juga sudah mulai berkurang, dan dua kota besar yakni Hiroshima dan Nagasaki telah dibom oleh pasukan sekutu sehingga kekuatan utama untuk modal kolonialisasi telah habis.
Lantas seperti apa kisahnya? Dan bagaimana gedung ini dijadikan tempat menyusun ide penculikan dua bapak bangsa itu? Berikut kisah menariknya.
Bermula dari Munculnya Berita Kekahalan Jepang
Aksi nekat para pemuda tokoh pergerakan yakni Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh ini diketahui bermula saat mereka mendapat kabar bahwa Jepang telah bertekuk lutut pada pasukan sekutu.
Merujuk esi.kemdikbud.go.id, kekalahan Jepang terjadi usai dua kota penting mereka yakni Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh sekutu pada 6 dan 9 Agustus 1945. Kemudian, Jepang juga terdesak di perang pasifik, sehingga resmi mengakui kekalahan pada 14 Agustus 1945 dan melepaskan Indonesia.
Para pemuda ini kemudian mencoba menemui Soekarno di hari itu juga, namun menemui kebuntuan. Alasannya, Soekarno masih ingin menunggu info resmi dari pihak Jepang yang berjanji untuk memberikan kemerdekaan.
- KPK Kembali Geledah Kantor Dinsos dan Bappeda Kota Semarang
- Dikelilingi Gedung Bertingkat, Begini Kisah Gedung Candra Naya di Pecinan Jakarta Barat yang Legendaris Sejak 1807
- Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79
- Pernah Lihat Atap Gedung Bertuliskan Allah di Jalan Simatupang Jaksel? Ternyata ini Isi di Dalamnya
Pemuda Menyusun Rencana di Gedung Joeang 45
Sebelumnya, gedung ini merupakan hotel milik pengusahan Belanda yang didirikan pada 1920-an. Ketika masuk pendudukan Jepang, seluruh bangunan peninggalan Belanda dikuasi termasuk hotel tersebut.
Hotel ini semula bernama Schomper yang didirikan oleh pengusaha bernama LC Schomper. Kemudian, hotel bergaya indische dengan pilar-pilar dan fasad raksasa itu digunakan oleh Jepang untuk melatih para pemuda Indonesia memahami politik demi mendukung penjajahan Jepang.
Sadar diperalat, para pemuda yang telah bergabung sebagai anggota Ganseikanbu Sedenbu yang dibentuk sebagai propaganda Asia Timur. Gedung kemudian dijadikan tempat berdiskusi dan merumuskan rencana kemerdekaan yang direbut dari golongan tua.
Merancang Penculikan Soekarno-Hatta
Di gedung Joang 45 inilah para pemuda kemudian menggelar musyawarah dadakan. Alasan mereka ingin Soekarno segera membacakan teks proklamai lantaran janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan di tangga 24 Agustus 1945 terlalu lama.
Para pemuda juga tidak setuju lantaran usulan tanggal tersebut diberikan oleh PPKI yang merupakan bentukan Jepang. Ini akan menjadikan proses deklarasi merupakan pemberian Jepang yang merupakan bangsa penjajah dan membuat Indonesia tidak mampu berdiri sendiri.
Kemudian, pada 16 Agustus 1945 dini hari, pemuda-pemuda radikal itu menculik Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok yang dibantu oleh pasukan PETA.
Pemilihan Rengasdengklok sendiri, lantaran cukup strategis dan tidak jauh dari Jakarta. Kemudian, tempatnya juga tersembunyi dan sudah dikuasai oleh pasukan pejuang Indonesia.
Menjadi Museum
Saat ini, gedung tersebut menjadi salah satu destinasi sejarah berupa museum. Di sana, tersimpan berbagai arsip serta diorama seputar pergerakan para pejuang kemerdekaan serta para bapak bangsa.
Mengutip Youtube Fokus Indosiar, di dalam museum terdapat sejumlah benda-benda peninggalan sejarah berupa foto-foto para pejuang kemerdekaan seperti Poetra (Pusat Tenaga Rakyat), kelompok Kaigun yang menentang Jepang dan dikomandoi oleh Ahmad Soebardjo, serta kelompok Menteng 31 yang diisi golongan muda.
Ada Diorama Gerakan Kemerdekaan
Kemudian, di sana juga terdapat diorama pergerakan pemuda saat merumuskan strategi dan saat menculik Soekarno – Hatta. Terlihat, Soekarno dan Hatta dikelilingi pemuda saat menyusun rencana proklamasi kemerdekaan, presiden pertama Indonesia itu terlihat menuliskan renaca di secarik kerta di atas sebuah piano tua.
Di museum ini juga ada replika tulisan Soekarno dalam ukuran besar yang berisi catatan teks proklamasi kemerdekaan. Selanjutnya, naskah tersebut dibacakan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.
Tempat ini sangat cocok dikunjungi untuk mengenang hebatnya para pahlawan kemerdekaan dan pendiri bangsa dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari penjajahan bangsa asing.