Mahasiswa IPB Bikin Es Krim Ramah Lingkungan, Miliki Nilai Karbon Rendah
Es krim inovasi mahasiswa MIPA IPB tersebut diketahui turut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 (Good Health and Well-being) dan nomor 12 (Responsible Consumption and Production).
Es krim selama ini hanya dikenal sebagai salah satu produk pangan yang bisa dinikmati sehari-hari. Namun di tangan lima mahasiswa dariInstitut Pertanian Bogor (IPB), kudapan menyegarkan itu dibuat menjadi gerakan ramah lingkungan dengan diberi nama Climato.inc.
Gagasan yang dibawa Iswatun Annas, Melani Laela Lestari, Milkah Royna, Phidju Marrin Sagala, dan Zahra Amani tersebut diketahui akan menyadarkan para penikmat es krim terkait pentingnya menjaga kondisi iklim yang saat ini sudah bergeser. Kelima mahasiswa dari Program Studi MIPA tersebut menuangkan gagasannya lewat program Youth Leadership Camp for Climate Change (YLCCC) 2021.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
“Climato menyadari pentingnya sistem pangan saat ini yang harus sehat, bergizi bagi tubuh namun juga tidak melupakan kelestarian lingkungan," terang Iswatun, melansir dari sariagri.id, Kamis (03/06).
Miliki Nilai Karbon Rendah
Menurut Uswatun, ada misi penting yang dibawa melalui Climato.inc, yakni berawal dari kreasi es krim ramah lingkungan yang membawa misi kebaikan untuk kesehatan dan lingkungan di sekitar kita.
Program ini diketahui ikut mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 (Good Health and Well-being) dan nomor 12 (Responsible Consumption and Production).
"Ice cream Climato memiliki nilai carbon footprint yang rendah. Hal ini berkaitan langsung dengan proses pembuatannya yang juga yang smart climate,” ungkapnya.
Menjaga Lingkungan Sambil Makan Es Krim
Terkait pemilihan bahan, timnya membuatkan es krim dari bahan-bahan alami yang bisa diolah lagi. Salah satu bahan tersebut adalah buah pisang, di mana varian tersebut sangat disukai anak-anak di Babakan Lebak, Balumbang Jaya, Bogor.
Ia mengatakan, jika dari Climato ia bersama keempat kawannya turut mengajak pentingnya membuat makanan ramah lingkungan yang bisa diolah dalam bentuk yang tak kalah menarik sehingga termanfaatkan.
“Anak-anak suka es krim Climato dan menanggapi rasanya yang enak dan sehat. Ke depannya jika kampanye ini terus dilanjutkan, harapannya Climato dapat membawa kebahagiaan bagi orang-orang yang membutuhkan. Selain itu Climato juga turut membuat publikasi terkait hal-hal tentang es krim dan juga korelasinya dengan iklim, seperti halnya carbon footprint,” imbuhnya.
Es Krim Bisa Efektif Mengajak Masyarakat
Sementara itu, Divina Umanita Iliyyan di podcastnya yang mengangkat inovasi dari Climato.inc mengatakan bahwa es krim melalui Climato.inc dinilai mampu mengajak masyarakat untuk membawa perubahan positif.
Hal tersebut didasari pada camilan manis dingin tersebut yang memang disukai banyak orang, sehingga targetnya jelas.
“Kampanye lingkungan itu menurut saya memang harus menyasar pada kegiatan yang lebih spesifik. Pendekatan yang bisa digunakan contohnya melalui fashion atau makanan. Sebagai contoh, pendekatan melalui makanan ya seperti yang dilakukan oleh Climato. Bahkan jika gerakan ini dilakukan oleh mayoritas masyarakat umum, bukan tidak mungkin emisi karbon dari sektor pangan dapat menurun secara signifikan yang pada akhirnya dapat mengurangi laju akselerasi krisis iklim,” katanya.
Membawa Pesan Krisis Iklim
Adapun misi lain yang dibawa Climato Inc adalah membawa pesan tentang kian parahnya pemanasan global. Menurut Zahra Amani, selaku tim Equinox YLCCC 2021, varian es krim menjadi salah satu kudapan yang mengena di masyarakat karena banyak peminatnya.
Mereka disebut Zahra sangat tepat, karena menjadikan es krim sebagai salah satu langkah strategis dalam menghubungkan makanan dengan perubahan iklim melalui analogi mencairnya saat dimakan.
“When it’s hotter, people eat more ice cream. Hal ini juga sesuai dengan kondisi yang jika semakin panas maka es krim akan mencair. Peristiwa ini juga merupakan analogi mencairnya es di kutub ketika bumi semakin memanas sehingga terjadi perubahan iklim di dunia. Es krim menjadi produk analogi yang juga dapat mengedukasi masyarakat bahwa bumi sedang memanas. Di sisi lain masih terdapat harapan untuk dapat melakukan tindakan mitigasi perubahan iklim, yaitu dengan lebih memerhatikan lingkungan dalam melakukan sesuatu seperti halnya es krim Climato yang smart climate," jelasnya.
Memaksimalkan Pemanfaatan Sumber Pangan Lokal
©Pxfuel
Ia menambahkan, gerakan Climato yang digagas kelima mahasiswa tersebut mampu mempelopori perubahan bahwa makanan itu bisa lebih ramah lingkungan dan rendah carbon footprint.
Salah satu cirinya yakni dengan cara menggunakan sumber pangan lokal serta turut mengedukasi masyarakat sehingga lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar.