Jadi Inspirasi Nama Sungai Citarum, Intip Fakta Menarik Tanaman Tarum yang Kini Dilupakan
Konon, nama Citarum diambil dari sebuah tumbuhan "ajaib" bernama Tarum yang dahulu digilai Belanda.
Konon, nama Citarum diambil dari sebuah tumbuhan "ajaib" bernama Tarum yang dahulu digilai Belanda.
Jadi Inspirasi Nama Sungai Citarum, Intip Fakta Menarik Tanaman Tarum yang Kini Dilupakan
Citarum merupakan nama sungai yang membelah bumi Jawa Barat, dari ujung selatan hingga pangkal Muara Gembong di Kabupaten Bekasi. Sungai dengan panjang 297 kilometer itu memiliki kisah yang menarik, termasuk dari penamaannya.
Asal-usul kata Citarum pun tidak muncul begitu saja. Kabarnya, nama ini terinspirasi dari sebuah tanaman yang unik dan langka. Ini sesuai dengan topomini masyarakat Sunda dari masa ke masa yang selalu mengidentikkan suatu tempat dengan kondisi di sekitarnya.
-
Apa bukti bahwa orang Sunda di zaman dulu menggantungkan hidup di Sungai Citarum? Sungai Citarum, jadi titik awal peradaban orang Sunda zaman dahulu.
-
Apa itu Tari Tabut? Tari Tabut merupakan sebuah tari kreasi yang sudah lama eksis di Bengkulu. Kesenian ini diadaptasi dari sebuah upacara ritual agama yang disebut Ritual Tabut.
-
Apa itu Tari Sulintang? Tari Sulintang sendiri merupakan ekspresi dari Tjetje Soemantri untuk menampilkan keindonesiaan di dalam seni yang ia ciptakan. Ini karena dirinya ingin membawa semangat persatuan sehingga bisa mendapat pengakuan di mata dunia.
-
Apa yang diwujudkan dalam Tari Mbuah Page? Tari Mbuah Page menjadi salah satu cara yang dipersembahkan sebagai bentuk untuk menghormati Beru Dayang Jile-jile sekaligus media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait pesan yang baik bagi kehidupan sesama.
-
Apa itu Tari Sintung Sumenep? Tari Sintung merupakan salah satu ekspresi keimanan umat muslim di Kabupaten Sumenep kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Dimana letak awal sungai Citarum? Titik nolnya berada di kawasan Situ Cisanti, Kecamatan Kertasari.
Konon, nama Citarum diambil dari sebuah tumbuhan bernama Tarum yang dahulu populer sebagai pewarna.
Tak sekedar pewarna, karena tanaman ini juga memiliki keajaiban lainnya yang tak dimiliki tanaman-tanaman lain.
Penasaran dengan kisahnya? Berikut fakta nama Citarum yang berasal dari tanaman dan kini mulai dilupakan.
Mengenal Tanaman Tarum
Dalam catatan di Wikipedia, tanama tarum atau biasa disebut nila memiliki nama latin Indigofera Tinctoria.
(Foto: upnyk.ac.id)
Tanaman ini termasuk ke dalam suku polong-polongan, dengan daun yang berjajar tunggal di tulang daun berukuran kecil.
Tarum juga memiliki bunga berwarna ungu kebiruan, dengan beberapa sisinya berwarna putih dan terkadang kemerahan.
“Sungai Citarum ini ada hubungannya dengan pohon tarum yang menjadi sumber inspirasi penamaannya,” kata pelestari tanaman Tarum, Gelar Taufik, mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
Jadi Pewarna Alami
Dalam keadaan mekar, tanaman tarum memiliki tampilan yang indah dengan warna cerah menyala. Bunganya berbentuk mengerucut, dengan kelopak-kelopak kecil berwarna nila atau ungu kebiruan yang dominan.
Banyaknya tanaman tarum di sekitar sungai, akhirnya masyarakat di zaman dahulu menamai sungai besar itu dengan nama Citarum (Ci=cai atau air dan Tarum=bunga tarum).
Tinggi tanaman tarum diketahui mencapai 1,5 meter, dengan banyak cabang dan bisa muncul di batang bawah.
(Foto: Wikipedia)
- Perempuan Dewasa dan Anak Kecil Ditemukan Tewas Mengambang di Sungai Citarum
- Ini Penyebab Sungai Citarum Jadi Lautan Sampah
- Dulu Leluhur Orang Sunda Dikenal sebagai Bangsa Akuatik, Peradaban Dimulai dari Sungai Citarum
- Langsung Menghadap Danau Toba, Ini Fakta Menarik Gunung Sibuatan di Kabupaten Karo
Disukai Belanda
Di masa silam, tanaman ini menjadi salah satu komoditas yang diandalkan Belanda terutama untuk kemajuan industri tekstil.
Sebab, warna biru yang dihasilkan sangat pekat dan cocok diaplikasikan di selembar kain.
Untuk mendapatkan warna biru, sejumlah tanaman tarum direndam di dalam air selama semalaman. Kemudian, warna bisa diaplikasikan ke beberapa jenis bahan seperti kain dan batik.
Di rentang abad ke-20, sekitar tahun 1917 sampai 1930-an, pemerintah Hindia Belanda pun mengekspor tanaman ini sebagai komoditas untuk industri kain di luar negeri.
Tanaman Tarum Kini Dilupakan
Sayangnya pamor tanaman tarum tak segemilang masa penjajahan Belanda. Semakin ke sini, tanaman itu sudah kurang dikenal.
Mengutip laman citarumharum.jabarprov.go.id, dahulu tanaman ini banyak dijumpai di pinggiran Sungai Citarum. Kemudian, banyak juga dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai pewarna dan pakan ternak.
“Pamor tanaman Tarum kini merosot, bahkan hanya tinggal sejarah karena munculnya zat pewarna kimia yang banyak diproduksi pabrik,” kata Komandan Sub 4 pembibitan Citarum Harum, Serka Agus.
(Foto: Citarum Harum)
Bermanfaat bagi Lingkungan
Selain memiliki keindahan, tanaman tarum juga memiliki manfaat yang baik bagi lingkungan. Kehadirannya mampu menyaring sampah, dan menghijaukan aliran sungai.
Satuan tugas Citarum Harum pun mengajak masyarakat untuk menanam kembali tanaman tarum sebagai bentuk pelestarian lingkungan dan membangkitkan nilai sejarah Sungai Citarum yang sudah menopang kehidupan warga sejak ribuan tahun silam.
“Bukan tidak mungkin, jika pamor tanaman Tarum ini kembali digaungkan oleh masyarakat sekitar, dengan cara kembali menanam tanaman Tarum. Jika sudah difungsikan kembali, otomatis keberadaan sampah di sungai bisa terkontrol,” tambahnya.