Ketika Terasi Udang Bikin Cirebon Merdeka, Begini Kisahnya
Dahulu terasi udang bikin Cirebon merdeka dari Kerajaan Pajajaran. Begini kisahnya.
Dahulu terasi udang bikin Cirebon merdeka dari Kerajaan Pajajaran. Begini kisahnya.
Ketika Terasi Udang Bikin Cirebon Merdeka, Begini Kisahnya
Cirebon selama ini dikenal sebagai kota udang karena berada di wilayah pesisir dengan hasil tangkapan utama udang laut. Udang bisa diolah menjadi banyak bahan makanan, salah satunya terasi.
Di masa silam, terasi menjadi pendongkrak ekonomi Cirebon karena dicari oleh para pemburu rempah. Saking melimpahnya, terasi juga sampai dijadikan upeti untuk menunjang kerajaan Pajajaran.
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati menyiarkan Islam di Cirebon? Melalui gelar ini, Sunan Gunung Jati mulai bergerilya untuk mengenalkan ajaran Islam di wilayah Cirebon yang warganya masih memeluk agama Hindu Buddha serta kepercayaan leluhur.
-
Apa itu Tayuban Cirebon? Kesenian Tayuban menjadi salah satu warisan lokal yang punya banyak makna.
-
Bagaimana kesenian Tayuban Cirebon dipertunjukkan? Pertunjukkan Tayuban Dalam pementasannya, kesenian ini dilakukan oleh seorang penari yang disebut ronggeng dan diiringi pemusik karawitan seperti kendang, goong, kenong, gamelan, kecrek dan suling. Musiknya cenderung dinamis, namun didominasi tempo lambat. Penarinya juga menggunakan selendang yang akan diberikan kepada tamu yang disambut untuk ikut menari.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari rotan Cirebon? Keunggulan dari rotan khas Cirebon ini adalah di motifnya yang beragam, dengan aneka hiasan dan warna.
-
Apa yang dilakukan Sunan Kalijaga di Cirebon? Ketika itu dirinya menjadikan Cirebon sebagai pusat ajaran Islam dan dijalankan bersama Sunan Gunung Jati. Di sini, ia bersama Sunan Gunung Jati mengenalkan cara berdakwah melalui kesenian yang ketika itu digandrungi masyarakat.
Namun siapa sangka jika terasi mampu membuat wilayah ini merdeka di masa silam? Kejadian unik berlangsung saat Cirebon masih di bawah kekuasaan kerajaan Pajajaran lewat pemimpinnya Sri Baduga Maha Raja Prabu Siliwangi.
Berikut kisah selengkapnya, Cirebon yang berhasil merdeka berkat terasi udang.
Terasi Udang Jadi Komoditas Paling Laku dari Cirebon
Kembali ke tahun 1415, di mana wilayah Cirebon masih di bawah pimpinan kerajaan Pajajaran. Kala itu wilayah ini jadi salah satu sentra ekonomi bagi ibu kota Pajajaran yakni Pakuan. Pelabuhan menjadi gerbang perdagangan, bahkan dengan negara-negara Asia dan Eropa dengan komoditas utamanya ikan dan rempah.
Setelah wilayah yang dulunya sebagai kerajaan Singapura (bukan Singapura negara) itu berubah menjadi padukuhan Cirebon. Sang pemimpin bernama Pangeran Cakrabuana lantas menjadi pencari udang dan mengolahnya menjadi terasi.
Lambat laun wilayah Cirebon menjadi tujuan para pencari terasi, hingga perekonomiannya terus meningkat. Karena kepandaiannya ini memberdayakan potensi sumber daya alam perikanan, Pangeran Cakrabuana dihadiahi gelar Tumenggung oleh Kerajaan Pajajaran.
Harus Setor Upeti dalam Jumlah Besar
Setelah dihadiahi gelar, Pangeran Cakrabuana pun diminta untuk menyerahkan terasi dalam jumlah besar kepada kerajaan Pajajaran sebagai upeti.
- Tebak Kepribadian Seseorang Dilihat dari 5 Bentuk Bibir
- Jelang Muktamar, Kiai-Kiai Cirebon Serukan NU dan PKB Berdamai Demi Bangsa Indonesia
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Kelezatan Semangkuk Mi Kipas Khas Cirebon, Cara Masaknya Unik dan Curi Perhatian
Upeti ini diberikan secara terus menerus, dan cukup mencekik rakyat.
Mengutip Liputan6, upeti terasi udang dari Cirebon ini kemudian dikirim ke Desa Balerante, Kecamatan Palimanan.
Selanjutnya terasi diangkut menuju Rajagaluh hingga diteruskan ke Bogor sebagai ibu kota Pakuan Pajajaran.
Konon pada saat itu, terasi buatan Pangeran Cakrabuana terkenal harum dan lezat. Rasa gurihnya juga kuat, terutama setelah diolah menjadi makanan.
Pangeran Cakrabuana Melantik Sunan Gunung Jati menjadi Pemimpin
Singkat cerita, karena usianya yang kian tua, dan suksesnya sang keponakan yang bernama Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dalam menimba ilmu keislaman dan kepemimpinan, maka dilantiklah Syarif Hidayatullah sebagai raja Cirebon.
Kondisi ini membuat Raja Pajajaran bertanya-tanya, hingga mengirim utusan ke Cirebon. Pasukan ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabayan untuk menyelidiki mengapa Cirebon sudah tak mengirim upeti dan melantik Syarif Hidayatullah secara sepihak.
Saat itu terjadi dialog yang cukup alot terkait pemutusan upeti. Usut punya usut, Syarif Hidayatullah peduli terhadap rakyatnya yang belum sejahtera. Ini karena upeti tidak dibayar, alias kerajaan Pakuan Pajajaran mendapatkannya secara gratis. Padahal terasi jadi pemasukan ekonomi yang amat besar bagi kota di pesisir utara Jawa Barat tersebut.
Terasi Bikin Cirebon Merdeka dari Pajajaran
Setelah dialog, keempat puluh pasukan pun menyatakan setuju dan kagum terhadap alasan tersebut.
Mereka kemudian memilih masuk Islam. Hal yang sama juga terjadi saat datangnya utusan yang kedua pimpinan Tumenggung Jagasatru.
Karena dijelaskan secara enak dan masuk akal, maka rombongan tersebut juga kembali menyatakan untuk masuk Islam. Akhirnya, Cirebon pun berhasil berdaulat dengan terasi udangnya yang bikin kerajaan Pajajaran ketagihan hingga kerepotan saat pengiriman dalam bentuk upeti harus dihentikan.
Ini bisa membuktikan bahwa Cirebon bisa mandiri berkat terasi udang yang bikin Cirebon mandiri, sehingga tidak perlu bergantung kepada kerajaan Pakuan Pajajaran.
"Sejak saat itu terasi olahan Pangeran Cakrabuana sangat dikenal dan mampu membawa nama Cirebon diangkat menjadi Ketumenggungan oleh kerajaan Pajajaran," sebut almarhum Filolog Cirebon, Opan Sapari.
Tanggal 2 April 1482 Cirebon Resmi Berpisah dari Kerajaan Pajajaran
Dalam laman Cirebon Histori disebutkan bahwa kemerdekaan Cirebon dari invasi Kerajaan Pajajaran terjadi pada tanggal 2 April 1482. Dalam catatan Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus Papat Ikang Sakakala, faktor lain yang menyebabkan Cirebon ingin lepas karena sulitnya mengislamkan Kerajaan Pajajaran.
Tawaran masuk Islam berulang kali ditolak oleh Raja Prabu Siliwangi. Sejak saat itu, Cirebon akhirnya mengukuhkan diri berdaulat menjadi sebuah kewilayahan yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, tanpa bergantung kepada Pajajaran.
Tanggal 2 April kemudian diputuskan menjadi hari jadi Kabupaten Cirebon, dengan berdirinya Kasultanan Cirebon secara resmi.