Kasus LSD pada Sapi di Tangerang Kini Capai 303 Ekor, Ini 4 Faktanya
Timbul benjol-benjol di sekujur tubuh menjadi tanda dari penyakit lumpy skin disease atau LSD. Penyakit ini menyerang hewan ternak sapi. Saat ini terdapat total 303 ekor hewan yang dilaporkan terserang.
Timbul benjol-benjol di sekujur tubuh menjadi tanda dari penyakit lumpy skin disease atau LSD yang menyerang hewan ternak seperti sapi. Saat ini terdapat total 303 ekor sapi di Tangerang yang dilaporkan terserang LSD.
Dikonfirmasi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Joko Ismadi, penyebaranLSD saat ini terus bertambah selama beberapa pekan terakhir. Sebelumnya hanya puluhan hewan yang terserang.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Sampai tanggal 3 Mei ada 219 kasus di 13 kecamatan. Tetapi ternyata ada tambahan lagi di 3 kecamatan dengan total 303 kasus LSD," katanya, dikutip dari ANTARA, Selasa (16/5)
Awalnya hanya 30 kasus
Penyakit LSD mengintai sapi dan kerbau ©2022 Merdeka.com/Dok. Balai Besar Veteriner Wates
Berdasarkan laporan yang ia terima, kasus LSD sudah menyebar di Kabupaten Tangerang sejak awal tahun 2023 lalu. Pada Februari, jumlahnya hanya mencapai 30 kasus.
Terdapat dua jenis hewan yang rentan terserang, yakni sapi potong dan kerbau. Di bulan tersebut, penyakit LSD terlokalisir di dua kecamatan yakni Tigaraksa dan Solear.
Sebelumnya kasus ini juga sudah ditemukan sejak akhir tahun 2022 lalu, namun jumlahnya masih sedikit yakni hanya 10 ekor hewan sapi.
Sudah menyebar hingga 16 kecamatan
Berdasarkan data terakhir di bulan Mei, penyebaran LSD sudah meluas hingga 16 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Sebelumnya penyakit ini menyerang di 13 kecamatan. Ia menyebut jika angka persebarannya cukup besar.
"Ini cukup signifikan peningkatannya, karena memang kendalanya kami sedang kejar tayang untuk program vaksinasi PMK yang 10 ribu. Kemudian di 3-4 bulan terakhir dengan penambahan kasus 300-an cukup besar," ujarnya.
Walau terjadi perluasan penyebaran, sebagian hewan yang tertular sudah dinyatakan sembuh. Ini berkat upaya pengobatan oleh DPKP.
"Ada beberapa juga hewan yang sebelumnya suspek saat ini sudah sembuh juga," ucap dia.
Belum ada laporan kematian
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini belum terdapat laporan kematian dari hewan ternak sapi yang terjangkit.
"Kasus hewan (mati) karena penyakit itu belum ada, karena kita langsung lakukan penanganan dengan memberikan pengobatan," bebernya
Untuk mengurangi penyebarannya, upaya pengobatan dan vaksinasi terus digiatkan bersamaan dengan penghentian penyakit kuku dan mulut yang sebelumnya sudah menular di hewan ternak sapi.
Kemudian upaya pengetatan dari peredaran hewan ternak juga dilakukan pihaknya agar persebaran penyakit bisa dikontrol.
Ditularkan lalat hingga nyamuk
Dikutip dari laman Ditjen Pertanian, penyakit ini memiliki potensi untuk menular antar sesama hewan ternak sapi. Penyebab penyakit ini belakangan diketahui berasal dari nyamuk (genus aedes dan culex), lalat (Stomoxys sp, Haematopota spp, Hematobia irritans), migas penggigit dan caplak (Riphicephalus appendiculatus dan Ambyomma heberaeum).
Selain itu, penularan melalui cairan tubuh hewan yang saling terkontaminasi juga dimungkinkan terjadi, dengan masa inkubasi hingga 14 hari.
Untuk mencegah penyebarannya peternak diminta untuk menjaga kebersihan kandang untuk memutus mata rantai LSD secara berkala.
"Kami coba maksimalkan kira-kira apa yang bisa kami lakukan, apakah di waktu senggang kami vaksinasi PMK. Kasus yang dulu sudah mulai sembuh. Tapi, pada intinya sekarang kami secara maksimal melakukan penanganan," kata dia.