Jadi Destinasi Budaya, Begini Kisah Kampung Angklung Nempel di Ciamis yang Mendunia
Di sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Di sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Jadi Destinasi Budaya, Begini Kisah Kampung Angklung Nempel di Ciamis yang Mendunia
Mengunjungi Ciamis, tidak lengkap rasanya jika belum mendatangi Kampung Nempel di Desa Panyingkiran.
Lokasi ini telah lama dikenal sebagai sentra produksi dan pertunjukan alat musik tradisional Sunda, angklung.
Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
-
Apa yang menjadi ciri khas Kampung Wisata Ciburial? Kesenian unik ini menjadi ciri khas di Kampung Wisata Ciburial.
-
Kenapa Kampung Cipari cocok sebagai destinasi budaya? Kampung ini juga menyimpan sejarah penjajahan di masa silam. Kampung ini pun cocok dikunjungi sebagai destinasi budaya dan sejarah yang ada di tatar priangan timur.
-
Apa yang menjadi ciri khas wisata Cadas Ngampar? Aliran jernih dengan bebatuan besar menjadi ciri khas wisata Cadas Ngampar di Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis.
-
Mengapa tradisi Nyawalan di Ciamis melibatkan berbagai kesenian tradisional? Dalam bahasa Sunda, nyawalan artinya merayakan bulan Syawal atau bulan kemenangan di Hari Raya Idulfitri. Sisi menarik dari nyawalan adalah seluruh pengisi acaranya berasal dari warga setempat dengan memakai dandanan ala masyarakat tradisional Sunda.
-
Bagaimana pemandangan di Desa Wisata Ciasihan? Mengutip Instagram Disparbud Jabar, Selasa (3/10), hal pertama yang bisa ditemui dan dirasakan saat menginjakan kaki di desa wisata Ciasihan adalah pemandangannya yang cantik dan berhawa sejuk.
-
Bagaimana suasana di Desa Wisata Cimaja? Desa Wisata Cimaja jadi salah satu destinasi wisata terbaik di Sukabumi karena suasananya mirip di Bali.
Pengunjung akan diajak mengenal lebih dekat dengan instrumen musik berbahan utama bambu ini, mulai dari cara pembuatannya, memainkannya, sampai distribusinya.
Saat ini, permukiman tersebut telah dikenal sampai mancanegara sebagai Kampung Angklung Nempel, dan cocok jadi salah satu destinasi budaya yang sayang untuk dilewatkan.
Asal Muasal Jadi Kampung Angklung
Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, terkenalnya Kampung Angklung Nempel di dunia internasional tak terlepas dari sosok Alimudin atau yang biasa dikenal sebagai Mumu.
Mulanya ia hanya pembuat angklung biasa yang masih ikut dengan seseorang di wilayah Kota Banjar pada 1970. Di tahun 1990-an, Mumu kembali ke kampungnya dan merintis sendiri usaha pembuatan angklung.
Karena kualitasnya yang baik, angklung buatan Mumu mulai dikenal di banyak daerah, dan permintaannya kian banyak. Mumu lantas merekrut warga sekitar tempat tinggal untuk membantu membuat angklung.
Produksi Ratusan Angklung Tiap Har.
Lambat laun, permintan angklung mulai merambah ke luar daerah. Mumu bersama warga lain di Kampung Nempel lantas kebanjiran pesanan.
Dengan tenaga dan sumber daya yang melimpah, kampung tersebut bisa memproduksi angklung sampai ratusan buah dalam satu hari.
Sampai sebelum tahun 2014, warga-warga di sana juga mulai tertarik ikut memproduksi angklung hingga seluruh warga menggantungkan hidupnya dari pembuatan alat musik tersebut.
Terdapat Ratusan Perajin
Disampaikan Mumu, sampai saat ini total sudah ada seratusan perajin angklung yang seluruhnya merupakan warga setempat.
Kampung Angklung Nempel sendiri menjadi daerah paling aktif di Jawa Barat sebagai tempat pembuatan angklung berskala besar.
Mumu menjadi sosok yang mampu membawa angklung ke level atas walau berawal dari perajin biasa berskala rumahan.
Pasok Angklung sampai Mancanegara
Mumu bersama warga di Nempel mengirim angklung-angklung ke berbagai daerah di Indonesia.
Gambar: YouTube Dispar Kabupaten Ciamis.
Bahkan, angklung buatan warga kampung tersebut juga sudah tembus hingga pasar mancanegara.
Dari situ, dirinya bersama warga lain kemudian berjuang untuk mengenalkan Kampung Nempel sebaga sentra pembuatan angklung yang dideklarasikan pada 2014 lalu.
Belajar Memainkan dan Membuat Angklung
Sebagai destinasi budaya, Kampung Angklung Nempel sangat terbuka dengan para wisatawan yang ingin mengetahui tentang seluk beluk angklung.
Warga bisa mempelajari cara memainkannya dengan nada-nada tradisional Sunda, termasuk membuatnya dari nol sampai jadi.
Tak hanya warga biasa, kalangan siswa sekolah juga banyak yang mendatangi Kampung Angklung Nempel untuk mengenal salah satu kearifan lokal warisan nenek moyang itu.
Cara Membuat Angklung
Adapun pembuatan angklung akan diawali dengan pemilihan bambu yang berkualitas. Bambu kemudian dijemur dan dipotong, sesuai kebutuhan angklung yang akan dibuat dan jenis nada yang dihasilkan.
Kemudian setelahnya, bambu bisa dicuci dengan menggunakan pembersih seperti sabun maupun deterjen. Setelah bersih, bambu bisa kembali dijemur sampai mengering.
Di tahap selanjutnya, bambu akan masuk proses pelukisan motif batik menggunakan solder listrik. Agar maksimal, pelukisan harus berhati-hati karena warna bersifat permanen. Agar cantik, bambu diberi cat pelapis.
Terakhir, bambu kembali dijemur agar tahan lama, dan diberi tali pengikat untuk dipasangkan di rangkaian angklung dengan nada yang berurutan.
Dicek Suara sebelum Dijual
Tahap terakhir adalah pengetesan suara, di mana bambu yang sudah jadi angklung akan dicek masing-masing nadanya.
Ini juga akan dilakukan uji ketahan kembali, dengan menyimpannya di ruangan khusus selama dua sampai tiga hari, sebelum dilepas ke pasaran.
Adanya geliat melestarikan kebudayaan ini, memunculkan wacana oleh pemerintah setempat untuk menjadikan Kampung Angklung Nempel sebagai salah satu destinasi wisata edukasi, dengan nuansa kesenian Sunda yang khas.