Keterbatasan Fisik Tak Membuatnya Berbeda
Lahir dengan kondisi fisik yang berbeda dari anak lain, tak membuat Tiyo Satrio berkecil hati. Tiyo memang terlahir tanpa lengan dan kaki, tetapi ia masih bisa menjalani harinya sebagai seorang anak usia belasan tahun pada umumnya.
Lahir dengan kondisi fisik yang berbeda dari anak lain, tak membuat Tiyo Satrio berkecil hati. Tiyo memang terlahir tanpa lengan dan kaki, tetapi ia masih bisa menjalani harinya sebagai seorang anak usia belasan tahun pada umumnya.
Meski sempat terkejut dengan kondisi anaknya saat lahir, Mimi, ibu Tiyo, kini merasa baik-baik saja dan justru bangga. Tiyo memang lahir dengan fisik tak lengkap, namun Tiyo berhasil menjadi anak yang baik, ramah dan cerita.
-
Apa yang digambarkan foto pertama di koran? Foto ini menggambarkan jalan-jalan Paris yang dibarikade akibat aksi mogok kerja.
-
Kapan mitos foto bertiga mulai menyebar? Mitos ini kemudian menyebar ke beberapa negara Asia lainnya, termasuk Indonesia.
-
Di mana mangga garifta pertama kali dikembangkan? Mangga garifta pertama kali dikembangkan di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa yang terjadi pada foto Rafathar? Ada yang meminta atau request bagaimana jika foto Rafathar diedit menjadi usia 18 tahun.
-
Siapa yang terlihat gagah mengenakan seragam dinas dalam foto pertama yang dibagikan? Sementara itu sang suami, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak berdiri gagah mengenakan seragam dinasnya.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Menurut penuturan ayah Tiyo, Wawan, putranya adalah anak yang mandiri. Meski masih membutuhkan bantuan orang lain untuk mendorong kursi rodanya, Tiyo bisa melakukan beberapa hal tertentu seorang diri.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Seperti halnya belajar, Tiyo mampu menulis dengan lancar menggunakan mulutnya. Tak hanya itu, bocah yang bersekolah di SLB Firdaus Ciamis, Jawa Barat ini juga diakui gurunya, pandai dalam bidang matematika, lho. Sampai, kepala sekolah memuji kepandaian Tiyo, yang saat itu masih kelas dua dan bisa menyelesaikan soal perkalian dan pembagian dengan mudah.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Tak hanya pandai matematika, Tiyo Satrio juga anak yang taat beribadah. Walau harus dibantu untuk mengenakan peci dan wudhu, tak membuat semangat Tiyo untuk rajin salat.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Sama seperti anak seusianya, Tiyo juga gemar bermain gim Playstation. Meski bermain dengan menggunakan dagu, Tiyo mampu bertanding dengan teman-temannya.
"Setelah mandi dia bermain sampai guru mengambilnya. Pulang sekolah dia bermain lagi. Setiap hari dia bermain (gim)," ujar Mimi, dilansir dari Liputan6.com.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Keterbatasan bukan menjadi alasan untuk rendah diri dan malu. Tiyo Satrio membuktikannya. Tak hanya berprestasi secara akademik, ia juga berhasil menjadi siswa favorit di sekolah karena keramahan dan kepribadiannya.
(mdk/snw)